Egi is calling"Halo Gi?"
"Tal, huhuhuhu."
"Gi, lo kenapa?" Gue menegakkan badan gue karena mendengar tangisan Egi dari seberang sana. Khawatir karena Egi nelpon dan langsung nangis.
"Gi, lo nggak papa?" Gue kembali menanyai Egi karena Egi masih menangis tanpa menjawab pertanyaan gue.
"Gue hamil, tal."
Gue agak cengo sebentar sampai akhirnya sadar kenapa Egi nangis.
"Ya Allah Gi, selamat yaaaaa. Gue udah takut lo kenapa-kenapa tau nggak?"
"Seneng banget gue, tal. Sampai masih nangis gini."
"Alhamdulillah ya Gi, penantian lo sama Mino terjawab akhirnya."
"Iya tal, gue udah cuek aja sama omongan orang dua taun nikah belum dikasih anak juga. Ini juga Mino yang nyadar karena dua bulan gue nggak mens. Pas beli testpack ternyata positif."
"Gue ikut seneng banget. Sehat-sehat terus ya lo sama dedek bayinya. Jaga kesehatan ya Gi."
"Iya tal, makasih ya."
Gue beneran ikut seneng denger kabar dari Egi barusan. Dia beberapa kali cerita gimana tertekannya dia karena omongan orang yang mempermasalahkan dia belum dikasih kepercayaan buat punya anak sama Tuhan.
Sampai akhirnya sekarang dia hamil. Nggak ngerti lagi gimana bahagianya, tadi nelpon aja sambil nangis sesenggukan.
"Kamu nangis kenapa, tal?" Kai menghampiri gue yang baru saja menghapus sedikit air mata karena kebawa perasaan denger kehamilan Egi.
"Nggak, aku bahagia denger Egi hamil."
"Alhamdulillah. Ikut seneng dengernya."
"Iya, tadi nelpon juga sambil nangis." Gue kembali mengusap air mata gue dan menghampiri Kai yang lagi packing. "Besok berangkat jam berapa?"
"Jam delapan, aku udah minta tolong Jaehyun buat nganterin." Besok pagi kita sekeluarga mau pulang ke Solo. Sesuai sama ucapan Kai tempo hari yang berniat mengajak gue sama Srestha liburan.
Esok paginya Jaehyun menjemput gue sekeluarga buat nganterin ke bandara.
"Kiss Eyun dulu dong, Ta." Jaehyun mendekatkan pipinya ke Srestha saat udah sampai di Bandara.
"Muah."
"Titip rumah ya Jae." Kai menepuk pundak Jaehyun sebelum masuk ke dalam.
"Siap kak."
Bawaan kali ini nggak begitu repot kayak waktu mudik lebaran kemarin. Karena Srestha udah besar jadi nggak terlalu banyak barang yang harus dia bawa kayak dulu jaman masih bayi.
"Srestha duduk sendiri ya?" Gue berniat memindahkan Srestha yang saat ini duduk di pangkuan gue ke kursi sebelah. Karena dia emang harusnya duduk sendiri.
"No, mau syama mama."
"Kan udah besar sayang, kalau udah besar duduknya sendiri. Ta udah besar kan? Atau masih kecil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ad Astra Per Aspera
RomanceCerita sederhana kehidupan rumah tangga Kai dan Krystal *private for mature content