04. who am i

6.5K 1.2K 375
                                    


Kami bertiga mematung. Berusaha mencerna apa yang terjadi. Sebelum akhirnya Jeno berteriak...
 

  

    
 
 
 
 
 
   

 
 
   
 
 
 
 
   
 
"RUNNNNNN!!!!!"
   

  

  

 

 

 
Teriakan nyaring itu membuatku menoleh dan melihat sosok monster itu terbang ke arah kami, ingin memangsa kami bertiga.
     

"HEH, CAS BENGONGNYA NANTI AJA JANGAN SEKARANG," teriakku sambil menarik Lucas dengan susah payah.
     

Untung saja dia segera tersadar dan langsung berlari sekencang-kencangnya.
      

"LAH JANGAN TINGGAL GUE JUGA YAAMPLOP!"
     

Aku segera berlari menyusul Jeno dan Lucas dan berlari disamping mereka dengan nafas yang memburu. Menuruni tangga dan berlari menyusuri koridor.
     

Aku menoleh ke belakang melihat makhluk itu masih saja terbang mengejar kami dengan sayap terbuka lebar yang menyebabkan beberapa kerusakan pada pilar tembok sekolah.
    

Aduh kalo kita yang dituduh ngerusak sekolah bakalan mampus ini.
    

Kami terus saja berlari tak tau tujuan. Asalkan bisa kabur dari makhluk itu. Ya bayangkan saja bagaimana bisa berfikir dalam keadaan seperti ini?
     

Aku dan Lucas hanya mengikuti Jeno yang memimpin di depan kami─menuntun kami menuju bagian belakang sekolah yang terdapat lapangan outdoor.
      

Kami berhenti, memegang lutut kami dengan nafas yang tersengal-sengal. Merasa tidak kuat untuk berlari lagi. Kami lebih memilih untuk berhenti berlari dan melawan monster itu.
   

Ku akui, kami memang segila itu.
  
  
  
  
   
  
   
   
  
Brakkk
 
  
   
   
   
   
   
   
  

  
  
    
Kami menoleh ke arah pintu masuk lapangan yang sudah tak berbentuk dihantam oleh makhluk itu.
    

Tapi entah dapat keberanian dari mana aku malah maju berjalan mendekati monster itu.
   

"Jangan coba-coba mendekat." Kataku dengan suara beratku, menekankan setiap kalimat yang kuucapkan.
   

"Aaa aku takutt." Ejek monster itu.
    

Kemudian langit mulai menggelap, gemuruh petir terdengar─yang kuherankan makhluk itu tampak sedikit takut setelah gemuruh yang kedua kalinya.
   

Aneh. Gemuruh ini terdengar setelah aku mengucapkan tiga kata tadi. Padahal tadi langit cerah sekali.
      

"Memang sudah sepantasnya kau takut!" Kata seseorang dari belakang monster itu. Monster aneh itu berbalik menghadap ke orang itu dengan seringai menyeramkannya.
    

"Taeyong Lee. Kejutan yang luar biasa. Kau siap untuk mati?"
    

Taeyong terkekeh mendengar itu.
      

Orang ini kok bisa santai sekali sih?
     

"Bukankah seharusnya kami yang menanyakan hal itu? Griffin."
    

Kami? Griffin? Hah?
   

Salah satu pertanyaanku terjawab, keluarlah seseorang dibelakang Taeyong, kemudian berdiri disampingnya.
    

Son of Zeus ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang