Bab 8

216 6 2
                                    

Keesokan harinya saat Irul membuka mata ia melihat ke arah jam ternyata sudah jam setengah 6 pagi.  Langsung ia cepat-cepat bersiap untuk pergi kesekolah.

Ia berharap Alfiya akan menjawab semua pertanyaan yang ia tanyakan nanti dan yang paling penting adalah Alfiya menerima ia menjadi kekasihnya.

Jam pun telah menunjukan pukul 6 kurang 5 menit. Setelah sarapan pagi Irul menyiapkan pelajarannya setelah itu ia bersepatu dan berangkat ke sekolah.

Pukul 6 lebih 10 menit ia sampai disekolah. Tetapi ada yang aneh disekolah.

Kenapa? Karena Alfiya tak ada di bangkunya. Apakah ia tidak masuk sekolah? Kemana ia?

Irul pun menghampiri teman sebangku Alfiya dan segera bertanya.

"Kenapa Alfiya belum datang? Apakah ia tidak masuk sekolah? Dan beberapa hari ini dia tidak ada kabar".

"Alfiya sakit Irul. Apakah ia tidak mengabarimu? Atau mungkin ia tidak ingin kamu mengkhawatirkannya".

" Ia tidak mengabariku dari hari sabtu kemarin. Ya udah terima kasih".

"Ya sama-sama".

Akhirnya pun Irul tau kemana Alfiya dan mengapa ia tidak mengabarinya.

Pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Irul dari hari sabtu pun seakan-akan menghilang dan tergantikan oleh pertanyaan-pertanyaan baru.

Sakit apakah Alfiya?
Apakah benar ia sakit?
Mengapa ia tidak mengabariku?
Mengapa ia takut aku mengkhawatirkannya?
Oh Alfiya sungguh aku mengkhawatirkanmu.

.
.
.
.
.
To be continued

Hai Readers!!!

Gimana ceritanya?

Kalau suka jangan lupa share dan kasih bintangnya ya...

Salam #FiveA

Love in School #FiveA#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang