2

8.1K 554 52
                                    

Naruto mengetuk  pintu aparteman Itachi. Dengan  tak sabaran, membuat  sang empu  mengutuk orang yang mengganggu acara semedinya.

Dengan  wajah super kesalnya, ia membuka pintu  tersebut  dengan tiba tiba, sehingga  orang yang tengah menyender pada pintu tersebut  jatuh seketika .

Wajah  Itachi, mendadak  merona samar, saat ia tahu siapa perempuan  yang datang ke apartemannya sore menjelang malam, sedangkan  Naruto Yang  merasakan enaknya, menyender di bahu tegap duda kerenya, makin asyik ngendusin bau parpumnya Itachi.

Itachi ngedorong  punggung  Naruto  lalu berkata..

"Ngapain kamu  kesini,? "

"Mau minta bantuanmu! "

"Cari saja yang lain" Ucap Itachi. Naruto  menatap  Itachi, dengan mata memelas.

"Ayolah, tetangga ku yang ganteng keren dan kegatelan, eh ke ganjenan eh pura pura cuek"

Itachi menyipitkan matanya, sedangkan Naruto dia tertawa gaje.

"Kamu niat muji atau ngehina sih! "

"Dua duanya"jawab  Naruto  dengan watadosnya.

Itachi mendelik, dia berniat  menutup lagi pintu apartemannya, tapi Naruto  keburu  menarik tangannya.

"Oh ayolah, aku tidak suka kegelapan, dan ini sudah malam, aku hanya minta kamu memasangkan lampu, tidak lebih kok"

Itachi, hanya menatap tangan yang di pegang wanita  itu, hatinya cenat cenut, saat merasakan halusnya kulit janda kembang ini.

"Ok, aku kesana. Tapi kagak usah pegang pegang  tangan " ucap  Itachi, sambil  Narik  tangannya dari gengaman  Naruto.

"Ya elah mahal amat sih"?

"Tanganmu banyak virus, dan aku tak mau ketularan"gumam  Itachi, yang masih  di dengar Naruto. Wanita itu hanya mencibirnya dalam hati, tanpa tahu kalau  Itachi memperhatikannya sambil bergumam dalam hati.

'Virus gagal jantung, dan itu kau' batin Itachi.

Tak lama, mereka berdua sampai  di aparteman Naruto, dengan  Itachi  yang  berjalan  membuntutinya.

Naruto, membuka  pintu apartemannya dan menpersilahkannya masuk.

"Mana yang harus ku ganti,? "Tanya  Itachi.

"Kamarku, "

Itachi  berjalan   ke arah kamar Naruto.

"Ada senter dan lampu cadangannya"

"Ya ada" jawab Naruto, sambil mengambil  seseuatu  di nakas kamarnya. Dan Itachi pun, mulai memperbaiki  lampu kamarnya Naruto.

Tak berselang lama, Itachi  sudah selesai membenarkan lampu miliknya.

"Coba nyalakan dari saklar lampunya"

Naruto pun segera, menyalakannya.

Namun  saat akan turun dari kursi yang menjadi penyangga Itachi, Itachi terpeleset  sehingga hampir jatuh  membuat Naruto jantungan.

Takut takut Itachi mati,dan pupuslah cita citanya menjadi nyonya besar Uchiha Itachi.

"Sebelum pulang mari tidur  bersamaku Itachi -kun, Eh makan malam bersama maksudnya, "

Alis Itachi hanya  mengernyit  lalu berkata.

"Kamu itu banyak  Modus ya"

"Bukan modus, tapi tanda terimakasih, "

Itachi hanya menatapnya sekilas, sambil meredakan  debaran jantungnya yang kian menggila.

"Tidak usah, aku makan di aparteman  saja"jawab  Itachi, sambil bergegas  meninggalkan aparteman  Naruto.

Tapi Naruto, menarik tangannya  membuat Itachi  menatap Naruto Tajam.

"Sudah  ku bilang, jangan pegang pegang  tangan ku. Tanganmu penuh Virus.

Raut wajah Naruto jadi sendu, dan membuat  Itachi merasa bersalah.

"Baiklah , silahkan  anda pulang. Terimakasih  atas bantuannya"

Naruto mendorong  Itachi, agar keluar  dari Apartemannya.

Itachi  jadi serba salah.

"Sepertinya aku sudah keterlaluan"

Sedangkan  Naruto, dia mengintip  dari lobang kecil di dekat pintu, iya tertawa geli meskipun  tanpa suara.

Naruto  terus  memperhatikan raut wajah Itachi.

"Target sudah masuk  jebakan" gumam Naruto.

"Tinggal  susun rencana kedepannya, gak sabar  lihat raut wajah si tampan, yang bikin penasasaran khe khe khe" Monolog Naruto.

Itachi  terus kepikiran  tentang  Naruto, seharusnya dia tidak bicara seperti  itu, hati perempuan itu lembut dan rapuh layaknya kaca. Dia, geleng  geleng  kepala, dan meyakinkan  dirinya, jika Naruto  itu gadis  kuat, pastinya  besok pagi juga akan mengganggunya lagi.

Namun, kebesokan paginya. Harapan Itachi pupus, karna gadis eh Maksudnya  janda tapi masih ehem itu tak meliriknya sedikit pun.

Dia, hanya  tertawa  geli  dengan  si  pria berambut  perak yang tengah  mengajaknya  ngobrol, pria itu adalah  saingan  terberatnya. Tapi, tetap saja Uchiha  Itachi  yang paling tampan, dan sisanya hanyalah ampas termasuk  adik tercintanya.

Itachi, melewati  Naruto  begitu  saja, dia menusuk laki - laki bermasker  itu, dengan  tatapan  yang layaknya  pedang samurai.

Si pria bermasker  itu tak peduli, yang penting  dia bisa ngobrol dengan  targetnya  adalah  sebuah kebahagian  tersendiri  untuknya.

Sedangkan  Naruto, dia tertawa  setan dalam hatinya.

Malamnya, Naruto  mau tidur  tapi, tiba -tiba  dia teringat  sesuatu, dia segera  bangun, dan keluar dari Apartemannya, ia menemukan  Itachi  pulang  dalam ke adaan  teler, ia hampir  saja jatuh . jika Naruto  tidak  buru buru menghampirinya.

Itachi,menatap  Naruto sayu, Sehingga  jantung Naruto  berdetak  lebih  cepat  .

Itachi, mendorong  Naruto. Hingga punggungnya  Naruto, menabrak  pintu  aparteman  Itachi, laki - laki  dewasa itu membuka pintu apartemannya.

Naruto  jadi deg degan, pasalnya laki - laki itu menatapnya  penuh  gairah, sialan kalau begini  dia bisa saja di terkam  sebelum  waktunya, dan Naruto  tak mau itu.

Iya, berusaha  menghindari Itachi .  Tapi laki - laki itu, membawa  Naruto kedalam  Kamarnya dan mendorongnya hingga  jatuh, setelah  itu  ia menindihnya  dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu, Naruto  tak bisa melawan  kedua  tangannya di pegang Itachi.

Tiba -tiba Itachi, melepaskan  ciumannya  dan berkata.

"Jangan menatap laki -laki lain selain aku, Sakura. "

Dan saat itu juga, Itachi  tertidur  dengan lelap, sedangkan  Naruto berteriak  Histeris dalam Hati.

"Siapa Sakura. "

Duda  ngenes  Vs janda  perawan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang