Melodi Kesebelas : Aku Suka Piano

16 0 0
                                    

Melodi Keajaiban

Dita Chun © 2013

*

*

*

*

*

Melodi Kesebelas :

Aku Suka Piano

 

 

              Melani kembali ke kelas dengan perasaan tak tenang. Lagi-lagi ia harus melihat Melodi berduaan dengan Ares. Ia sadar bahwa usianya belum genap tiga belas tahun, tapi ia tak ingin kehilangan Ares sebelum waktunya. Di usia lima belas kelak ia akan menyatakan cintanya apapun yang terjadi. Ia akan memperjuangkan cintanya meski harus terpisah karena Ares akan segera lulus dari kelas 5.

              International Middle School Bandung memang hanya memiliki program akselerasi. Jadi, setelah 5 tahun belajar di sekolah ini mereka akan menghadapi ujian nasional setara kelas 3 SMA pada umumnya kemudian lulus dan melanjutkan ke bangku kuliah. Seperti Ares yang memiliki intelektual cukup tinggi, tentu saja ia akan melanjutkan ke perguruan tinggi—siapapun tahu itu. Tahun depan adalah tahun terakhir bagi Ares untuk tinggal di sekolah ini, setelah itu ia akan pulang ke kota dimana ia dan Melani berasal, Jakarta. Bisa jadi pria itu akan melanjutkan kuliah ke luar negeri jika ia bisa meraih program beasiswa.

              Melani menoleh ke arah pintu kelas. Ia melihat Melodi berjalan masuk kemudian duduk di bangkunya. Ia dan Ares baru saja makan berdua di kantin, mana mungkin tak ada apapun? Gadis itu terus saja gusar dengan pikiran-pikiran negatif yang muncul silih berganti memenuhi kepalanya.

              “Melodi!” Melani menghampiri Melodi yang baru saja duduk. “Kamu sama Kak Ares ada hubungan apa, sih? Kalian pacaran?”

              Melodi mengerutkan kening, tak paham.

              “Kenapa sih Kak Ares peduli banget sama kamu? Memang lebihnya kamu apa sih? Kamu cuma siswi peringkat dua di kelas ini! Aneh kalau Kak Ares suka sama kamu!” Gadis itu tak mampu mengendalikan emosinya lagi. Melodi bangkit dari kursi. “Dia itu cuma suka sama piano!” Ia menirukan isyarat dari Ares.

              “Piano? Dia bilang ke kamu kalau dia suka piano?” Melani mencoba menirukan isyarat Ares yang dilihatnya tempo hari.

              Sejenak keduanya diam, menyelami isi pikiran masing-masing. Selang beberapa detik keduanya tersentak bersamaan. Sepertinya, ada satu maksud serupa yang ditangkap keduanya kala itu.

              “Aku suka piano.”

              Kedua gadis itu mengingat kembali apa yang diisyaratkan Ares pada mereka. Melani menarik sebuah kertas di atas meja Melodi. Ia lekas menuliskan sesuatu di atas sana.

              “Dalam bahasa Inggris, aku sama dengan I. Kemudian suka sama dengan like. Terakhir, piano sama dengan piano.” Melani bergumam sambil menulis. “Jika dijadikan satu, maka akan menjadi ‘I like piano’. Atau...,” Melani membekap mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Ia menyadari sebuah pesan dari isyarat Ares.

 

 

              I like piano, I like melody...

              Keduanya bisa diterjemahkan dalam isyarat yang sama. Itu berarti makna isyarat tersebut bisa jadi, “Aku suka Melodi.”

              “Karena aku suka Melodi.”

              Ya. Sekarang semuanya terasa masuk akal. Kenapa Ares datang dan selalu membantu Melodi bangkit dalam keterpurukan sampai membuatnya menang dari Melani adalah karena Ares menyukai Melodi. Ya, itu jauh lebih masuk akal dari sekadar diterjemahkan sebagai, “Aku suka piano.”

***

Melodi KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang