CHAPTER 24

2K 241 48
                                    

Tiga bulan, mungkin untuk sebagian orang merupakan waktu yg cukup lama. Namun, sebagian lainnya merasa waktu tersebut sangat sempit terlebih untuk menyiapkan segala persiapan pernikahan. Itulah yg tengah dirasakan Kyungsoo dan Jongin. Di satu sisi, mereka masih harus disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, dan di sisi lainnya sebuah resepsi pernikahan tentu juga bukan hal yg bisa diabaikan begitu saja.

Sebenarnya, mereka telah menyewa jasa WO yg sudah tak bisa diragukan lagi kualitasnya. Rekomendasi dari Baekhyun nyatanya memang sesuai dengan keinginan kedua calon mempelai. Mulai dari pemilihan gedung, dekor, catering, dan semua hal yg berhubungan dengan pernikahan lainnya sudah ditentukan Kyungsoo dan Jongin. Semua sudah diurus oleh tim dan pasangan itu hanya tinggal datang sesekali saja untuk meeting atau sekedar melihat bagaimana hasil kerja WO nya sejauh ini. Jika dirasa masih ada yg kurang sesuai, tentu tim nya dengan sigap akan merevisi.

Hal tersebut nyatanya bukan hal yg membuat Kyungsoo dan Jongin pusing, karena mereka memang memilih tema yg sederhana namun sakral. Tamu undangan pun hanya orang-orang terdekat dan kolega bisnis Jongin saja. Gaun dan jas pernikahan yg telah dipesan kepada seorang designer ternama pun sedang dalam proses penjahitan. Luhan yg sudah berkelana memamerkan setiap busana dari banyak designer tentu tak akan merekomendasikan orang yg salah kepada kedua sahabatnya tersebut.

Kendala sesungguhnya ternyata datang dari kedua calon pengantin itu sendiri. Mungkin anggapan bahwa semakin dekat pasangan kekasih pada hari pernikahannya, maka semakin banyak pula ujian yg datang nyatanya benar bagi Kyungsoo dan Jongin. Pertengkaran kecil yg biasanya cepat teratasi, kini menjadi suatu hal yg tak akan selesai dalam satu atau dua hari saja. Seperti pada saat Jongin yg tiba-tiba tak bisa datang untuk memilih souvenir pernikahannya, sukses membuat kekasihnya naik darah. Kyungsoo sampai mengacuhkan Jongin selama dua hari dua malam.

"Chagi maafkan aku. Sungguh ini di luar dugaanku jika penanam saham dari Jerman itu ternyata datang lebih awal. Kami tidak bisa menunda rapat penting ini chagi."
"Iya tak apa. Pernikahan kita memang tak penting."
"Chagi ku mohon. Kau sudah mendiami ku selama dua hari ini. Aku sangat tertekan dengan hal itu sayang. Tolong maafkan aku."
"Peduli apa kau memangnya? Urus saja pekerjaanmu dan tak usah urusi aku atau pernikahanmu."
"Hmm.. baiklah begini saja. Bagaimana jika hari Minggu nanti kita urus semuanya."
"Kenapa hanya Minggu? Hari Sabtu kau mau berkencan dengan wanita lain hah?"
"Ya Tuhan Soo ya.. Hari Sabtu aku masih harus merevisi laporan proyek yg baru selesai minggu lalu."
"....."
"Baiklah baiklah, sebagai gantinya hari Minggu nanti kau boleh memilikiku selama 24 jam penuh. Bagaimana?"
"Tak kurang sedetik pun!"
"Iya chagi..."
"Maaf diterima."

Gadis itu pun akhirnya baru mau luluh setelah Jongin benar-benar memberi waktu liburnya selama 24 jam penuh untuk mengurusi urusan pernikahan yg memang sedikit terbengkalai karena kesibukan kantor.

Tak adil jika hanya Kyungsoo yg terlihat sensitif dan berlebihan disini, karena minggu lalu pun Jongin sempat tak mau memedulikan kekasihnya. Kala itu Jongin sengaja mengambil cuti selama satu hari hanya untuk menyelesaikan apa yg harus diselesaikan dalam persiapan tersebut. Padahal saat itu Jongin harus menghadiri undangan rekan bisnisnya yg cukup penting. Beruntung sang kolega dapat memaklumi ketidakhadirannya. Namun tak berhenti disitu, Kyungsoo sebagai penentu hari tersebut malah harus membuat kekasihnya kecewa karena ia melupakannya.

"Yeobseo Jongin."
"Chagi aku menjemputmu ke rumah, tapi katanya kau sudah pergi. Apa aku menyusulmu saja atau bagaimana?"
"Ya Tuhan, Jongin aku benar-benar minta maaf. Aku lupa kalau hari ini kita akan melihat gedung."
"Jadi?"
"Aku saat ini sedang di luar kota untuk menghadiri workshop musik se-Asia. Maafkan aku. Aku sungguh tak ingat dengan jadwal kita."
"Kyungsoo, kau tau aku sengaja ambil cuti dan melewati acara penting hanya untuk hari ini?"
"Maafkan aku. Aku akan segera pulang sekarang."
"Percuma saja. Jika kau pulang kau tak akan dapat apa-apa selain melewatkan workshop mu dan ketika sampai disini pun pasti malam hari."
"Jongin maafkan aku.."
"Hm."

Don't Love Me, Just Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang