"Akhirnya kita sampai! Pantai Sun Marina!"
Ino heboh sendiri. Pasalnya ia sudah lama ingin pergi kemari. Seandainya saja Sai ikut, mungkin akan jadi bulan madu kedua bagi mereka. Ah, lupakan Ino. Mari fokus pada tokoh utama wanita kita, Naruto, yang tidak sesemangat Ino ataupun tim lainnya. Bukan karena jarak satu jam lebih perjalanan yang bikin lelah badan, malahan dari pada badannya mungkin hati Naruto yang bisa dikatakan lelah. Penyebabnya apalagi kalau bukan karena lelaki bersurai raven yang sedang di goda oleh model mereka, Sakura.
Lihat betapa mesranya Sakura bergelantungan persis monyet di lengan Sasuke. Dan apa-apaan suara manja itu? Dia pikir dia bakal terlihat imut apa jika bersuara dan bertingkah seperti itu.
"Astaga, Sakura-chan imut sekali yah?" Kata Konohamaru kagum.
Naruto langsung mendelik sebal pada Konohamaru, membuatnya bergidik ngeri. " Eh, a ... apa aku salah bicara?"
"Tidak kok. Haruno-san memang sangat imut," Naruto memaksakan senyum. "Berbeda sekali ya denganku yang sudah punya anak satu ini. Mana mungkin bisa seimut dan secantik Haruno-san."
Eh, kok dia jadi baper?- Konohamaru membatin
"Ah, Anda terlalu memuji saya, Uzumaki-san," kata Sakura malu-malu sambil memegang kedua pipinya yang tentu saja masih dekat dekat dengan Sasuke.
"Ah, itu bukan pujian kok, Haruno-san, itu kenyataan," Naruto tersenyum, manis sekali. "Aku yakin semua lelaki tanpa terkecuali akan jatuh hati pada pesonamu itu. Ah, kau benar-benar wanita idaman."
"Eh? Semua lelaki? Benarkah?" Pipi Sakura merona, sesekali melirik Sasuke yang menatap bosan ke arah Naruto.
Naruto memalingkan wajahnya, tidak mau menatap Sasuke yang masih suka tebar pesona sembarang itu. Bukan berarti dia cemburu atau apa. Hanya saja ia kesal sekali melihat tingkah Sasuke yang seperti tidak keberatan di tempeli seperti lem begitu oleh Sakura. Dimana harga dirinya sebagai lelaki?
"Ciee cemburu," bisik Deidara menggoda Naruto.
Naruto melotot, siap menyemburkan serentetan kalimat penyanggahan sebelum suara malaikat kecilnya terdengar.
"Papa Sasuke!" Menma berteriak berlari turun dari mobil sambil merentangkan tangan, kode minta dipeluk oleh Sasuke.
Naruto nyaris lupa kalau tadi putranya itu masih terlelap di mobil. Rencananya dia akan menggendongnya setelah menurunkan koper dari bagasi. Dia tidak tahu kalau Menma sudah bangun dan malah langsung mencari Sasuke, bukan dirinya. Dan panggilan apa itu tadi? Papa??! Bukankah Naruto sudah menyuruh putranya itu untuk tidak lagi memanggil Sasuke dengan sebutan Papa?
"Kau sudah bangun, son?" Sasuke menyambut Menma dalam pelukan, menggendongnya sambil merapikan poni raven sang bocah.
Menma mengangguk. "Papa, aku nanti boleh liat Papa kerja?"
"Boleh," jawab Sasuke singkat. "Tapi jangan menganggu."
"Siap!"
"Anak pintar." Sasuke mengacak rambut Menma, memujinya dengan senyum langka yang mampu membuat semua orang di sana terperangah kaget.
Sejak kapan Sasuke bisa tersenyum?
"Ah, Sayang ... jangan lupa bawa koper ku ke kamar ya? Aku mau membawa putra kita berkeliling dulu," kata Sasuke kembali ke wajah dan nada bicaranya yang biasanya, datar.
Saat Sasuke sudah mulai menjauh, bisa Naruto rasakan jika semuanya kini menatapnya penuh pertanyaanya dan berbagai emosi. Seperti Sakura yang kini menatapnya penuh kebencian dan nafsu membunuh, Deidara dengan sorot ejekan menyebalkan, Konohamaru yang terkejut setengah mampus, Ino yang terlihat kegirangan dan ... Shikamaru yang ... apa itu? Kenapa pula tampang marah Shikamaru itu?
"NARUTO SENPAI, SEJAK KAPAN DIA JADI PAPANYA MENMA?" Konohamaru yang pertama kali membuka kehebohan.
"Astaga, Naru, kenapa kau tidak bilang jika sudah menikah diam-diam dengan Sasuke?" Ino bertanya dengan nada lebay.
"He ... pantas saja tadi kau cemburu setengah mampus, ini toh sebabnya," kata Deidara dengan seringaian menyebalkannya.
"Ini pasti salah paham kan, Uzumaki-san? Wanita seperti Anda tidak mungkin punya hubungan dengan Sasuke kan?" Nada bicaranya sih manis, tapi Naruto merasa kalimat terakhir Sakura seperti sedang merendahkannya sekali.
"SUDAH CUKUP!" Shikamaru setengah membentak. "Kita ke sini untuk bekerja bukan untuk bergosip! Cepat kembali ke hotel, istirahat dan lalu lakukan persiapan! Mengerti?!"
"Mengerti." Semua menyahut pelan, langsung ciut setelah mendengar bentakan Shikamaru.
Serius deh kenapa sekarang jadi Shikamaru yang baper begitu?
.
.
.Naruto gondok sekali. Dia sudah lelah mengklarifikasi jika dia tidak punya hubungan apapun dengan Sasuke, kecuali status mantan yang tentunya tetap ia jadikan rahasia, namun tidak ada satupun yang mau mendengar. Bahkan Naruto lelah hati untuk menyakinkan Ino bahwa ia tidur sekamar dengannya, bukan dengan Sasuke.
"Ayolah, Naru, hal yang wajar kok jika sepasang kekasih tidur bersama. Kau juga boleh menitipkan Menma padaku, jadinya kalian bisa melakukan itu berdua. Anggap saja ini bulan madu."
Bulan madu dari Hongkong! Naruto ingin menyumpal mulut Ino dengan sepatunya. Jangankan bulan madu, status mereka saja masih belum jelas. Salahkan Naruto yang masih dengan sadis menggantung hubungannya dengan Sasuke atau Sasuke yang terlalu masokis hingga mau menunggu kepastian dari Naruto. Dan ... oh! Jangan-jangan tadi itu juga salah satu rencana Sasuke agar orang-orang salah paham tentang hubungan mereka. Pantas saja Sasuke menerima dengan mudah permintaan Naruto agar menyetujui ajakan perusahaannya. Ternyata ada alasannya.
Sasuke juga pasti telah berkonspirasi dengan Menma. Lihat saja saat ini mereka tengah asyik tertawa-tawa di tepi pantai begitu.
"Tadi sengaja ya?" Tanya Naruto judes.
"Hn." Sasuke menyahut malas. Di sebelahnya Menma asik bermain pasir.
"Itu rencana sempurna agar semua orang sudah tahu kalau aku ini sudah taken."
Taken palamu! - maki Naruto dalam hati.
"Aku belum menjawabnya loh, Uchiha-san," jelas Naruto sambil tersenyum paksa.
Sasuke mengangkat kedua bahu. "Kalau begitu cepat jawab dengan kata iya."
"Anu ... begini Uchiha-san ..."
"Sayang."
"Hah?" Naruto bengong. Gagal paham.
Oniks itu menatap datar Naruto. "Panggil aku Sayang, bukan Uchiha-san."
"Sinting!" Naruto sih bilang begitu, tapi kok jantungnya deg-degan setelah mendengarnya ya?
.
.
.Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/140246937-288-k989602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Happy Ending (Lengkap)
FanfictionUchiha Sasuke,28 tahun, fotographer profesional yang tidak biasa mengekspresikan perasaannya, tanpa sengaja bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Uzumaki Naruto, diantara bunga sakura yang difotonya. Di bawah pohon Sakura yang mekar, Sasuke jatu...