#Tak_Tahu_Jodoh
Part14
"Bu... Ibu...," Teriakku memanggil Ibu dari bangku warung yang kini sudah tutup.Ibu setengah berlari ketika menghampiri ku, ternyata dia tidak dagang hari itu karena mencemaskanku. Dan kini air matanya meleleh begitu saja ketika melihatku berada dihadapannya.
"Dinda, kamu selamat nak, kamu selamat!" Ibu langsung memeluk aku dengan penuh kasih sayangnya yang bisa kurasakan itu.
"Kaki ku terkilir, bisa panggil kan Mak Yeyen gak Bu? Aku Ingin urut semua badan, sakit rasanya semua badan ini," Pintaku pada Ibu.
"Baik sayang nanti Ibu panggilkan Mak Yeyen, ya," Jawab Ibu sambil melepaskan pelukannya lalu kini mencium ubun-ubunku.
Ibu masih saja tetap menyayangi ku meski aku telah mengecewakannya.
Niatnya aku ingin menanyakan tentang apa hubungan Ibu dan Ray saat ini, mengapa Ray selalu menyebut nama Ibu disetiap kebersamaan ku dengannya? Tapi lebih baik nanti saja. Karena saat ini yang aku butuhkan adalah istirahat dan tukang urut untuk mengobati kaki dan sekujur badanku yang kini mulai terasa sakit semua.
Ibu merangkulku untuk masuk ke dalam. Aku membayangkan dia yang tidak istirahat bahkan tidak tidur karena memikirkan ku semalaman. Isak tangis mulai terdengar dari mulutku, sedih juga rasanya karena telah membuat orang tuaku satu-satunya khawatir seperti ini.
"Bu, maafin Dinda ya Bu. Ibu pasti kecewa, ya dengan Dinda?" Tanyaku ketika aku sudah berada di kamarku.
"Semua sudah terjadi Dinda, tidak perlu di sesali. Yang penting Ibu tahu kamu selamat, itu sudah membuat Ibu bahagia untuk saat ini," Jawab Ibu membuat perasaaan ku menjadi sedikit lega karenanya.
"Untung ada teman yang menyelamatkan ku Bu, jadi aku bisa selamat sampai di sini. Apakah Ibu mengenal Ray?" Tanyaku kembali, semoga jawaban Ibu kali ini tidak mengecewakan ku. Karena sejak beberapa minggu ini Ibu penuh dengan tanda tanya.
"Ibu... Ibu... "
" Assalamualaikum!" Terdengar sebuah suara dari luar sebelum Ibu menjawab semua pertannyaanku.
Ibu berhambur keluar, untuk melihat siapa yang datang. Lagi-lagi pertanyaan yang ku berikan pada Ibu tidak dijawabnya. Biarlah untuk saat ini mungkin Ibu belum siap untuk menjawab pertanyaanku.
"Nih mak, anak saya jatuh jadi badannya sakit semua," Ujar Ibu seketika.
Mak Yeyen langsung masuk ke kamarku, dan kini dia duduk berada di samping ku. Mak Yeyen adalah tukang pijat terkenal di kampungku, dia bisa pijat dari keseleo, patah tulang atau sekedar untuk membuat badan lebih enak karena urat yang kencang. Ini yang membuat aku curiga, kapan Ibu memanggil mak Yeyen sedang dia terus bersama ku ketika aku datang? Wow ajaib sekali rasanya.
"Emak minta minyak goreng yang di campur minyak urut yang emak bawa ya neng, biar badannya jadi hangat nantinya," Mak Yeyen memberikan sebotol minyak urut kepada Ibu.
Mak Yeyen memanggil Ibuku dengan sebutan Neng, karena kalau difikir dia jauh lebih tua dari usia Ibuku. Tapi kulihat dia masih segar dan tenaganya masih terlihat gagah dan kuat.
Kubuka semua baju yang ku jenakan sesuai anjuran si Emak, dan kini aku hanya memakai selembar kain untuk menutupi sebagian tubuhku yang lainnya.
Bukan main shocknya si Mak Yeyen yang melihat luka lebam disekujur tubuhku. Untung saja beberapa luka yang tadinya seperti membentuk jari cengkraman Bang Izul kini sudah mulai pudar menjadi biru biasa. Jadi Mak Yeyen gak tahu kalau sebenarnya aku baru lolos dari sebuah tindak pemerkosaan yang hampir saja dilakukan oleh Bang Izul.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TAHU JODOH
RomanceKisah Dinda yang berjuang di dalam kampusnya yang terkenal, namun harus dikelilingi masalah dengan anak si pemilik kampus.