Siang ini, Audy dan keempat temannya sudah sepakat untuk makan siang bersama di sebuah restoran masakan khas Korea. Gita yang menentukan tempatnya, gara-gara ia tidak kebagian tiket konser encore EXO di Korea. Padahal ia sudah menabung dari jauh-jauh hari agar bisa membeli tiket dan berangkat ke Korea. Pacarnya, Juna, juga sudah sepakat untuk menemani, tapi apa daya pemburu tiket EXO itu gesitnya tidak manusiawi. Tiketnya terjual habis hanya dalam waktu 0,2 detik setelah penjualan resmi dibuka, dan Gita baru dapat mengakses situsnya setelah mengalami crash akibat terlalu banyak yang mengakses. Jadilah ia melimpahkan kekesalannya dengan segala sesuatu yang berbau Korea, beruntung Juna sangat pengertian dan selalu mengikuti hal-hal absurd yang Gita inginkan. Sayangnya hari ini Juna sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya, sehingga Gita menghubungi kawan-kawannya untuk mengikuti nafsu gilanya.
"Deka sebenernya udah jadian belum sih sama si Nadine-Nadine itu?" tanya Gita setelah ia selesai dengan sesi curhat 'kehabisan tiket konser EXO'nya yang terus diulang-ulang jika mereka sedang berkumpul, dilanjut pernyataannya bahwa malam ini ia akan menginap di rumah Audy dan menjadikan gadis itu sebagai korban karena harus menemaninya menonton atau streaming hal-hal berbau EXO semalaman.
Chandra dan Seno hanya menggedikan bahu, sedangkan Audy terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab, "setahu gue sih belum. Deka bilang mau main pelan-pelan sama yang sekarang," yang disambut delikan setengah tidak percaya dari ketiga teman disekitarnya.
Mereka, kecuali Deka, sudah berkumpul di lokasi tempat mereka janjian. Chandra dan Seno datang tidak lama setelah Gita dan Audy menjadi yang pertama hadir. Sedangkan Deka mengabari di grup bahwa ia akan terlambat dan membawa Nadine untuk bergabung bersama mereka.
"Lo kenal orangnya, Dy?" tanya Seno kemudian.
Audy menggeleng kemudian menjawab, "tapi udah pernah lihat sih"
"Emang cantik banget ya? Deka suka antusias banget kalau nyeritain tentang Nadine." sambung Gita.
Baru Audy akan membuka mulutnya, Chandra tiba-tiba menyela, "lah, cewek kita bertiga mana ada yang gak cantik?" akunya dengan bangga, Seno hanya menyeringai menyetujui.
"Menurut gue, lebih ke- dia itu tipe ideal Deka banget. Tahu sendiri kan, Deka suka sama cewek yang dewasa, anggun, dan smart. Nah, dari yang gue tangkep, Nadine ini kayaknya cocok dengan semua kriteria itu." Jawab Audy mencoba terlihat sesantai mungkin.
"Terus lo gak papa?" tanya Seno memiliki makna ambigu yang membuat ketiga temannya refleks menoleh kearahnya dengan ekspresi penuh tanya.
"Maksudnya? Kenapa gue harus kenapa-napa?" Audy justru membalikan pertanyaan Seno.
Seno pun lagi-lagi hanya menggedik bahunya, menandakan bahwa pertanyaannya bukanlah sesuatu yang mendesak dan Audy tidak harus menjawabnya jika memang tidak perlu.
"Dy, lo bilang Nadine-nya Deka itu anak HI dan seangkatan sama Chandra kan?" tanya Gita setelah sibuk mengotak-atik aplikasi di handphonenya. Audy hanya mengangguk yang disusul oleh pertanyaan Gita selanjutnya, "nama lengkapnya Nadine Kartika Dewi bukan?"
Audy menggeleng, Deka memang tidak pernah menyebut nama lengkap Nadine.
Gita kemudian menunjukan hasil temuannya di handphone miliknya kepada teman-temannya, khususnya kepada Audy, "yang ini bukan?" tanyanya, Audy pun mengiyakan.
"Bener yang ini ternyata!" pekiknya heboh, "dia tuh selebgram, followersnya puluhan ribu. Gila, emang oke banget sih itu cewek! Paid promotenya aja selalu yang berhubungan sama produk kecantikan atau perawatan kulit."
Jujur saja Audy baru mengetahinya, ia memang jarang mengikuti akun-akun selebgram atau orang-orang yang tiba-tiba ngehits bukan karena prestasi atau karyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMEN?? (END)
Teen FictionAudy dan Deka sudah bersahabat sejak lama, bahkan kedua keluarganya sudah saling mengenal sejak mereka masih TK. Keduanya hampir tidak pernah terpisahkan, di mana ada Audy di situ pula Deka berada, kecuali saat Deka sedang bersama pacarnya. Melihat...