Dua

141 14 1
                                    

Istana Changmen adalah sebuah istana emas yang kamu bangun untukku. Aku selalu berpikir bahwa itu adalah istana yang mewakili kisah cinta kita - sebuah dongeng dimana kita memiliki kehidupan yang bahagia di depan kita.

Waktu itu, kamu masih seorang pria muda. Sangat muda. Itu saat perjamuan yang diadakan oleh ayahku di Istana Guantao ketika kita pertama kali bertemu. Ibumu menggenggam tanganmu saat kamu mengamati seluruh ruangan, matamu menyala dengan rasa ingin tahu seorang anak kecil.

Akhirnya, tatapanmu mendarat di wajahku. Sepasang mata yang jernih dan bersinar bertemu dengan milikmu, yang mengingatkan pada danau di istana kekaisaran.

Ibuku, Putri Tertua Guantao, adalah seorang wanita yang memiliki ambisi yang luar biasa. Dia melihatku sebagai alat dalam usahanya untuk bersaing demi mendapatkan lebih banyak kekuatan dan pengaruh.

Dia mengatakan kepadaku bahwa wajahku sudah cukup untuk menundukkan hati semua pria.

Kecuali, di suatu pagi, wajahku tidak berdaya dalam menaklukkan seorang wanita bernama Li Ji. Li Ji adalah ibu dari Putra Mahkota, Liu Rong. Ketika ibuku mengusulkan agar Liu Rong dan aku menikah, aku ditolak karena permusuhan yang berlangsung antara ibuku dan Li Ji.

Jika saja aku tidak ditolak dengan cara seperti itu, ibuku tidak akan pernah merasa marah dan terhina. Dia juga tidak akan bergabung dengan Wang Zhi, ibumu. Kemudian, kita tidak akan pernah bertemu.

Bertahun-tahun kemudian, ketika aku berdiri di dalam Istana Changmen yang dingin dan menatap kearah Istana Changle, aku tetap mengingatnya, tahun itu, kamu pernah berjanji kepadaku untuk membangun sebuah istana emas untukku dan menghargaiku dengan segenap hatimu jika aku memberikan hatiku kepadamu.

Kamu pasti sudah melupakan kata-katamu.

Ketika kamu berkata kepadaku bahwa kamu ingin menjadikan We Zifu sebagai istrimu, kamu pasti sudah mulai melupakan kata-katamu.

Lament at Changmen PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang