11. party

6.2K 1K 120
                                    

Aku, Haechan, Jeno, dan Renjun bergegas meninggalkan sekolah─ ya, walaupun sebenarnya sekolah belum selesai. Kami memalsukan surat izin. Menyusahkan sekali memang.
   

Sesampainya di luar sekolah Renjun buru-buru mengeluarkan kalungnya dan entahlah, membuka tutup liontinnya? Aku juga tidak tau.
   

Tapi begitu dia membukanya, kami berempat langsung berpindah tempat.
    

Kami berada tepat di gerbang Headquarters.
     

Buru-buru kami masuk ke dalam, berlari di dalam gedung markas yang besar ini sampai ke ujung dan menemukan pintu untuk ke padang rumput.
   

Karena aku berada di paling depan aku membuka pintu itu dengan tergesa-gesa.
   

Dan─
























markas sudah dalam keadaan siap berperang.
    

Padahal ini masih sekitar jam 12 siang. Tapi semua penduduk markas sudah bersiap siaga dengan senjata masing-masing. Jangan lupakan baju perang yang mereka gunakan.
    

Dari jauh kulihat Tris berlari ke arah kami.
    

"Eh, kalian telat banget datengnya. Buruan itu di sebelahnya pintu ada baju perang sama senjata-senjata terserah deh kalian mau pilih yang mana pokoknya pakek baju perangnya sama ambil senjata."
    

"Siapa yang nyerang?" Tanya Jeno.
   

"Masih belom tau, ini dinding perlindungannya dari tadi berpendar terus. Tadi juga ada getaran kayak gempa bumi. Itu tandanya ada ancaman dari luar yang berusaha masuk."
   

"Lucas mana?" Tanyaku.
   

"Tenang, dia sudah siap siaga di depan sama Elise. Dia belajar pedang cepet banget sih? Iri gue."
   

"Ya mana saya tau saya ka─"
   

"Banyak ngomong, Jaem. Udah buruan!" Potong Renjun tidak sabaran.
   

Aku hanya bisa menuruti mereka. Dan jujur saja, aku agak kesulitan memakai baju perang ini. Tapi Haechan membantuku.
   

Aku memilih pedang dan perisai sebagai senjata. Yang lain juga. Setelah itu kami buru-buru berbaris di depan menyusul yang lain.
   

Keadaan hening. Hanya terdengar suara angin yang mengusik pepohonan. Tapi tidak lama, aku bisa merasakan sebuah getaran.
    

Keadaan masih hening sampai tiba-tiba terdengar auman singa yang menggelegar di padang rumput luas ini.






















What the hell?

























Apa-apaan?




















Makhluk apa lagi ini? Badannya berupa singa di bagian depan, ular di belakang dan kambing di tengah. Dan badannya besar sekali seperti raksasa. Aku bahkan tidak yakin itu adalah badan.
    

Dari jauh aku mendengar Jessie berteriak "ITU CHIMERA! SERANG!!" Dan seketika padang rumput luas ini berubah jadi sebuah zona perang.
   

Aku pun ikut berlari sambil merasa bodoh sekali.
    

Sungguh sangat bodoh. Aku hanya bisa menggunakan belati dan tidak begitu mahir berpedang. Memang diajari sedikit kemarin, hanya saja ini tetap saja gila sekali.
   

Son of Zeus ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang