9

26 2 0
                                    

"Gila tadi upacara panas banget anjir.." Mayra mengibas-ngibaskan topinya ke wajah.Saat itu baru saja selesai upacara bendera merah putih.ada waktu 10 menit untuk istirahat.OC berada di kantin,memesan minuman yang sekiranya dapat menghapus dahaga.

"Eh me,ada yang mau gue ceritain nih.semalem gue mau ngasih tau,eh gue tepar.abis joging sore sama bebef." Ujar Selly setelah meneguk air mineral.

"Cerita apaan?"

"Jadi si Afran itu bukan cowok baik-baik."

"Oh iya gue serasa di ingetin.si Rizal pernah berantem sama si Afran,gara-gara dia mainin perasaanya adiknya.si Rizal kan punya adik cewek." Tambah yuna.

"Masa sih.."

"Iya me,lo harus hati-hati sama dia.jangan sampe lo jadian sama dia.gue gak mau lo kenapa-kenapa." Selly memperingatkan.seketika perasaan Mea menciut.bukan karena dia takut jadi seperti yang sahabatnya bilang,melainkan karena dia sudah menerima Afran sebagai kekasihnya.

"Emm..sejahat-jahatnya orang pasti ada dong sisi baiknya.namanya juga manusia.gak ada yang selicik iblis dan gak ada yang semulia malaikat.ya kan?"

"Tapi me,kalo emang yang dikatain Selly sama yuna emang bener ya sebaiknya lo hati-hati deh.."

"Jaga jarak." Mayra menambahkan omongan fanny.
Mea diam sejenak,dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan kejadian semalam.tiba-tiba bel membuyarkan semuanya,OC bergegas masuk kelas.

***

Hari ini Mea tidak ikut pulang bersama OC.dia memberi alasan akan pergi ke toko buku untuk mencari resep masakan khas Madura pesanan ibunya.

Setelah mobil Selly hilang dari pandangannya.dia menelpon seseorang.lalu menunggu.dan tak lama,pria berseragam putih abu-abu turun menghampiri Mea.dan Mea ikut bersamanya.
Di sepanjang jalan mereka tertawa-tawa.entah apa yang mereka tertawakan ,namun nampaknya itu membuat Mea terlihat bahagia.sampai mereka masuk ke rumah yang cukup besar berwarna abu-abu metalik.Mea dan pria itu tiba di ruangan yang hanya terdapat televisi dan sofa yang empuk dan nyaman.
"Afran..." Mea memanggilnya saat pria yang diketahui namanya Afran itu izin mengambil minuman dan makanan yang ada di dapur.

"Kenapa?"

"Aku mau ke kamar mandi."

"Mau yang di kamar aku atau di dapur aja?"

"Terserah kamu."

"Ya udah yang di dapur aja ya,biar sekalian."
Mea pun mengikuti langkah Afran .sementara Afran mengambil makanan dan minuman,mea masuk ke kamar mandi.mungkin bukan untuk buang air melainkan untuk touch up.

"Kamu tinggal sendirian?"

"Sama orang yang suka disebut mamah,sama bocah."

"Adik kamu?"

"Bukan"

"Terus?"

"Gak tau." Ucap Afran cuek yang tentunya membuat Mea menunduk,mea merasa mungkin dirinya terlalu ingin tau tentang pacarnya itu. "Jangan cemberut.."
Sambungnya.

"Aku cuma mau kenal kamu lebih jauh lagi.."
Afran menarik nafasnya sambil meletakan kaleng soda.duduk lebih dekat dengan Mea.

"Papah sama mamah udah cerai selagi aku masih di kandungan.kakak yang memberi tahu ku,dia sekarang tinggal bersama suaminya di Swiss.katanya,saat usia kandungan 7 bulan mereka memutuskan berpisah.karena papah,ketauan selingkuh.dan katanya lagi,itu udah yang ke sekian kalinya.mamah gak terima.dengan mamah yang mengandung serta merangkul kak Aisyah memutuskan pergi dari rumah.tinggal bersama ibunya,nenek yang sekarang ada di panti jompo.setelah melahirkanku dan kak Aisyah mau masuk sekolah dasar,mamah memutuskan pergi keluar negeri sebagai TKW.dan...dan membawa banyak sekali uang juga anak itu.dan menikah dengan seorang pengusaha batu bara.aku tidak tau seperti apa rupa papah,karena mamah melarangku Untuk ingin tau segala hal tentang papah.aku sering di tinggal bersama nenek di rumah,sementara mamah sering pergi bersama anak itu dan laki-laki tua itu.aku sempat ingin berhenti sekolah,karena aku sangat tidak nyaman dengan keadaan ini.tapi nenek terus menasehatiku.sampai nenek sudah tua renta ,mamah memasukannya ke panti jompo.saat itu aku masih duduk di SMP kelas 2.dan aku semakin sendirian..." Afran menghentikan ucapannya sambil memijat-mijat keningnya.mea tau,kalo kekasihnya itu menahan tangis.mea memeluknya.berharap Afran sedikit tenang.tiba-tiba suara anak kecil yang berumur sekitar 10 tahun terdengar di susul juga ketawa dari suara wanita dan laki-laki.

"Hay...ada gadis rupanya disini.siapa dia nak," sapa wanita paruh baya itu yang masih terlihat cantik yang menggandeng sepertinya itu sang suami.Mea hanya tersenyum,lalu Afran menarik tangan Mea dan membawanya ke kamar.

"Kita disini aja ya..." Mea duduk di sofa dekat pintu kaca balkon kamar Afran.begitu juga Afran.

"Kamu gak boleh kaya gitu."mn

"Dia gak pernah ngaggep aku ada me."

"Tapi tadi beliau panggil kamu nak .Itu berarti kamu dianggap."

"Udah ya,jangan bahas mereka.ya sayang ya..."

Mea mengangguk.

"Aku harap kamu adalah tongkat untuk memapahku.aku gak mau kehilangan kamu Mea.aku sayang banget sama kamu.." afran memegang kedua pipi tirus Mea dengan lembut.
Mea memeluknya erat.dia tau kini siapa Afran sebenarnya.

Mea JaniallesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang