31

21 5 3
                                    

Waktu itu, aku merangkak dalam kegelapan menuju titik terang dalam kehidupan; cahaya keimanan. Detik demi detik jarum jam mengiringi setiap pijakan ibadah yang wajib dilaksanankan. Aku terseret-seret dalam rangkakan rapuh di setiap niatan. Sampai akhirnya, Sang Pencipta mengirimkan malaikat tanpa sayap untuk menemani setiap langkah dalam kehidupan. Bukan menemani, lebih tepatnya memapah langkahku menuju jalan pada Sang Pencipta.

Siap mengulurkan tangan dalam suka maupun duka, dalam bahagia atau pun air mata, dalam asa yang diiringi resah. Ketika lara menghampiri, kau siapa mengobati. Ketika air mata jatuh pada pipi, kau mengucapkan "La Tahzan" untuk menyemangati. Dan, sampai saat ini, la tahzan yang kau ucap selalu terngiang walau sekarang kau sudah pergi meninggalkan.

Tetapi, kau selalu hadir dalam sujud sepertiga malamku. Namamu selalu kusebut dalam rintihan do'a maupun dzikir pada Sang Pencipta.

Terima kasih pernah datang lalu pergi meninggalkan. Terima kasih telah mengajarkan ikhlas dalam keistiqomahan. Dan sekarang, aku mengerti, kau pergi untuk kembali.

Rentetan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang