Bissmillahirahmanirahim.
Assallamualaikum Wr. WbHallo aku Andara !!
Ini cerita pertama yang aku buat hihi, moga kalian suka yaaa!!Selamat Membaca❤️
•••
Alova menatap langit langit kamarnya dengan malas. Semenjak kejadian 6 bulan yang lalu, kehidupannya jadi berubah 180 derajat. Hampir seluruh semangatnya hilang. Belum lagi soal luka yang selama ini ia simpan dan belum bisa terobati. Kenangan lama itu kembali terngiang di kepalanya. Untung saja ia segera tersadar dari lamunannya. Hal ini mungkin saja terjadi padanya apalagi sabtu pagi ini sangat membosankan baginya.
Seperti biasa orang tuanya sibuk bekerja, sedangkan sahabat sahabatnya sibuk dengan urusannya masing masing. Alleeya yang sibuk dengan rutinitasnya yaitu latihan balapan dan Aurora yang mengisi hari liburnya dengan berbelanja bersama mamihnya yang sangat suka berburu diskon.
Tidak lama kemudian benda persegi miliknya menyala, menandakan ada notifikasi yang masuk. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat apa yang muncul di layar tersebut.
Alexi : Lo dimana?
"Tumben banget dia nanyain gue, pasti ada butuhnya nih bocah." katanya sambil menerka nerka.
Setelah itu ia mengetikan sesuatu di ponselnya itu.Me : kasur. gue mager tapi bosenin banget.
Setelah membalas pesan tersebut ia meletakan benda tersebut di kasur. Tidak butuh waktu lama layar tersebut menyala kembali.
Alexi : Gue jemput, siap siap! 10 menit.
Alova tidak membalas pesan tersebut, ia hanya memutar bola matanya, "Mau bawa gue kemana sih pagi pagi gini." ucapnya seraya beranjak dari kasur.
🌸🌹🌸
Hening. Setelah Alexi menjemput Alova, dua remaja itu hanya berdiam sedari tadi. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya alunan lagu di radio yang mengiringi perjalanan mereka pagi ini.
Alova menatap ke arah jendela, menikmati setiap jengkal jalanan yang di laluinya.
Alexi membuka pembicaraan, "Kita ke puncak ya?" katanya lembut sambil meminta persetujuan.
Alova membulatkan matanya seraya melirik ke arah Alexi. Yang benar saja, selama ini Alexi tidak terlalu menyukai tempat tersebut. Lalu pagi ini sangat berbeda. Ia mengajakku untuk mengunjungi tempat tersebut, lebih tepatnya menanyakan persetujuan akan pertanyaannya.
"Ko bengong sih, dijawab dong!" kata Alexi seraya menyinggungkan senyum.
^Alova, lo cantik. Gue sayang sama lo, tapi perasaan ini-^
"Yeayy!" teriaknya antusias. "Tapi gue bingung" Alova mengecutkan bibirnya "Gue pengen ke mall soalnya ada tas mahal yang diskon gitu kata Aluna, tapi pengen ke puncak juga." rengek Alova seperti anak kecil.
"Yaudah kita kunjungi kedua tempat itu, tapi ke Mall dulu ya!" sambil mengacak rambut kekasihnya tersebut.
"Ayayayy!! Berangkatt" katanya antusias.
Alexi hanya mengangguk sambil menyinggungkan senyum.^Aku bahagia, hanya dengan senyum manismu itu.^
Perjalanan mereka dihiasi oleh beberapa obrolan dan candaan. Lalu ada sesuatu yang mengalihkan perhatian mereka ternyata dering yang keluar dari benda persegi milik Alexi membuat keduanya diam.
"Siapa tuh? Angkat aja deh, Lex"
Yang diajak biacara hanya terdiam.^Mengapa dia muncul lagi di kehidupanku?^
"Siapa Lex?" Ia mulai kebingungan karena melihat air muka Alexi yang berubah drastis.
"Woy! Kalo orang nanya tuh dijawab." Alova pun mengecutkan bibirnya karena Alexi tidak mendengarnya sama sekali sepertinya.
Pikirannya fokus pada siapa yang muncul di layar benda perseginya itu. Jika ia datang lagi ke kehidupan mereka. Bagaimana dengan Alova nantinya. Lalu layar tersebut kembali menyala dan menampilkan sebuah pesan.
R. Hilliary : Aku kangen kamu, Putra.
Alexi salah tingkah dan mulai gelalapan, membuat Alova curiga. Alexi pun berpura pura untuk tenang dan menyembunyikan ponselnya. Hal tersebut membuat Alova semakin penasaran, tidak biasanya Alexi seperti ini dan tingkahnya pun berbeda. Ada sesuatu yang di sembunyikan pikirnya. Ia pun merebut ponsel Alexi.
Lalu, "Aww!!" pekik Alova kesakitan.
Dan apa yang dilakukan Alexi tadi membuat Alova termantung. Selain perlakuannya pada Alova, Alova juga merasakan hatinya hancur berkeping keping setelah mengetahui isi pesan tersebut.
Alova tersenyum kecut seraya berkata, "Lex, lo masih inget kan perjanjian lo waktu itu? Gue minta lo tepati hal itu." ucapnya setenang mungkin. Alexi menengang, sontak hal itu sangat menohok Alexi.
"Atau lo mau gue lakuin hal 'itu lagi' kalo lo ingkar?" penawaran yang penuh penekanan di setiap katanya dan lebih menantang.
Alexi tetap diam. Ia masih bergelut dengan pikirannya, walaupun banyak hal yang ingin di ucapkannya namun ia tetap memilih bungkam.
Menit berikutnya Alova buka suara, "Diam lo itu berarti jawaban iya buat gue, um- lebih tepatnya persetujuan."
"Gue lakuin, Alexi. Ini udah jadi keputusan yang gue ambil." sambil tersenyum sinis.
Mendengar pernyataan nekat tersebut membuat Alexi tersentak. Yang benar saja, Alova akan melakukan hal terlarang 'itu' untuk kedua kalinya.
"Lo gabisa ambil keputusan itu seenak jidat lo, Vio!" bentak Alexi.
Yang dibentak tidak bergeming. Ia masih bersikukuh terhadap keputusannya.
"Lo kira ini sepele hah?!" bentak Alova, "Keputusan gue udah bulet. Lo gabisa menggoyahkan sedikit pun keputusan ini."
"Arghhhh" Alexi mengacak rambutnya frustasi. Alexi mencoba tenang dan mengatur emosinya, "Lo harusnya denger penjelasan gue dulu Vio" kata Alexi dengan nada bicara yang lebih lembut.
"Setelah apa yang gue liat, lo mau jelasin apalagi sih? Semuanya udah jelas, Lex."
Alexi membenci situasi ini karena ia sangat egois. Alexi naik pitam, "Keluar dari mobil gue, Alova Melodia Viony!" pekiknya keras.
Yang di sebut merasa shok, seketika ia meneteskan air mata dan dengan berat hati keluar dari mobil kekasihnya, Alexi Putra Mahanipura.
Setelah Alova turun dan pintu mobilnya tertutup dengan baik, Alexi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan Alova yang memantung sendirian.
"Sialan lo, lex!!" teriak Alova di sela sela isakan tangisnya.
Hancur. Satu kata yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Alova saat ini.
•••
Jangan lupa masukin reading list, vote dan komentar juga yaa!!
Makasih🙏🏻💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Alova
Teen Fiction"Sialan lo, Lex!!" teriak Alova di sela sela isakan tangisnya. Hancur. Satu kata yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Alova saat ini. "Lo tinggalin gue dengan 14 teka teki ini." batinnya lirih. Aku memaafkan kepergianmu, namun bagaimana denga...