Aku seperti mengetuk pintu yang terbuat dari batu
Setinggi 2 meter, sepanjang 0,95 meter, dan lebarnya 0,65
Pintu itu tak mau terbuka
Sekalipun ketukan demi ketukan itu sudah melukai buku buku jariku
Sepertinya belum juga keberadaanku di acuhkan
Tapi setiap derit suara dari dalamnya sudah membuatku bahagiaAku pernah menjadi penghuni di dalamnya
Dulu pintu masuknya tak sekeras itu
Tidak pula tertutup untukku
Pemiliknya bahkan menarikku kedalam
Membiarkanku tinggal dengan nyaman
Hingga pada suatu hari pintu itu tiba tiba tertutup
Dan aku berada di luarnya tanpa bisa lagi membuka
Hingga hari ini
Hingga perlahan pintu itu mengeras dan menebal
Pintu hatimuTuk tuk tuk
Aku terus mengetuk
Dengan buku buku jari berlumur luka
Berharap penghuninya akan mengenali keberadaanku
Aku ingin mengembalikan hatinya
Aku ingin mengembalikan dirinya
Aku mencintainya
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kopi Kala Hujan
RandomAdakah yang lebih menenangkan Selain secangkir kopi kesukaanmu Yang menemanimu menghadapi hujan di luar jendelamu, Dan juga di dalam jiwamu?