11.

3.1K 236 15
                                    


Rekomen lagunya di putar, entah cocok atau tidak.

Naruto  berlari  secepat mungkin, saat mendengar  Itachi sadar, selama seharian ini  ia berdoa di tempat ibadah umum yang berada di rumah sakit, berharap ada ke ajaiban, dan setelah menunggu  tiga hari akhirnya  pria yang amat sangat  di cintainya itu membuka mata.

Beribu ucapan Syukur  dia ucapkan dan berikan pada sang pencipta, tangis kebahagian  turun dari pipinya  bahkan ia berlari  begitu saja  meninggalkan Sasuke yang memberikan kabar padanya tadi.

Dia berlari menuju ruangan di mana Sasuke berada. Dia melihat keluarga Itachi sudah berkumpul  didalam, minus Sasuke yang masih di luar bersamanya. 

"Kenapa tidak masuk? "Tanya Sasuke.

"Aku takut dia tidak mengingatku Sasuke. "

"Ck. "Sasuke berdecak kemudian dia mendorong Naruto masuk kedalam ruangan.

Naruto hanya mematung dia menatap kedepan dengan air mata yang  berada di ujung mata.

"Ah Naru-chan, akhirnya kau datang juga, dari tadi Itachi memanggilmu, "

Naruto segera berjalan  ke arah Itachi, dia langsung memeluknya. Tapi ada yang aneh kenapa mata Itachi di tutup perban.

"Syukurlah, akhirnya kau bangun juga. "Ucap Naruto.

Itachi  berkata.

"Biarkan aku menyentuh wajahmu, agar aku bisa tahu ekspresimu. "

Naruto menahan tangisnya pecah lagi, dia  mengambil tangan kiri Itachi  dan  di sentuhkan pada pipinya. Karna kecelakaan itu Itachi harus kehilangan penglihatan dan mendapatkan donor tapi  hasilnya  akan terlihat satu minggu kemudian.

"Jangan menangis, "pinta Itachi.

"Aku bersyukur, karna kau baik-baik saja, aku bersyukur  karna kau tak meninggalkanku sendiri Hiks. "Ucap Naruto dengan air mata yang mengalir dengan derasnya.

Itachi meminta Naruto untuk menyimpan tangannya di pipi Naruto.

Pria dewasa itu tersenyum tipis, kemudian dia berkata.

"Jangan menangis karna aku takan meninggalkanmu sendirian lagi. "Balas Itachi  dan Naruto langsung memeluk  tubuh Itachi dengan erat.

Skiiiip Time.

Beberapa hari kemudian setelah Itachi siuman, perempuan itu setiap hari datang kerumah sakit  yang berada di sepanyol, dia pulang ke Apartemen  Itachi hanya untuk bersih -bersih dan  menyiapkan makanan.

"Itachi  bagaimana kabarmu? "Tanya Naruto, sambil mengambil tangan Itachi dan menempelkan di kedua pipinya.

"Menurutmu? "Ucap Itachi berbalik bertanya pada Naruto.

Naruto hanya tertawa pelan, dia mencubit hidung Itachi dengan lembut  membuat hati Itachi menghangat.

Tiba- tiba saja Naruto mengatakan sesuatu yang membuat Itachi sedikit tersentak..

"Jika kau sudah pulang dari rumah sakit, ayo kita menikah. "Ajak Naruto  dengan tegas dan penuh harap.

"Memangnya kau mau sama pria buta seperti ku. "Ucap Itachi  penuh ragu, Naruto kesal dia segera mencium bibir Itachi dengan lembut, menyalurkan semua perasaannya terhadap pria yang menjadi kekasihnya itu.

"Aku tidak peduli, karna aku mencintaimu, dan satu hal lagi, kau pasti sembuh dan bisa melihat seperti  biasa lagi. "

Itachi merasakan hatinya menghangat. Dia lalu menyandarkan dirinya di bahu kecil Naruto  dan berbisik.

"Kumohon. Tetap seperti ini sampai  aku terlelap,"pinta Itachi yang di balas pelukan Oleh Naruto.

©©©©©©

Hari demi hari berlalu dengan cepatnya. Kondisi tubuh Itachi  juga sudah  stabil dan sang dokter akan membuka  perban di kedua mata  Itachi.

Semuanya menunggu dalam keadaan tegang, berharap Itachi  kembali seperti sedia kala.

Setelah perban di lepas, sang dokter memerintahkan Itachi  membuka matanya secara perlahan- lahan, dan Itachi melakukannya sesuai perintah sang dokter.

Semua tegang, sedangkan Naruto dia menyimpan tangannya di dadanya dan berharap tuhan mendengarkan rintihan doanya.

Naruto membelakan matanya saat Itachi berkata, jika dia belum bisa melihat sepenuhnya, sehingga dokter menyarankannya untuk memakai kaca mata. Atau lensa mata khusus.

Dan  Naruto bersyukur sekali karna tuhan mengabulkan doanya.

Beberapa Bulan kemudian.

Naruto dan Itachi akhirnya  memutuskan untuk menikah setelah kondisi Itachi pulih dan  kembali seperti sedia kala.

"Naru, di mana kemejaku sayang. "Panggil Itachi dari balik pintu  kamar  mereka berdua, mereka tinggal di rumah setelah menikah.

"Astaga Itachi kau pikunan sekali. Aku sudah menggantungnya di tempat biasanya. "Jawab Naruto sambil berjalan dari dapur dan membawa sepatula.

Membuat Itachi merinding, jangan-jangan dia mau di pukul lagi oleh istrinya, gara-gara modusnya di pagi Hari.

Naruto berjalan kekamar mereka, dan mencari -cari kemejanya, tapi tak menemukannya lalu ia menepuk jidatnya ketika ingat bahwa kemeja itu belum di cuci.

"Pakai kemeja Hitam aja ya. "Ucap Naruto dan Itachi tahu jika Naruto pasti lupa mencuci kemeja kesayangannya.

"Lupa lagi kan? "Tanyanya dengan nada menyelidik.

"Maaf, kayaknya harus beli baru lagi, biar banyak cadangan. "Jawab Naruto.

"Kan ada yang lain, "tanya Itachi perasaan kemeja putihnya gak cuma satu.

"Belum di setrika, aku malas. "Jawab Naruto singkat, Itachi mau protes tapi keduluan oleh ultimatum Naruto.

"Aku lagi malas. Jangan membantah. "
Itachi menghela  nafas dia mengecup kepalanya Naruto dengan lembut.

"Hn. "Itachi lebih baik memilih mengalah dari pada harus ribut bikin ribet.

"kalau lagi malas kirim aja ke laundry. "

"Iya.. Tapi kamu tetap ganteng kok pake kemeja hitam juga. "Balas Naruto sambil menatap  Itachi.

Itachi mengecup kening Naruto dengan lembut, Kemudian Naruto membalasnya dengan kecupan ringan di bibir seksi suaminya.

"Kerja yang benar, jangan sibuk lirik Perempuan lain. "Nasihat Naruto, yang di balas  jitakan kecil di di dahinya oleh Itachi.

"Nar! "

"Apa? "

"Malam ini. "

"Malam ini? "

"Pakai lingger merah maroon yang  kamu pakai pas malam pertama. "

Dan wajah Naruto otomatis memerah apa lagi di tambah Itachi yang mencium dan melumat bibirnya pelan di hadapan supir pribadinya.

"Byeee... Jangan bengong seperti itu, entar lalat masuk. "Ucap Itachi dari dalam Mobil, ah Naruto kesal sekaligus malu dia segera berlari masuk kedalam rumah dengan tangannya yang menutupi wajahnya.

Dia lalu tengkurap di atas ranjang, sambil memainkan kakiknya, ngomong-ngomong saat malam pertama aduh entah kenapa dia terus terbayang di otak kenarinya.

Dia kira Itachi akan bersikap beringas atau apalah, ternyata dia manis seperti premen gulali, perlakuannya lembut bagaikan sutra ah jadi kangen kan,aduuuh... Lingger merah ya, ah Temari sialan.

Rasanya Naruto ingin mengumpati wanita bersetatus Istrinya Shikamaru Itu.

Duda  ngenes  Vs janda  perawan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang