Akankah jadi kenyataan?
•••
Alova memantung, hal tersebut masih terngiang ngiang dalam benaknya. Entahlah, semesta senang sekali memberi sensasi adrenalin.
Arel mematikan mesin mobilnya lalu keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Alova, "Silahkan tuan putriku"
Alova hanya tersenyum dan menundukan sedikit kepalanya, "Terimakasi, tetapi tuan putri ingin meminta sesuatu sebelum turun"
"Dengan segala hormat, apa yang kau inginkan putri? " kata Arel sambil cengengesan
"Gendong ampe atas"
"Bisakah saya menolaknya? "
"Kan kali ini gue jadi tuan putri, bebas dong mau minta apa aja" katanya seraya menjulurkan lidah
Arel dengan segala kepatuhannya menggendong Alova, "Nyesel deh gue"
Alova langsung memeluk Arel dan berbisik, "Ayayayyyy!! Tidak boleh ada penolakan untuk tuan putri"
Arel memutar bola matanya, "Gimana lo deh bocah, untung gue sayang lo"
Sesampainya di depan pintu, hanya beberapa ketukan saja pintu tersebut terbuka.
"Ya allah non, allhamdulillah akhirnya pulang. Bibi khawatir banget, nah loh ini ko di gendong? Non kenapa? Gabisa jalan toh?" cerocos Bi Amih.
Arel menanggapinya, "Biasa bocah, manja bi"
Bi Amih merasa lega sembari mengusap dadanya, "Oalah syukur allhamdulillah den, mau bibi bikinin apa? "
"Ahaahahaa bibi tenang aja aku gapapa ko, sehatt!!! Cuma males jalan ngapain punya abang kalo ga guna. Aku pengen susu deh ama sup cream" Alova berkata seenaknya
"Saya teh ama nasi goreng deh bi, tapi simpen aja nanti di meja makan. Yang Alova tar anter keatas aja. " kata Arel pada Bi Amih
Bi Amih hanya mengangguk dan tersenyum lalu menutup pintu. Mereka pun menaiki tangga sembari Alova yang menyanyi lagu 'Naik naik ke Puncak Gunung' dan Arel yang menertawakannya.
Sesampai kamar, Alova langsung menghempaskan tubuhnya di kasur.
"Aaaaaaaa, gue kangen banget ama ni kamar" ia berteriak sembari meregangkan tangannya.
"Lebay deh lo maemunah, ohiya ini hp lo berisik banget" Arel menyodorkan hp milik Alova.
Ia meninggalkan Alova tapi sebelum itu Arel berbalik dan berkata, "Gue mau makan dulu, tar kalo ada apa apa kabarin aja gue mau rebahan di bawah."
Dengan mata tertutup Alova berkata, "Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Tak lama kemudian, benda persegi tersebut berdering kembali, ternyata ada beberapa notifikasi yang masuk.
Alova memeriksanya tetapi tidak langsung membalasnya, ia melihat satu persatu pesan yang masuk. Rata rata isi nya hanya menanyakan keadaan dan keberadaan Alova, sebab walaupun Arel memberitahu wali kelasnya akan keadaan Alova tetapi ia memberi pesan padanya untuk tidak memberitahukan dimana keberadaan Alova.
Alova cengengesan membaca satu persatu pesannya, banyak sekali yang menanyakannya bahkan teman yang tak dekat dengannya pun menanyakan kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alova
Teen Fiction"Sialan lo, Lex!!" teriak Alova di sela sela isakan tangisnya. Hancur. Satu kata yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Alova saat ini. "Lo tinggalin gue dengan 14 teka teki ini." batinnya lirih. Aku memaafkan kepergianmu, namun bagaimana denga...