23

23 3 1
                                    

Aku berada tepat di belakangmu.
Memperhatikan dari jauh, berharap kau mengalihkan pandangan kebelakang.

Melihatmu berjalan di bawah lentera malam.
Layaknya penguntit yang memfokuskan penglihatan pada objek incaran.
Bahkan sang dewi malam turut ikut campur memihakku.
Memperindah malam bersama rajutan bintang.

Langkahmu terhenti,
Membuatku terdiam dan berpura-pura tak mengerti.
Lucu memang, aku tidak memiliki keberanian untuk sekedar mengucapkan kata sapaan. Bahkan, tak mampu melihat binar mata yang mampu menenggelamkan.

Aku sering mengira, kau akan berbalik menghampiri.
Tapi nyatanya kau malah melanjutkan langkah lagi.
Terkadang, aku berkhayal, kau mau mengulurkan tangan untuk kugenggam dan menyejajarkan langkah menuju tempat tujuan.
Hanya saja, itu semua sekedar angan.

Rentetan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang