BINGUNG!? APA PENTINGNYA PELAJARAN DI SEKOLAH TOH SETELAH LULUS DILUPAKAN JUGA

179 22 3
                                    

Masa wajib sekolah selama 12 tahun (SD 6 tahun, SMP 3 tahun & SMA 3 tahun) kita mengikuti berbagai mata pelajaran yang jumlahnya terlalu banyak yang nampaknya ga ke-otak-an kalau kudu dicerna semuanya.

Bagi yang sudah lulus sekolah, apakah Anda ingat semua isi dari mata pelajaran yang sudah dilalui? Dan jika ada adik/anak Anda yang masih sekolah, apakah Anda bisa membantu menyelesaikan soal-soal ujian/pelajaran yang sedang dia hadapi?

Jujur saja, saya bahkan para orang tua disekitar saya pada angkat tangan kalau disuruh ngerjain soal-soal pelajaran sekolah jaman sekarang. Lieeeuuurrr~ Puyeeeeeuuunnnggg~ mending lemparin aja ke bimbel (yang akibatnya pengeluaran orang tua pun bertambah untuk membantu anaknya bisa mengerjakan soal-soal dan bisa lulus dengan baik)

Banyaknya mata pelajaran diadakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang pada dasar tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ). Kita disekolahkan mengikuti KBM lalu menjalani berbagai ujian (ulangan, ujian semester, ujian akhir, ujian nasional, dll), diberikan standar nilai kelulusan, harus melampaui standarisasi tersebut sebagai syarat lulus (naik kelas), dan terus menerus seperti itu polanya selama masa sekolah ditambah jika kuliah pun akan mengalami pola yang sama dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

TAPI APAKAH BENAR TUJUAN DARI PENDIDIKAN ITU HANYA BERFOKUS PADA PENINGKATAN KECERDASAN INTELEKTUALNYA SAJA?


Apakah para pelajar dan para guru merasakan kebahagiaan dalam kegiatan belajar mengajar ini, atau mereka merasa terbebani? Apalagi ditambah selalu ada perubahan kurikulum yang membuat para pelajar dan para guru kebingungan untuk membangun/melaksanakan sistem belajar yang baik.

Apakah para pelajar dan para guru merasakan kebahagiaan dalam kegiatan belajar mengajar ini, atau mereka merasa terbebani? Apalagi ditambah selalu ada perubahan kurikulum yang membuat para pelajar dan para guru kebingungan untuk membangun/melaksan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada akhirnya yang menjadi target para pelajar dan guru hanya pada LULUSnya saja, yang penting semua mata pelajaran yang ada mereka bisa mengerjakannya dan bisa lulus (naik kelas). Sang pelajar berpikir supaya tidak malu (khawatir ga naik kelas) kepada teman-teman, keluarga dan para guru ia mempelajari berbagai cara untuk bisa lulus, jika ke-otak-an dia akan mempelajari semua pelajaran, tapi kalau tidak sebagian pelajaran lainnya menggunakan trik-trik tertentu agar bisa lulus (jujur saja kita semua mengalami hal ini kan?!), karena kapasitas otak setiap orang berbeda-beda (ada yang cepat tanggap, ada pun yang lemot) dengan mata pelajaran yang melebihi kapasitas otak saat ini, nampaknya sulit untuk memahami semua pelajaran.

JADI APAKAH SEPERTI ITU DUNIA PENDIDIKAN?

Menurut saya yang konsep KBM diatas itu adalah KONSEP AKADEMI BUKAN KONSEP PENDIDIKAN! KITA SEMUA TERJEBAK DALAM KONSEP AKADEMI YANG TUJUANNYA PADA NILAI AKADEMIS YANG BAGUS SEBAGAI SYARAT KELULUSAN!

NAMUN KONSEP PENDIDIKAN ITU LEBIH LUAS LAGI CAKUPANNYA!

Pendidikan berfungsi membantu peserta didik (siswa) dalam PENGEMBANGAN DIRINYA, yaitu pengembangan semua POTENSI, KECAKAPAN, serta KARAKTERISTIK pribadinya ke ARAH yang POSITIF, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai untuk melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Mereka telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, telah berkembang (teraktualisasi) atau sama sekali masih kuncup (potensial).

Peran pendidik adalah MENGAKTUALKAN yang masih kuncup dan mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, SEMAKSIMAL mungkin sesuai dengan kondisi yang ada.

Peserta didik (siswa) juga memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Dalam interaksi pendidikan peserta didik TIDAK SELALU HARUS diberi atau dilatih, mereka dapat MENCARI, MENEMUKAN, MEMECAHKAN MASALAH dan MELATIH DIRINYA SENDIRI.

 Dalam interaksi pendidikan peserta didik TIDAK SELALU HARUS diberi atau dilatih, mereka dapat MENCARI, MENEMUKAN, MEMECAHKAN MASALAH dan MELATIH DIRINYA SENDIRI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jadi, sudah jelaslah bahwa PENDIDIKAN itu BUKAN sekedar mengejar nilai akademis (atau lulusnya saja). Soft skill perlu dikembangkan juga di didik untuk menjadi seorang problem solver yang tidak hanya pandai mengkritik tetapi juga harus mampu menawarkan SOLUSI.

Pendidikan jangan hanya berfokus pada pengembangan KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) saja, tetapi juga harus membangun KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) sehingga mampu mengontrol diri dari prilaku negatif, KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) agar mampu menjadi pribadi yang santun, shalih dan belajar bijak, juga yang tidak kalah PENTINGNYA yang harus ditumbuhkan adalah KECERDASAN FINANSIAL (FQ) ini sangat diperlukan agar mereka mampu MEMBANGUN KESEJAHTERAAN setelah dewasa nanti

MELEK DUIT = CERDAS FINANSIAL (FQ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang