Bab 8 (Job)

8 3 0
                                    

Aku sudah melewati bagian menemui ayah Natasya. Menurut ku tidak terlalu buruk.

"Nat kekantin yok? Ujar ku

Dia hanya menggeleng kan kepalanya. Apakah dia menghindari ku?

Hari ini kelas ku belajar matematika. Kami diberikan tugas perkelompok untuk menghitung tinggi pohon disekolah dengan alat bantu sederhana.

Kami pun berhamburan keluar kelas dan rapat dengan kelompok masing-masing yang sudah dibagi oleh guru.

"Jadi kita pohon yang mana? Tanya teman sekolompok ku

"Yang dekat lapangan basket tu aja." Ujar ku

Kami pun bergegas kesana. Dan terlihat kelompok kelompok lain yang sedang mengukur pohon.

"Kayak mana sih caranya? Tanya temanku

"Disini kan udah ada dikasih data. Tinggal hitung jarak kita dari pohon dulu pake meteran. 2, 3, dan 4 meter di datanya. 2 meter dulu ukur dari pohon ke lapangan. Nantik kau tegak di tempat yang udah diukur (2 meter dari pohon), trus liat keatas pake alat sederhana ini. Hitung sudut nya. Terakhir pake rumus cosinus. Dapat deh jadinya tinggi pohon. Harus dibandingkan dengan 3 dan 4 meter. Sama gak hasilnya. Begitu." Ujarku panjang lebar

Mereka hanya ber-oh ria. Aku cepat cepat menyelesaikan pekerjaan ku supaya bisa berbicara dengan Natasya.

Karena pekerjaan ini sangat mudah. Aku dan beberapa teman ku pergi kekantin sebentar sebelum masuk kelas, disana aku menemui Natasya.

"Hey Nat. Tumben kekantin." Ujarku

"Dipaksa sama Syifa (teman sebangkunya)" ujarnya

"Marah sama aku Nat? Ujarku

"Ngapain aku marah sama kamu? Ujarnya

"Karena kejadian kemaren itu." Ujarku mengusap leherku gugup

"Gak kok. Perasaan kamu aja. Aku gak bakal ngomong ke kamu lagi kalau aku marah ke kamu." Ujarnya

"Pernah marah kayak gitu? Ujarku

"Sejauh ini belum si." Ujarnya

"Kalau aku buat kesalahan yang bikin kamu marah kayak gitu, gimana? Gak bakal ngomong selamanya sama aku? Tanya ku

"Hmm mau tau jawabannya? Nantik aja deh sewaktu kita udah jadi teman dekat." Ujarnya

"Bakal terjadi tu? Ujarku

"Pasti kok. Kalau menurut aku udah, aku bakal kasih tau kok." Ujarnya

"Nat, yok ke kelas. Yok kekelas Lex." Ujar Syifa teman sebangku Natasya

***

Karena aku setiap malam les sampai jam 10. Pr tambahan dari guru benar benar membuat aku begadang sampai tengah malam. Disela sela lagi mengerjakan tugas jam 11 malam, aku mengechat Natasya di salah satu akun sosial media.

"Nat. Ibumu sudah buat keputusan dari tawaran ku? " Tanyaku

"Gak tau. Bentar aku tanya." Balas nya semenit kemudian

"Oke, ditunggu. Btw tumben belum tidur. Biasanya kan tidur jam 9 *lol." Balasku

"Lagi ngerjain tugas. Kata ibu besok pulang sekolah aja kamu kesini." Balasnya

"Waduh. Mau di interogasi aku? Tanyaku

"Hooh. Kuatkan mental besok ya!!! Dah ya. Mau lanjutin tugas dulu. Belum siap siap juga ni." Balasnya

"Oke. Semangat ya. Jangan tidur malam malam. Nantik mata nya hitam kayak waktu tu. Hahahahaha." Ujarku

"Heeh diam. Ribut aja."

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang