4

6.5K 498 24
                                    

Naruto, berjalan dengan gontainya. Hari ini pekerjaannya  sangat banyak dan membuatnya  lelah. Apalagi, besok malam ada undangan ke pesta  perusahaan ternama di kota nya.

Bukan undangannya yang bikin pusing, tapi syaratnya yang harus bawa pasangan, masa harus bawa si pemalas itu, bisa- bisa iya kena penggal wanita garang yang selalu bawa kipas tangan itu.

Tiba- tiba otak nya menemukan  titik terang, saat  di  depan apartemennya terlihat  sang tetangga duren nya baru pulang dengan wajah kusutnya.

Kemejanya sudah terlihat kusut, terbukti dengan dua kancing bagian atasnya terbuka, serta lengannya yang di gulung sampai siku dan menampilkan   tangan- tangan kekarnya.

"Baru pulang, "sapa Naruto, tapi Itachi hanya berlalu saja mendahului Naruto, tapi dia tak melirik hanya berlalu begitu saja.

"DASAR LAKI - LAKI SONGONG, "

Naruto  memijit kepalanya pusing, untung hari ini dia libur jadi  dia tak perlu kita pergi ke kantor. Ia, bermalas-malasan di atas ranjang, tak lama ada yang mengetuk pintu apartemennya.

"Siapa sih, "

Dengan terhuyung Naruto, berjalan ke depan  dan membuka apartemennya, Naruto terkejut  ketika mendapati Itachi sudah berdiri di hadapannya.

"Itachi-kun, "ucap Naruto lemah, pandangannya samar - samar dan kemudian ia tak sadarkan diri.

Sejak pagi, Itachi merasa bingung kenapa perasaan kacau ia merindukan kicauan si tetangga sebelah.

Hatinya merasa cemas, ia melangkahkan kakinya ke arah apartemen Naruto  dan meninggalkan rasa gengsi nya.

Ia mengetuk pintu apartemennya Naruto, tapi lama sekali dan gak terlihat ada tanda-tanda kehidupan.

Ia, mengintip dari lubang kunci, tapi apartemen itu terasa sepi, sampai tak lama  buka itu terbuka dan menampilkan  sosok yang ia kawatirkan dengan ke adaan yang sangat pucat.

"Itachi- kun, "

Mata Itachi melebar, saat janda kembang di hadapannya  itu jatuh pingsan, dengan sigap ia segera merangkulnya sebelum jatuh ke lantai.

Dia segera membawa Naruto masuk ke apartemen  Naruto dan ia segera memanggil dokter kepercayaannya.

Akasuna Sasori, pria tampan yang berstatus  teman siaga 24 jam bagi Itachi itu hanya menyeringai, memandang takjub perempuan  di hadapannya.

"Jangan bilang kalau dia, "Sasori sengaja menggantungkan ucapnnya.

"Apa?

"Senang sekali rasanya, melihatmu sudah move on dengan istri satu/minggumu, "

"Dari dulu  juga aku sudah move on, tapi kau yang tak percaya. "

"Mau percaya gimana, kalau kau setiap mabuk selalu menggumamkan Nama orang itu, "ucap Sasori  yang Sudah memeriksa Naruto.

Itachi terdiam, dia tak bisa mengelak. Tiba-tiba Itachi  berpikir, apa Naruto juga memdengar gumamannya sehingga wanita itu menjauhinya akhir-akhir ini.

Sasori, dia memberikan resep obatnya pada Itachi, dan menyuruhnya untuk menebusnya.

Itachi, dia hanya memandang gadis yang tertidur itu dengan pandangam datarnya.

"Tebuslah obat ini ke Apotek, dan jangan lupa wanita mu harus makan dulu, " ucap Sasori sambil mengedipkan matanya sebelah kepada Itachi.

"Dia bukan wanitaku, dia tetanggaku. "

"Iya-iya dia bukan wanitamu, tapi calon istrimu, " ujar Sasori, yang segera keluar  menghindari Itachi yang siap melemparnya dengan sandal kuning milik si empu rumah.

"Ennggh "

Naruto  mengerjap- ngerjapkan matanya. Pandangannya masih buram, dia juga memegangi jidatnya di sana sudah terpasanga kompresan penurun panas.

"Kau sudah sadar?  Suara baritone yang Naruto  kenali masuk kedalam gendanga telinga.

"Kau-

"Makanlah, lalu minum obat dan istirahatlah, "ucap Itachi, sambil menyerahkan bubur pada Naruto. 

"Aku ingin makan ramen, "

"Ctaaak"dua jari Itachi menjitak jidat Naruto dengan Keras, sehingga wanita itu mengaduh kesakitan.

''Auhhhhh kau"

"Makan ini dan jangan banyak minta yang aneh-aneh, lambungmu bermasalah jangan makan Ramen terus. "

Naruto  meskipun ia sedang sakit, terus menatap Itachi jahil.

"Kau mengkhawatirkan ku, "tanya Naruto dengan menaik turunkan alisnya.

Itachi tak menjawab, pria dewasa itu langsung menyuapkan bubur kemulut Naruto.

"Ita-hmmmm

Sebelum Naruto banyak bicara lagi,Itachi langsung menyuapkan lagi buburnya pada Naruto  sampai habis, setelah itu ia menyerahkan air putih dan juga obatnya.

Tanpa perintah dua kali,Naruto  segera minum obatnya, lalu membaringkan tubuhnya.

"Istirahatlah, jika ingin apa-apa hubungi aku melalui ponsel, aku sudah menyimpan no ku di sana"

Naruto hanya menjawab dengan deheman, padahal dalam hati dia sudah tertawa girang.

"Ternyata sakitku membawa berkah, "iner Naruto.

Naruto  mengambil hapenya dan menghubungi seseorang.

Tak beberapa saat, terdengar pintunya di ketuk membuat Naruto  tersenyum sumringah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak beberapa saat, terdengar pintunya di ketuk membuat Naruto  tersenyum sumringah. Ia lupa kalau dia sedang sakit karna terlalu senangnya. Ia langsung berdiri dan niat berdiri eh malah ke jungkel hingga nyungseb karna rasa pusing yang mendera kepalanya.

"Adaw, " teriak Naruto  kaya tao, eh toa maksudnya, tak lama terdengar suara derap langkah  menuju kamarnya.

"Dasar ceroboh, " Ucap  pria  yang tak lain tetangganya itu.

"Tadi aku kesandung bantal gara- gara kamu. "

"Gara- gara aku? "Tanya Itachi penasaran.

"Aduh buset, jangan sampai dia curiga, mampus nyai. "Iner Naruto.

See you.

You....

You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duda  ngenes  Vs janda  perawan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang