Apakah masih bisa disebut luka?
Sudah hampir setahun, apakah semua ini masih bisa disebut luka? Ataukah tidak. Ataukah semua ini hanya perasaan berlebihan. Jika memang sebuah luka, apakah wajar hingga saat ini tak baik juga?
Ah tidak, memang segalanya sudah terasa lebih baik. Tak ada lagi malam - malam penuh risau dan hari - hari penuh air mata.
Ini bukan lagi sebuah luka, dengan senyum terkembang aku berkata.Apakah ini masih bisa disebut cinta?
Mendekati tahun ketiga. Dengan rasa yang persis sama. Sejak saat saat di bawah tiang bendera. Apakah masih pantas disebut cinta? Ataukah hanya karena tak ada penggantinya. Ataukah karena terbungkus ilusi sebuah luka.
Kalau iya, mengapa semua rasanya, bahagia? Rasa yang tak asing. Sama dengan ketika menerima sebungkus cokelat dari seseorang di samping.
Masihkah pantas disebut cinta? Seseorang yang pernah berusaha dianggap tak pernah ada. Acuh tak acuh, sedingin itu mengabaikan.
Masihkah sama?
Masih, masih, dan mungkin akan selalu sama. Dan aku tak lagi memiliki sebuah nyali untuk menyangkalnya. .
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kopi Kala Hujan
RandomAdakah yang lebih menenangkan Selain secangkir kopi kesukaanmu Yang menemanimu menghadapi hujan di luar jendelamu, Dan juga di dalam jiwamu?