Part 2

53 5 0
                                    

Agatha berjalan sambil menenteng tas belanja besar yang menampung semua belanjaannya "kok lama sayang?" "Ngga papa kok ma,Yaudah yuk,pulang"jawab Agatha,setelahnya Daniel menancap gas meninggalkan mini market itu menuju rumahnya,diperjalanan,Agatha memperhatikan jalanan malam yang padat merayap "hufttt!!! Macet lagi"keluh Agatha "namanya Jakarta sayang,beda sama singapore" "tapi mending Jakarta ma,singapore temen Agatha obat sama rumah sakit"ujar Agatha diakhiri kekehan kecil,ia sejenak memikirkan lelaki yang tadi ditemuinya,tampan,tapi dingin,dan sedikit tempramen,apa dia sedang dalam masalah? Atau dia seorang introfert? Ah,untuk apa dia memikirkan lelaki yang membentaknya? Tidak berguna sama sekali,tapi kenapa dia muncul di benak Agatha? Lebih pantas jika lelaki baik yang membela Agatha yang muncul di benaknya,hahh,sepertinya Agatha mulai tidak waras.

Andra memasuki kamarnya dengan wajah cemberut dan hati yang tidak karuan,ia memindahkan bawaannya ke dalam kulkas secara acak,lalu mengambil sekaleng beer dan meneguknya,di tatapnya jendela besar di kamar itu dan menerawang jauhh ke masa beberapa tahun silam
"Ibuuu,ayah,apa yang terjadi???"
"Diam!!! Kamu tanya saja pada ibumu,dan mulai saat ini,aku bukan ayahmu!!"
"Ayahhh,ayahh jangan ngomong gitu ayahh,Andra ngga suka dengernyaaa"
"Diam kamu!! Kaia,bereskan barang kamu dan cepat kita pergi dari sini!"
"Nggak!! Kaia ngga mau!! Kaia mau sama ibu sama Andra disini"
"OH GITU?! TERSERAH!! AYAH YANG PERGI KALAU BEGITU!! Ingat satu hal Essy,surat cerai kita akan dibawa secepatnya oleh pengacaraku"
"AYAAHHHH!!!!"

"LELAKI BRENGSEK!!!"umpat Andra sambil mengepalkan tangannya "seenaknya dia pergi setelah menularkan penyakit sialannya itu pada ibu dan aku,tunggu kau,akan ku buat kamu menderita lebih dari yang ibu dan aku rasakan"desis Andra tajam,aura hitam pekat dan penuh dendam seolah melingkupinya dan membuat suasana kamar itu menjadi mencekam

Agatha pagi itu sedang menikmati teh hangat di ayunan kesayangannya yang menghadap ke kolam renang
Ia melihat air yang tenang itu dengan tatapan menerawang,seolah ada rentetan adegan film didalamnya,sang mama yang memperhatikan putrinya sedang melamun akhirnya menghampiri Agatha "nakk,kamu lagi ngapainn?" "Eh? Mama,ngga mah,ngga ngapa-ngapain kok,Agatha cuma lagi mikirin kegiatan Agatha setelah sembuh nanti" "oooohh,kirain mama mikirin pacar kamuu" "mamahhh,Agatha ngga punya pacar mah,bener dehh,mana ada yang mau sama cewe penyakitan kaya Agatha"ucapnya diakhiri dengan nada lirih "sayangg,ngga boleh gitu ah,mama aja yakin kamu pasti sembuh,masa kamu ngga yakin sihh? Kan kita udah ngerahin semua yang kita bisa"ujar Shanti "Agatha cuma takut ma,,kalau suatu saat,semuanya akan sia-sia dan malah menjadi hal yang disesali,aku tau banget berapa banyak kalian ngeluarin uang untuk Agatha selama setahun ini" "cukup! Mama ngga mau denger apapun lagi,lebih baik kamu masuk dan istirahat,jangan kebanyakan berfikir negative,mama harus nemenin papa kamu ke kantor,dan nanti temen mama ada yang dateng dari Surabaya yang akan nemenin kamu disini" "siapa mah?" "Tante Tsania" "seriously?! Yaaaaay ontyy Nia datengggg"pekik Agatha girang "yasudah,kamu sekarang masuk,mama pamit yah sayang,jangan nakal,kalau mau apa-apa minta bibi aja yah?" "Okeyy mamaaaa" setelahnya mereka berlalu,Agatha ke kamarnya,Shanti menuju ke depan dimana suaminya sudah menunggu

Saat Agatha menuju kamarnya,tiba-tiba semuanya seolah berputar dan pandangannya mulai kabur,hingga akhirnya Agatha tidak sadarkan diri..

Andra sedang berjalan-jalan disekitaran apartement nya,dia menjelajah sekaligus ingin tahu lebih banyak hal tentang apartement nya,saat sedang asik berjalan-jalan,diujung jalan terlihat seorang anak berusia 5 tahun yang terjatuh saat turun dari mobilnya,Andra yang melihat itu menghampiri anak kecil yang sudah menangis itu "bundaaaa,,,hiks,,,hiks,,,sakk...iiittt"isak nya,Andra berjongkok dan membantu anak itu berdiri,dilihatnya lutut sang anak sudah mengeluarkan banyak darah "ya ampunn,Gilangg,kamu kok bisa jatuh sayangg?" "Kepeleset karpet bunnn,untung om ini bantuin gilang berdiri"ujarnya "makasi ya mass,udah bantuin anak saya"ujar wanita itu "sama-sama"jawab Andra datar "mas,mas tahu bengkel dekat sini dan klinik? Saya ngga bawa P3K dan mobil saya bannya pecah"ujar wanita itu lagi "disini ngga ada,kalau P3K saya ada di penthouse saya" Andra langsung berlalu menuju apartement nya guna mengambil P3K tak lama kemudian dia kembali,lalu diobatinya luka di lutut anak laki-laki tadi "makasi ya om"ujar Gilang "sama-sama" "saya permisi" "mas tunggu! Ini saya ada sedikit imba...." "tidak usah,saya permisi" Andra langsung berlalu tanpa berniat membantu wanita itu mengganti ban mobilnya

Agatha pov
Semuanya tampak sangat bercahaya disini,kenapa semua terlihat putih?? Kenapa tidak ada tempat berpijak selain putih?? Aku dimana?? Ya tuhann,apa aku sudah meninggal? Tunggu,ituuu ituu astaga Ayah "AYAHHH!!!!" Seketika orang itu menoleh ke arahku "Allana,,sayang ayahhh,kamu kenapa bisa disini nak?"suara itu,panggilan itu,semua rindu seolah semakin membuncah saat mendengar panggilan yang hanya ia yang memilikinya sebagai nama kesayangannya "Allana kangen ayahhh,Allana pengen sama ayahhh,hiks...hiks...ayahhhh" isakan tangisku seketika muncul saat direngkuh lembut oleh sosok superhero yang dulu selalu melindungiku apapun yang terjadi "nakk,ayah disini sudah bahagia,Allana ngga boleh khawatir,ayah juga rindu kamu nak,kamu sudah besar"ujar sang Ayah "ayahh,Allana rindu ayah,Allana disini saja yah sama ayah?" "Ngga sayang,mama kamu pasti akan sangattt sedih kalau kamu disini,ayah mohon Allana kembali yahh? Ayah selalu ada di hati Allana,sayangi papa kamu seperti kamu menyayangi ayah ya nak,,ayah sayang Allana" setelahnya semua seolah menjadi sangat terang dan juga menyilaukan,ragaku seolah tertarik menuju sebuah titik yang sangat jauh dari pandanganku hingga...
Agatha pov end
"ehhhh"erangan itu berasal dari gadis yang sedang berbaring lemah diatas brangkar rumah sakit,setelah beberapa jam tidak sadarkan diri akhirnya gadis itu terbangun dari tidurnya,sang mama dengan sigap menghampiri putrinya dibarengi oleh dokter yang menangani gadis cantik tersebut,setelah diperiksa dan dinyatakan dalam kondisi stabil,dokter itu lalu meninggalkan ruangan "Agathaaa....hiks..kamu buat mama khawatir sayangg"ucapan lembut disertai dengan usapan di kepalanya membuat  Agatha menoleh "mama...mama jangan nangiss,kan Agatha sudah sering sekali kaya gini maa,maafin Agatha yang ngerepotin mama lagi yaa maa"ujar Agatha parau nan lirih "ngga sayang,ngga,kamu jangan minta maaf,sudah seharusnya mama merawat kamu,cepet sembuh ya sayangg,biar kita bisa kaya dulu lagii" "maaa,," "yaa nak?" "Agatha punya permohonan"ucapan lirih itu lamgsung menyita perhatian Shanti,ditatapnya putri semata wayangnya dengan lekat menanti lanjutan permohonan yang akan dilontarkan oleh putrinya "kamu mau apa sayang??"tanyanya saat tak kunjung mendengar permintaan putrinya "Agatha mau,ulang tahun Agatha yang ke-19 dirayain di rumah pohon maa,sama semua keluarga kita"permintaan yang sangat sederhana,namun mampu membuat hati Shanti tak karuan "iya sayangg,tapi Agatha harus janji,rajin minum obat yaaa,jangan sampai telat,terus rutin check up ada atau ngga ada mama dan papa"ucapan Shanti membuat Agatha meralat kalimatnya dalam hati "bahkan hampir setiap check up mama papa ngga ada" Agatha hanya mengangguk pelan,lalu memejamkan matanya "kenapa sayang? Ada yang sakit?"tanya Shanti khawatir "Agatha ngantuk ma,mau tidur sebentar"ujarnya pelan "jangan lama ya sayang,mama takut" "Agatha ngga akan kemana-mana maa,Agatha akan selalu sama mama"ujar Agatha dengan mata terpejam,setelahnya Shanti mengecup singkat dahi sang putri lalu keluar ruang rawat karna ia harus kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan.

Andra memasuki gedung bercat putih itu dengan langkah lebar,dia mencari keberadaan laboratorium tempatnya check up,setelah ia sampai,ia langsung mengisi form dan menunggu giliran,dalam hati dia merapal doa dan harapan agar semua yang dinyatakan dokternya di Bandung tidak benar,dan berharap bahwa dia adalah manusia normal yang hanya terkena musibah berupa kesalahan diagnosa,setengah jam menunggu akhirnya namanya diserukan oleh seorang suster "silahkan tuan,dokter sudah menunggu anda di dalam"ujarnya ramah "terimakasih"jawab Andra lalu tergesa menghampiri meja sang dokter "silahkan duduk,kita akan memulai serangkaian test kesehatn sesuai dengan form yang anda isi"ujar sang dokter ramah,Andra hanya menjawab dengan anggukan singkat,dan berlangsunglah prosedur test kesehatan yang membuat Andra keringat dingin menanti hasilnya,
"Hasilnya bisa diambil besok siang jam 12 ya tuan"ucapan suster itu membuat Andra mengumpat dalam hati, "kenapa harus besok?! Kenapa ngga sekarang aja sih!!" Namun Andra hanya mengangguk lalu meningalkan ruangan tersebut
Saat dia melewati taman yang terhubung dengan parkiran,ia melihat seorang gadis menatap sekumpulan anak kecil sedang berlarian,anak-anak itu tampak malang,dengan kepala plontos khas anak-anak pengidap kanker,Andra jadi teringat adiknya yang seusia mereka,saat Andra asik memperhatikan gadis itu,tiba-tiba seseorang menepuk pundak gadis itu lalu memeluknya,bukan,bukan Andra mempermasalahkan adegan pelukan yang sangat erat itu,tapi,dia mempermasalahkan orang yang memeluk gadis itu,untuk apa dia memeluk gadis mungil itu? Apakah dia ada hubungan dengan gadis itu?? Jika iya,maka Andra sangat bersyukur,dengan begitu ia akan mudah melaksanakan rencananya,rencana untuk membalaskan semua kesakitan yang ia rasakan selama ini,kepada seseorang yang lebih memilih harta dibanding keluarganya..

-To Be Continue-
"Aku tidak apa-apa"
"Lo cantik ya"
"Kamu!!!"
Haiii semuaaaaaa
Welcome back to this story,haihh si author setengah-setengah next nyaa,tapi ngga papa yahh kan lagi liburan,jadi author mau rajin next,nahh ini perjalanan baru dari cerita inii,semoga suka dan semoga kalian terhibur yahhh i hope you all like this story
With love,
Kartikakarsania

All About H&CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang