"Kakak, sakit.""Jangan digigit, kak."
"Srestha, Mama sakit."
Gue melepas payudara gue dengan sedikit memaksa saat Srestha lagi nenen, yang otomatis bikin dia langsung teriak.
"AAAAKKKKK."
"Ta mau nen mama? Ta nen-nya jangan mainan ya? Mamanya sakit kalau Ta main-main." Gue berbicara memberi pengertian ke Srestha. Karena dari tadi dia nenen tapi kayak mainan aja karena puting gue digigit sama dia.
Srestha mengangguk dan kembali nenen ke gue, tapi baru beberapa menit dia mulai berulah lagi.
"Kakak!!"
"Huwaaaaaaaaaaaaaa."
Gue bener-bener langsung melepas payudara gue dan mengancingkan baju gue. Karena Srestha cuma mau mainan aja nggak beneran pengen nenen.
"NEN MAMAAAAAAAA."
Dia kembali nangis sambil teriak dan langsung gue ambilin ASIP yang udah gue siapkan.
Tangisan Srestha malah semakin keras karena dia nggak mau nen yang udah gue siapin. Dia meraih dada gue kembali tapi gue menjauh.
"Nggak, kakak nen ini aja." Gue kembali mendekatkan botol berisi ASI yang baru aja dilempar sama Srestha.
Gue sama Kai dari awal emang udah bertekad buat menyapih Srestha dengan memberikan pengertian ke dia secara perlahan-lahan. Gue sama Kai mencoba buat nggak berpura-pura sama Srestha, karena buat kami itu membohongi Srestha.
Gue yakin kalau dikasih pengertian berulang kali kalau dia udah besar dan nggak boleh nenen lagi pasti Srestha bakalan ngerti.
Kalo ada orang yang bilang breastfeed makes baby addicted, itu bener banget. Beberapa bulan sebelum Srestha genap berusia dua tahun, gue sama Kai udah mulai sounding tentang menyapih kepada Srestha.
Setiap hari sebelum tidur, gue sama Kai ngajak Srestha ngobrol. Ngasih tau dia kalau nanti dia udah dua tahun udah nggak boleh nenen lagi.
Sebelumnya Srestha hanya mengangguk aja karena mungkin belum terlalu ngerti, tapi lama-lama ketika mendekati usia dua tahun, semakin dia diberi pengertian malah semakin menjadi-jadi ulahnya.
Mungkin dia udah mulai paham kalau sebentar lagi dia udah nggak boleh nenen, makanya dia sering banget berulah. Ntah itu makannya jadi mendadak susah, nenen cuma buat mainan, atau sering banget rewel tanpa sebab.
Kesannya kayak Srestha lagi caper sama gue.
"Itu Srestha minta nenen kan?" Kai menghampiri gue yang sengaja membiarkan Srestha nangis karena minta nenen dan gue kekeuh nggak mau.
"Udah aku kasih botol kan."
"Dilempar sama dia. Maunya sama kamu."
"Nggak ah, sakit banget." Beneran kali ini gue ngerasa sakit banget rasanya kayak puting gue mau lepas. Karena Srestha kan giginya udah tumbuh banyak jadi dia bener-bener ngegigit gue.
"Tapi dia nangis terus?" Kai kembali membujuk gue buat nenenin Srestha.
"Ya coba kamu aja sana yang nenenin." Gue berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ad Astra Per Aspera
RomanceCerita sederhana kehidupan rumah tangga Kai dan Krystal *private for mature content