14. hydra

4.8K 558 175
                                    

Jadi ini rasanya jadi demigod? Yaampun kalau tiap hari harus gini terus bisa gila?

Sekarang aku, Renjun, dan Haechan sedang bersiap siaga di posisi masing-masing memegang senjata yang kami bawa-menunggu pintu itu terbuka dengan sendirinya.

"Woi, lo pada ga ketar ketir apa? Takut anjir, pokoknya kalo ada apa-apa sama gue tolong sampein pesen gue ke-"

BRAKK

Hah? Loh?

"Lah? Mark hyung? Jackson hyung??"

"Mark hyung??" tanyaku kebingungan.

"Beda Mark. Bukan Mark Lee." kata pria bernama Mark itu.

"Sempet-sempetnya kenalan dulu etdah. Emang warga negara santuy, buruan lari mumpung lagi diberesin sama temen-temen kita," kata orang yang kuyakini bernama Jackson itu.

"Beresin apaan?" tanyaku spontan.

"Hydra. Men In Black kampret itu hydra."

"Kan ga cuma gue doang yang bilang mereka mirip Men in Black."

"MALAH RIBUT MEN IN BLACK. BURUAN LARI!" teriak Kak Mark yang tanpa basa-basi langsung kulaksanakan. Kami berlari menuruni tangga menuju lobby diikuti Jackson.

Sumpah, aku telah melihat Gryffin yang sudah sangat aneh. Tetapi makhluk di lobby ini tidak kalah aneh. I mean-apa yang bisa lebih aneh lagi dari naga berkepala banyak yang sangat jelek dan tidak enak dipandang?

Tetapi aku lega hydra itu tidak menghiraukan kami karena mereka sedang disibukkan oleh sekitar 5 demigod? Kurasa mereka memang sengaja mengalihkan perhatian hydra itu.

"Jaem, Chan, ayo mencar. Kita cari kepingan sabitnya. Gue yakin pasti di sini, sih. Nggak mungkin navigator lo salah tempat," aku dan Haechan mengangguk mantap dan langsung berpencar.

Mataku tertuju pada meja resepsionis yang lumayan besar. Menggeledah meja itu bukanlah hal yang mudah karena berantakan sekali, banyak kertas-kertas menumpuk bercampur serpihan kaca. Hydra itu benar-benar mengacau di sini.

"JAEM, JUN, KETEMU!!" Kudengar suara Haechan berteriak. Aku merasa lega.

Namun sepertinya semesta tidak mengijinkan jantungku beristirahat.

Bukan hanya aku dan Renjun yang mendengar teriakan super Haechan. Hydra yang tadinya sibuk dengan demigod-demigod itu ternyata juga mendengarnya. Alih-alih bertarung, hydra itu sekarang malah mengejar Haechan yang berlari mati-matian membawa potongan sabit itu. Beruntung salah satu dari demigod-demigod itu segera menyusul Haechan dan membantu melindunginya.

Aku sudah bersiap untuk berlari dengan pedangku untuk membantu Haechan tapi sepasang tangan menahanku-

"Jangan. Kalo lo nebas 1 kepala hydra, nanti tumbuh 2 kepala. 1 aja mager ngurusinnya apalagi 2, belom ditambah yang lain. Mager kuadrat kubik banget," omel pria yang menahanku.

"Sorry, lo...?"

"Oh iya lupa, Bambam, son of Hermes!" Bambam menyengir.

"Gila hyung, temen-temen lo sibuk Hydra lo di sini sibuk kenalan apa ga kurang santuy hidup lo?" Kata Renjun yang baru saja sampai di sampingku dengan nafas yang terengah-engah.

"Yaudah, serius dulu. Jun, coba deh lo konsentrasi, coba datengin air, lo tahan Hydranya seenggaknya sampe Mark hyung balik."

"Emang kenapa kalo Mark hyung balik?"

"Dia bawa kepala Medusa."

"Ngaco banget, hyung??"

"Lah, gue santuy salah, serius juga salah. Mau lo apa? Udah buruan kasian temen lo sama temen-temen gue dari tadi ngurusin makhluk unfaedah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Son of Zeus ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang