Kemudian, kebakaran hebat terjadi didalam Istana Changmen. Api yang menyala membakar istana selama satu hari penuh. Istana emas mewah yang dulunya begitu gemerlap menjadi abu dalam satu malam.
Aku berdiri disana dan tertawa. Tertawa sampai air mata jatuh dari mataku.
Apa yang dihancurkan oleh api adalah cinta yang diirikan oleh semua orang. Sebuah cinta kosong, dibangun diatas emas.
Banyak orang berkumpul disekitar reruntuhan Istana Changmen. Mereka menangis. Aku melihat ibuku diantara mereka, matanya diliputi dengan kesedihan. Pada tahun-tahun yang telah berlalu, arogansi di dalam dirinya telah lama disamarkan olehmu, dan dia telah berubah menjadi seorang wanita yang lemah.
Ibuku memegang lengan bajumu, seperti ibu lainnya, dia menangis saat ia memohon agar kematian melepaskan cengkeramannya dariku.
Dia mengatakan, kembalikan putriku kepadaku.
Putriku yang cantik, pandai, dan patuh.
Hari itu, kamu tidak marah.
Bahkan ketika ibuku melupakan statusnya dan menarik jubahmu kedalam kesedihannya, kamu tidak marah.
Karena kamu sama berdukanya seperti dia. Kamu jatuh berlutut di tanah diluar reruntuhan Istana Changmen.
Wei Zifu berkata, Yang Mulia, jangan sedih.
Dia menepuk-nepuk punggungmu.
Kamu mendorongnya pergi bahkan kamu terus-menerus meruntuhkan kesedihan dan kesendirian yang tak tertahankan, bergumam dengan tergesa-gesa pada dirimu sendiri.
Kamu mengatakan bahwa kamu telah membiarkan Ah Jiao tidak bahagia –
Bahwa didalam istana yang luas ini, satu-satunya orang yang benar-benar memahamimu hanyalah Ah Jiao.
Bahwa semua wanita lainnya mencintaimu seperti mereka mencintai seorang Kaisar, tetapi Ah Jiao adalah satu-satunya orang yang mencintaimu seperti dia mencintai suaminya.
Kamu mengatakan, tentu saja kamu mengerti. Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti?
Tetapi kamu adalah seorang Kaisar, dan seorang Kaisar dilarang untuk mencintai.
Cinta adalah sebuah kelemahan yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang Kaisar.
Kamu mengatakan, jika memang benar ada kehidupan kedua, biarkan kita berdua lahir kembali menjadi orang biasa, jauh dari perebutan kekuasaan didalam istana.
Pada akhirnya, kamu tidak membiarkan seorangpun menutup peti matiku.
Dengan kemegahan yang pantas bagi seorang Permaisuri, kamu menggelar pemakamanku.
Untuk waktu yang lama setelah itu, kamu tetap tidak bisa dihibur. Seperti seorang anak yang hilang, kamu menatap reruntuhan Istana Changmen. Kamu membuat Sima Xiangru mengulangi The Ode of Changmen terus menerus kepadamu.
Kamu mengatakan bahwa kamu hanya ingin meninggalkanku, memperlakukanku dengan dingin saat itu, karena kamu ingin menundukkan diriku yang sombong. Kamu mengatakan bahwa aku terlalu dingin dan asing. Bahwa aku tidak pernah sekalipun menunduk kepadamu. Bahwa kamu hanya ingin mengubahku.
Keberadaan Wei Zifu adalah upayamu untuk menundukkanku. Jika aku telah belajar untuk menyetujui setiap keinginanmu, kamu tidak akan pernah membawa Wei Zifu kembali ke istana.
Kamu mengatakan bahwa Wei Zifu adalah aku –
Sebuah pengganti sesuai dengan setiap keinginanmu.
***
Kamu berlutut, menutupi wajahmu dengan kedua tanganmu.
Kamu kelihatannya mendengar suaraku, kesedihanmu tak hilang-hilang. Kamu menoleh untuk melihat, matamu mencari, tetapi kamu tidak dapat menemukanku.
Saat burung-burung berkicau dan bunga-bunga bermekaran, seekor kupu-kupu terbang di langit, jatuh dengan lembut.
Kamu tidak pernah tahu bahwa aku pernah terbang disisimu.
Bahwa aku berhenti di pundakmu, meniup air matamu.
Angin sepoi-sepoi, terasa ringan dan lembut.
Saat itu, aku hanyalah seekor kupu-kupu yang kecil, menggunakan seluruh hidupku untuk membiarkanmu mengingat seorang wanita bernama Chen Jiao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lament at Changmen Palace
Historical Fiction[Terjemahan] Author(s) : Qiao Xi (乔夕) Translation (English) : catharcity Translation (Indonesia) : @nathania_02 Setelah sekian lama, aku mulai memahami nilai dari sebuah istana emas. Jika Wei Zifu mencintaimu, maka ceritanya hanya akan berakhir sepe...