Chongfei Manual (End)

Ch. 135

Ketika mereka kembali ke kediaman Pangeran Jing, Wei Luo mencurahkan semua barang rampasan yang dimenangkannya hari ini ke meja bundar yang terbuat dari kayu rosewood yang diukir dengan gambar singa bermain dengan bola. Ada banyak perak dan emas ingot (mata uang Dinasti Ming), aksesoris batu giok, dan beberapa mutiara. Gao Wan sangat luar biasa. Lebih dari separuh barang di sini adalah miliknya. Wei Luo memisahkan perak dan emas batangan dan memberikannya sebagai hadiah kepada para pelayan di halaman Zhang Tai. Dia menganugerahkan ikan kecil giok ke Jin Lu dan gelang batu giok ke Bai Lan. Melihat bahwa kualitas dari mutiara itu cukup bagus, Wei Luo berkata kepada Jin Lu, "Pesan para pelayan untuk menggiling mutiara ini menjadi bubuk. Aku hampir kehabisan bubuk mutiara."

Jin Lu mengangguk dan diam-diam melirik Zhao Jie. Melihat bahwa ekspresinya tidak baik dan bahwa ada sesuatu yang jelas ingin dia katakan kepada Wei Luo, dia dengan bijaksana mundur dari kamar setelah berkata, "Setelah mutiara digiling, pelayan ini akan membawa mereka menghadap Yang Mulia untuk dilihat."

Wei Luo setuju. Setelah semua gadis pelayan telah mengundurkan diri dari ruangan, dia menatap Zhao Jie. Setelah berpikir sejenak, dia memeluknya dari belakang. "Apakah hal-hal yang Li Xiang katakan hari ini benar?"

Zhao Jie memegang tangannya dan dengan hati-hati mengelusnya. Ekspresinya masih tidak terlihat bagus. "Apa yang dia katakan kepadamu?"

Tangan Wei Luo melilit lehernya dan pipinya tepat di wajahnya. Dengan nada tenang, dia berkata, "Pangeran Ru Yang memiliki niat memberontak dan menyembunyikan setumpuk senjata yang ditemukan oleh hakim prefektur Xu Zhou. Yang Mulia akan membuangnya."

Kemudian, dia berhenti dan mengedipkan mata besarnya. "Li Xiang berkata kau menjebak Pangeran Ru Yang dan aku menghasutmu untuk melakukan ini."

Zhao Jie menariknya ke depan, menangkupkan wajah mungilnya di tangannya, dan bertanya, "Apakah menurutmu pangeran ini sengaja memfitnahnya?"

Mata jernih Wei Luo cerah dan mengancam. Meskipun dia dilahirkan dengan wajah yang terlihat polos dan tidak berbahaya, kata-kata yang keluar dari mulutnya yang kecil itu kejam. "Pangeran Ru Yang memiliki kekuatan militer besar di bawah kendalinya dan dia melakukan hal-hal jahat dengan pangeran kelima. Yang Mulia sudah memperingatkannya tentang konsekuensinya, tapi dia masih belum menunjukkan pengekangan. Orang-orang dalam posisi tinggi kemungkinan besar akan diserang. Bahkan jika Anda tidak berurusan dengan dia, Yang Mulia masih akan berurusan dengan dia. Jadi bagaimana jika Anda memfitnahnya? Jika saya adalah orang yang menghasut Anda, saya akan berpikir kejahatan ini terlalu ringan. Anda seharusnya menggunakan metode yang akan menghancurkan Kediaman Li dan pangeran kelima pada saat bersamaan. "

Dia terlalu banyak bicara. Wei Luo mengerutkan bibirnya. Kurang percaya diri, dia diam-diam melirik Zhao Jie. "Aku hanya dengan santai mengucapkan kata-kata ini. Kakak laki-laki, kamu tidak harus menganggap kata-kata ini dengan serius."

Tanpa diduga, Zhao Jie tersenyum. Dia menggosok daun telinganya dan dengan nada senang, dia berkata, "Ah Luo-ku benar-benar pintar."

Wei Luo memandangnya. "Lalu, apakah Pangeran Ru Yang tidak bersalah?"

"Tidak." Zhao Jie memegang tangannya dan memain-mainkan jarinya dengan penuh minat. Jari Wei Luo ramping dan imut. Setiap jari putih dan lembut seperti rebung setelah hujan. Sepuluh kukunya berwarna merah muda dan halus. Seseorang akan merasa lebih bahagia hanya dengan melihatnya. "Li Zhi Liang benar-benar menyembunyikan setumpuk senjata, tetapi dia melakukannya untuk saudara kelima. Hal ini akan ditelusuri kembali ke saudara kelima. Ayah kekaisaran tidak bodoh. Dia secara alami tahu siapa yang berada di belakang tindakan Li Zhi Liang. Pangeran Ru Yang tidak akan menjadi satu-satunya yang menderita. Saudara kelima juga akan terlibat. Ayah kekaisaran menyerahkan masalah ini kepada saya untuk ditangani, bukan saudara kelima karena dia ingin masalah ini ditangani dengan adil tanpa bias. "