awal mula

45 4 0
                                    

"Lo tadi ngapain di panggil bu killer ta" tanya aidan setelah anta duduk di bangkunya.

"Di suruh ngiringin buat musically puisi"jawab anta.

"Musically? Buat apa" tanya marko yang merubah duduk menghadap ke belakang, karena dia duduk di depan bangku aidan.

"Ah iya buat apaan musically, tumben banget ada gituan" sahut jems di samping marko.

"Buat aniv sekolah kita minggu depan" terang anta dan di balas oleh koor oh dari mereka bertiga.

"Ah iya lo kan gak bisa puisi ta?" tanya  marko bingung, karena setahunya anta bukan orang yang puitis.

"Kan gue tadi bilang yang ngiringin marko, bukan yang baca puisi" geram anta, karena pasalnya dia tadi sudah bilang yang mengiringi di awal. namun anta memaklumi, karena marko memang orangnya rada lemot.

"Maklumin aja ta, marko kan emang rada lemot" celetuk jems.

"Enak aja siapa bilang, gue ini  pintar asal lo tau" elaknya.

"Halah pintar dari mana, orang pr aja nyontek mulu lo ko" hardik aidan dan di balas plototan gratis oleh marko.

"Lo ulangan juga masih nyontek gue ko, gegayaan bilang pinter" celetuk anta.

"Iya kalian pintar, aku hanyalah babu tak berguna" ucap marko dramatis.

"Eh udah hadap ke depan sana ada pak mat" ucap aidan setelah melihat pak matrio guru matematikanya memasuki kelas.

😽😽😽

"Eh yan" panggil anta saat melihat abyan di koridor kelas saat pulang sekolah.

Fyi abyan adalah salah satu anggota band yang sama seperti anta,yaitu sebagai drumer.

"Ah iya ada apa ta" timpal abyan.

"Gue nanti nyusul ya latihannya, soalnya gue di suruh bu ima ke aula bentar"

" oh iya ta, gak papa kok, santai"timpal abyan sembari menepuk pundak anta ramah.

"Duluan ya" pamit anta kepada abyan, pasalnya anta takut nanti bu ima mengamuk,kan berabe.

"Ah iya ta, bay" timpal abyan

Kemudian mereka berpisah karena arah yang mereka tuju berbeda.

Saat anta sampai di aula suasana sepi langsung menyambutnya dan berhasil membuat bulu kudup anta merinding.

Saat membuka pintu aula,mata anta langsung tertuju pada seorang gadis yang sedang menghadap ke jendela, ia di sana sendirian.

Di temani sebuah gitar dan kertas yang tergeletak tak berdaya di lantai. Anta ragu untuk masuk ke aula, karena takutnya yang ia lihat bukanlah manusia, mungkin hantu mbak kunti yang sedang galau di tinggal belahan jiwanya,kan ngeri.

Hingga keraguan anta hilang, saat gadis itu memutar arah menghadap ke belakang, dan ternyata kejoralah gadis tersebut.

"mengapa ia sendiri, bukannya seharusnya ia bersama bu ima"batin anta bingung.

" bu ima sedang keluar, ia ada urusan mendadak"ucap kejora dingin.

"Oh" timpal anta tak kalah dingin.

KENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang