Shikamaru tidak tahu kalau surat undangan bisa membunuhnya, tepat di jantung. Jleb, jleb, begitu kira-kira jika diandaikan bunyinya. Terlalu menusuk di hati. Terlalu jleb di hati. Jleb ... jleb ... jleb ..., Shikamaru merasa terbunuh hatinya, bukan secara harfiah tentu saja, hanya perumpamaan tentang betapa hancur hatinya saat ini. Wajar saja, pujaan hati yang ia taksir lama, ia incar sejak lama malah sudah diambil pria orang lain. Shikamaru kalah cepat, terlalu lama berpikir membuatnya kehilangan cintanya. Penyesalan selalu datang terlambat. Shikamaru merana dalam putus asa cinta, sakit sebab ditinggal kawin. Shikamaru merasa betapa dunia tidak adil baginya, biasa ... orang patah hati memang cenderung menyalahkan segala hal atas yang terjadi padanya.
Gelas sake diteguk hingga tandas. Shikamaru mabuk. Mabuk akan sake. Mabuk akan lara cinta. Sake di teguk lagi, Shikamaru mengoceh tak jelas kemudian.
"Nara-san sepertinya sudah mabuk," kata Naruto agak cemas.
Deidara tertawa garing. Padahal tadi Shikamaru dengan lagak pria yang sudah rela ditinggal gebetan kawin ingin ikut membaur bersama rekan sekantornya untuk makan bersama, pesta kecil sebagai ucapan selamat atas pernikahan Naruto. Shikamaru sok memberi selamat tadinya, menjabat tangan Naruto lama sebagai modus sebelum wanita itu menikah hingga dihadiahi pelototan tajam oleh Sasuke yang turut serta.
Semuanya masih aman. Shikamaru masih tetap berlagak sebagai pria tegar yang pantang patah hati dan Naruto yang masih belum peka-peka juga dengan perasaan Shikamaru malah menambah panas suasana saat menceritakan rencana pernikahan mereka yang sudah nyaris selesai. Deidara yang lebih peka dari rekan-rekan sekantornya yang rada telmi dengan sengaja bertanya pada Naruto tentang ciuman pertama Naruto dan Sasuke. Atau tentang ibu mertua. Atau tentang rencana menambah anak.
Naruto, wajahnya langsung merah padam. Sasuke cuek, sedang yang lain bersorak riuh, menggoda calon pengantin. Shikamaru diam, nyempil diantara Konohamaru dan Kiba yang tampak heboh. Pria itu terus-menerus menegak minumannya disaat yang lain sedang asiknya, sampai akhirnya ia mabuk.
Mabuk yang benar-benar mabuk.
Dengan tubuh oleng dia berjalan, bangkin dan menghampiri Naruto di ujung meja. Bibirnya mengeromet tidak jelas. Naruto jadi cemas sedang Sasuke dan Deidara mendapat sinyal waspada dadakan.
"Nara-san, sepertinya kau mabuk, kau sebaiknya pulang dulu saja biar diantar Deida ....,"
Ucapan Naruto terpotong begitu saja karena Shikamaru mencium bibir Naruto, cepat sekali hingga Sasuke telat bereaksi. Semua mata melotot, mulut terbuka dengan tidak elitnya melihat rekan kerja mereka tiba-tiba mencium calon istri orang, di depan calon suaminya pula.
Deidara bertekad untuk tidak mabuk saat patah hati.
"Aku mencintaimu, Naruto."
Shikamaru lalu ambruk, hilang kesadaran. Naruto mematung. Hening lama. Suasana ceria berubah mencekam sebab aura kemarahan sang Uchiha bungsu. Sasuke memasang wajah dingin yang amat sangat seram dan menusuk. Konohamaru tertawa garing. Sok berani memapah Shikamaru sambil mengambil alih permintaan maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Happy Ending (Lengkap)
FanficUchiha Sasuke,28 tahun, fotographer profesional yang tidak biasa mengekspresikan perasaannya, tanpa sengaja bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Uzumaki Naruto, diantara bunga sakura yang difotonya. Di bawah pohon Sakura yang mekar, Sasuke jatu...