Empat

89 16 0
                                    





Rinduku Meracau Nakal Lagi



•••




Tidak mungkin Bi Amih membohongiku. Jika itu bukan Kenzie, lalu siapa yang bertamu malam ini?
Atau sepertinya Kenzie sedang mengerjaiku dengan menyuruh Bi Amih untuk tidak mengatakan kehadirannya.

Ia mungkin saja seperti itu. Karena ia sangat jail. Tapi ini aneh, biasanya ia langsung mengetuk pintu kamarku atau berteriak dari ruang tamu yang berada di lantai 1.

Aku ragu untuk menemuinya. Entah mengapa jantung ini berdegup kencang. Mungkin saja itu orang jahat yang berkata bahwa ia temanku. Lalu ia menculikku dan menjualku pada pria hidung belang.

Aku bergidik ngeri ketika membayangkan hal tersebut.

"Astagfirullah, nakal banget pikiran gue."

Aku mulai memberanikan diriku untuk keluar kamar. Menatap cermin sekilas dan menguatkan diriku. Aku mengatur nafas dan mulai keluar dari kamar.

"Gue harus tenang. Semuanya bakalan baik baik aja."

Ketika aku menuruni anak tangga, aku tidak melihat dengan jelas wajahnya. Tetapi aku mengenalinya dari postur tubuhnya.

Benar dugaan Alova. Ketika ia tersadar bahwa ia mengenali orang tersebut. Ia berlari dan langsung memeluknya. Lalu pria tersebut membalas pelukannya.

Hangat. Kesan pertama yang di rasakan Alova. Ia sangat bahagia. Ia merindukan pria di hadapannya. Aroma tubuhnya masih sama seperti terakhir kali ia memeluknya. Alova tidak kuasa menahan air matanya. Ia menumpahkan segala keluh kesahnya. Hanya pria di hadapannya lah yang sangat mengerti Alova.

Dalam dekapannya ia berbisik, "Gue kangen lo, Vio."

Vio, sebutan untuk dirinya. Tetapi tidak semua orang dapat memanggilnya dengan sebutan itu. Hanya orang orang terdekatnya saja yang diperbolehkan untuk memanggilnya seperti itu. Termasuk pria yang berada di hadapannya.

Tangisan Alova semakin menjadi ketika ia mendengar ungkapan tersebut. Suara beratnya yang khas dengan logat bicara yang tegas. Alova tidak pernah bosan untuk mendengarnya.

Pria tersebut lebih mengeratkan pelukannya. Lalu mencium puncak kepala Alova dengan penuh kasih sayang. Sudah lama ia tidak merasakan kasih sayang seperti ini. Apalagi ketika kejadian itu. Alova telah kehilangan sebagian kasih sayangnya. Kasih sayang yang tidak dapat terganti oleh siapapun.

Pria tersebut melepas pelukannya. Lebih memberikan ruang pada Alova. Alova menatapnya, lalu tersenyum hangat. Kemudian pria tersebut menangkup pipi Alova sembari menghapus air matanya.

"Gue lebih kangen lo, Bang"








•••

Jangan lupa masukin reading list, vote dan komentar juga yaa!!
Makasih🙏🏻💛

AlovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang