8

24 3 0
                                    

Minggu sore itu ,Selly dan pria berambut pirang yang sudah seminggu ini menjadi kekasihnya tengah  joging.mereka memulai startnya dari rumah Selly ,ya!mereka hanya berkeliling komplek saja.
"Yudha.." Selly memanggilnya.

"Iya kenapa?kamu cape ya?" Yudha mundur sambil lari kecil menghampiri Selly yang tiba-tiba jongkok.

"Iya nih."

"Tuh taman didepan,sedikit lagi."

"Tapi aku cape."

Yudha menghentikan jalan ditempatnya.lalu jongkok membelakangi Selly sambil menepuk bahunya.

"Ayo.."

Selly mengerti maksudnya.Alhasil dia digendong sampai di dudukan di bangku panjang yang ada di taman komplek rumahnya.

"Kamu tunggu sini,aku cari minum dulu.oke?" Yudha segera berlari meninggalkan Selly yang tengah memijat-mijat kedua kakinya.
Tiba-tiba matanya tertahan saat melihat 3 pria yang sedang bermain basket di sebrang sana.dia mengernyitkan matanya.memastikan dugaannya benar.dan itu...

"Heh.." Yudha datang mengagetkannya. "Liat apaan sih sampe gak sadar aku dateng."

"Itu loh,cowok yang maen basket itu.."

"Yang mana?"

"Itu yang...tuh tuh yang pake kalung gading sedada."

"Oh itu ,si Afran?"

"Iya,eh kamu kenal?" Sebelum Yudha menjawabnya,dia duduk disebelah Selly dan memberinya air mineral.lalu meneguk miliknya.

"Minum dulu.." Yudha memerintah.selly mengangguk lalu meneguk air yang sudah dibuka tutupnya oleh Yudha. "Dia anak gila.preman sekolah."

"Maksud kamu?"

"Dia berandalan,harusnya sekarang dia kelas tiga.bukan seangkatan sama kita.aku kenal dia,karena sepupuku di jadiin korban hati.harapan palsu maksudnya."

"Oh ya?"

"Iya.buktinya dia kesini,padahal jarak kompleknya lebih jauh dari komplek aku.itu strategi buat dia nyari mangsa kali.,"

"Duh aku harus kasih tau Mea nih." Selly mulai khawatir.karena 2 Minggu belakangan ini,mea memang tengah dekat dengan Afran.
Yudha hanya mengangguk lalu meneguk lagi minumannya.

"Perasaan aku yang cape deh,kenapa kamu yang banyak minum.."

"Banyak minum biar fokus."

"Fokus?"

"Fokus jalanin hubungan sama kamu.."

"Huhhh..." Selly menarik sedikit rambut kekasihnya itu.Yudha hanya tersenyum.

***

Jam 7 malam,Mea sudah ada di caffe coffe tempat sejarah bertemunya Mea dan Afran.anjayyy:D
Dengan aroma terapi dari lilin yang menyala di meja serta lampu yang temaram juga melodi indah tentunya.

Saat itu Mea menggelung rambutnya dengan menyisakan beberapa helai tipis rambut yang serasi dengan telinganya.dan dress merah selutut.

"Kita beneran dinner resmi nih." Ucap Afran yang saat itu mengenakan kemeja putih yang di gulungnya sampai sikut.mea tersenyum. "Kamu emang cantik me,beruntung aku bisa kenal sama kamu.."

"Apaan sih gombal mulu deh dari mau berangkat juga." Mea yang sudah tak tahan menahan panas pipinya.

"Aku serius.gak gombal.dan aku bakal berasa beruntung banget.kalo..."

"Kalo apa?" Mea melanjutkan omongan Afran yang berhenti begitu saja.afran meraih kedua tangannya dan menggenggamnya sangat erat.disaat itu juga jantung Mea berdegup begitu hebat.dia tak pernah begini sebelumnya.

"Kalo aku milikin kamu." Afran mengelus sekejap pipi merah Mea.mea terasa mendapat voucher belanja seratus juta.ah tidak-tidak.mungkin lima ratus juta,satu milyar,satu triliyun...

"Gimana? Kamu mau gak jadi pacar aku?aku udah cukup yakin sama perkenalan singkat kita.dan aku juga percaya,kalo kamu emang ditakdirin buat aku milikin." Sambungnya.

Setiap kata yang keluar dari mulut Afran membuat Mea tak berdaya.dia bagai kelinci yang diumpan makan,entah untuk dirawat atau di sate.tapi Mea juga telah jatuh hati pada pria yang jago main gitar,dimana setiap Mea sedih,Mea susah tidur...Afran selalu bernyanyi untuk Mea.semua yang ada pada Afran adalah yang dia cari selama ini.

"Aku juga ngerasain yang kamu rasain,Ran."

"Jadi?" Tanyanya pasti.mea mengangguk dengan sedikit malu.

"Ah..aku seneng banget.terima kasih Tuhan.terima kasih..." Afran tak henti-hentinya memainkan tangan  untuk tanda kesyukurannya.

Mea JaniallesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang