30th

1.1K 140 7
                                    

Ajudan JoonHyuk membuka pintu mobil untuk pria paruh baya berkacamata itu. JoonHyuk masuk ke dalam mobil lalu melonggarkan dasinya. "Kemana tujuan anda selanjutnya tuan?" tanya managernya yang duduk di jok depan. "Aku ingin mengunjungi putriku dulu sepertinya."

"Tuan pasti sangat kehilangan nona Joohyun, dia memang putri yang baik. Kau pasti merindukannya tuan." Kata supirnya.

"Ku kira begitu." JoonHyuk menyeringai licik.

JoonHyuk pun tiba di makam tempat Joohyun beristirahat. Pria itu menekuk lutut di samping pusara putri semata wayangnya itu. "Joohyun apa kau baik-baik saja disana?" 

"Mianhae membuatmu pergi tanpa pamit pada eommamu sendiri, Joohyun-ah kematianmu adalah keputusanmu sendiri bukan? Mianhae... aku tidak bisa mengakhiri permainanku sekarang, aku terlalu takut untuk itu." Lalu JoonHyuk menaruh sebucket bunga di atas pusara, "Beristirahatlah dengan tenang disana, putriku." JoonHyuk bangkit dari posisinya.

Ia hendak meninggalkan tempat pemakaman dan tak sengaja ia bertemu dengan istrinya sebelum ia pergi, "Kau disini juga?" Tanya JoonHyuk pada istrinya, "Tentu saja. Joohyun adalah putriku, tidak salahkan kalau aku kesini karena merindukannya?"

"Ani, kita sama-sama kehilangan putri semata wayang kita sekarang."

"Aku kira kau tak akan merindukannya," kata istrinya dingin, "DEG" JoonHyuk merasa tak tenang istrinya berkata seperti itu, "Aku kira kau tak akan merindukannya karena kau sibuk."

"Ooh..." JoonHyuk kembali tenang karena ternyata istrinya tidak mengetahui tindakan kejinya, "Dia tetap anakku, pastilah aku merindukannya." 

"Aku bersyukur kalau kau benar merindukannya, dan sepertinya kau akan kembali ke kantor sekarang."

"Ne. Aku pergi sekarang." JoonHyuk meninggalkan tempat pemakaman.

~~~

"Bagaimana bisa ini terjadi." Yoona menggerenyitkan dahinya, langkah kakinya berputar ke tempat yang sama. Ia tak habis pikir bagaimana bisa manipulasi terjadi secepat ini, "Heol jjinjja... dimana sunbae sekarang? Apa Bae JoonHyuk berbuat ulah lagi?" 

"Drrrt...ddrtt..." ChangWook menghubungi Yoona lewat telepon, "Eoddigayeo sunbae? Kemana saja kau? Mengapa bisa jaksa penuntutnya berubah?"

"Mianhae...aku juga tidak tahu apakah Bae JoonHyuk ikut campur dengan kasus ini, sebagai gantinya bagaimana kalau hari kita makan siang bersama?"

"Apa tidak acara lain selain makan siang bersama?"

"Aku yang traktir."

"Tentu saja aku mau kalau begitu."

"Sudah pasti kalau itu kau mau aish..."

"Hahaha..." Yoona tertawa kecil. "Sudah ya sampai bertemu nanti siang."

~~~

Yoona menjumpai ChangWook di sebuah restoran, "Haah... aku tak menyangka JoonHyuk bergerak secepat itu." Yoona menarik kursi lalu duduk di kursi tersebut. "Mianhae... aku masih merasa bersalah karena tidak hadir dalam sidang."

"Gwenchanha, aku menyadari semua ini permainan licik Bae JoonHyuk setelah video rekaman CCTV palsu ditayangkan."

"Sudah kuduga hal ini akan terjadi makanya aku tidak tergesa-gesa untuk membongkar semuanya, yang jelas kita harus selesaikan ini sebelum vonis dijatuhkan." ChangWook mengambil sesuatu dari saku blazernya, "Joohyun pernah menemuiku malam hari dan memberikan aku ini." ChangWook memberikan sebuah flashdisk yang pernah diberikan Joohyun pada Yoona.

Be My Daddy (YOONHUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang