Part 3

36 6 12
                                    

Setelah gue memutuskan untuk mengangkat telfonnya gue pun hanya terdiam.

"Aliandra Kian Ardhani. Nama panggilannya disekolah Liandra, kalo di rumah Kian. Anak ke dua dari dua bersaudara. Kelasnya di IPA 2. Dulu SMP nya di Mentari 02. Nama abang lo Naufal kan? Gue kenal tuh satu club nongkrong bareng. "

Gue menganga dengan sempurna. Ini gimana dia bisa tau sih dan semua dugaannya benar kecuali kenal sama Abang karena gue gak pernah tahu kalo Abang kenal sama Arfan.

"Kok bisa? " Cuma itu yang bisa gue ucapin. Karena gue gugup.

"Bisalah. " Ucapnya terkekeh.

"Tau dari mana? "

"Ada deh. " Ada banyak suara bising di sana. Arfan lagi dimana sih.

"Fan rokok gak? " Pendengaranku menajam. Itu jelas bukan suara Arfan. Sepertinya ia sedang berkumpul sama teman-temannya.

"Udah dulu ya. Nanti kapan-kapan disambung. Bye. "

Belum sempat gue menjawab Arfan sudah mematikan telfonnya. Gue teringat tentang pernyataan dia tadi tentang kenal dengan Abang gue. Gue langsung aja ngacir ke kamar Abang.

"Bang biasanya nongkrong sama siapa aja? "

Abang yang sedang main ps langsung menoleh kearah gue.

"Banyak. Kenapa? "

"Ya siapa aja, aku mau tau. " Gue pun duduk di sofa sebelah Abang.

"Banyaklah. Masa mau disebut satu-satu. "

"Abang pernah gak nongkrong sama anak-anak yang bukan seangkatan sama Abang? "

"Pernah. Kenapa sih kok nanya-nanya? " Abang pun mem-pause game tersebut sambil menoleh ke arah gue.

Gue sebenernya mau nanya to the point seperti 'bang kenal Arfan gak?'. Tapi gue takut nanti yang ada abang cie-cie in dan ngadu ke Mama. Itu sih gak seberapa, gimana kalo dia bilang sama Arfan kalo gue suka sama dia. Habislah gue.

"Yang umurnya lebih muda dari dari Abang, seumuran sama aku mungkin? "

"Oh ada Ditto, Agus, Ronal, Dion... Siapa lagi ya. Banyak deh. Emangnya orang yang lagi kamu cari itu ada di genk apa? "

Ohiya, gue lupa. Abang kan orangnya paling suka bergaul. Dia banyak mendapatkan teman dari genk mobil, motor, belum lagi asosiasi, dan banyak lagi. Kayaknya Arfan gak mungkin ikut asosiasi. Mungkin dia ikut genk mobil atau motor.

"Kalo temen motor? "

"Yah udah banyak yang lupa. Soalnya Abang jarang kumpul sama mereka. "

Gue menghela nafas.

"Yaudah yang mobil. "

"Siapa aja ya yang SMA Abang pada lupa sih. Soalnya kan jarang kumpul anggota lengkap. "

"Yah Abang gimana sih. Coba inget-inget. "

"Ada sih yang abang inget, namanya Steven dia Kusuma juga. Abang paling inget sama dia karena dia bule. " Ucap abang yang lagi-lagi tidak sesuai dengan harapan gue.

"Temen-temen si Steven ada siapa aja? "

"Billy! Nah iya si Billy itu bawaannya Civic tipe R lho dek. Gila keren bener! " Ucap Abang antusias.

"Udah tau. Kan dia suka bawa ke sekolah. Terus siapa lagi bang?" Tanyaku semakin penasaran.

"Bentar Abang inget-inget dulu. Billy, Stefan, Alfan sama Laurent. Nah setahu abang cuma mereka sih yang dari Kusuma. "

"Arfan abang bukan Alfan. Ganti nama orang sembarangan. Eh bang mereka udah lama gabung? "

"Ya kan Abang gak tahu. Udah lamaan sih. "

"Si Arfan orangnya gimana bang? "

"Anaknya dieman. Jadi kurang tau gimana. Eh jangan bilang kamu suka sama dia ya?! Ayo ngaku! " Mata Abang mengintimidasiku.

"Eng-enggak kok. Itu tuh si Isa suka nanyain Arfan! " Belaku yang jelas-jelas aku berbohong.

Teruntuk Louisa ku tersayang, Maaf banget gue ngorbanin nama lo. Gue janji nanti gue bakal traktir lho makan bakso deh.

"Oh jadi Isa suka sama si Arfan? "

"Ih suka kepo deh sama urusan anak cewek. "

"Ye kan Abang cuma nanya doang. "

"Merokok gak? "

"Siapa? "

"Mereka ber empat. "

"Yang baru liat sih Billy, Arfan sama Steven. Laurent belum pernah liat. "

New fact, Arfan is a smoker.

"Club Abang itu kumpulnya pas kapan aja bang? "

"Yang rutinnya sih Selasa sama Sabtu. Jam tiga tadi kumpul. Tapi Abang gak kumpul. Males lagian udah senior. Jam segini paling udah bubar sisa beberapa doang. Biasanya kumpul di Cafe deket SD Nusa Jaya. Udah ah Abang mau mandi. Gerah. " Abang pun meninggalkan ku dan masuk ke kamar mandi.

Gue sempet liat seragam Shafa dan dia pake seragam SD Nusa Jaya. Gak jauh dari sekolah dong ya. Berarti bener dugaan gue. Arfan lagi kumpul sekarang.

Gue pun memutuskan untuk kembali ke kamar.

"Demi apa?! Ngarang kan lo? " Louisa terkejut. Seperti dugaan gue pasti dia terkejut.

"Ngarang-ngarang mbah lo. Ini gue beneran ya. Malem tadi gue gak bisa tidur gara-gara kejadian itu dan alhasil gue telat. "

Sekarang sedang jam istirahat pertama, setelah ke kantin kami memutuskan untuk memakannya di kelas.

"Lo kapan ada moment sama Billy haha. " Ejek gue karena yang gue tahu si Louisa ini suka sama Billy dari SMP. Mereka juga satu sekolah saat SMP.

"Gue tuh cuma sekedar mengagumi doang, Ndra. Gak kayak lo yang udah cinta mati banget sama Arfan. "

"Ye lo mah gue kan juga cuman mengagumi doang. Mengagumi ciptaan Tuhan haha. " Tawaku yang disambut tawa juga sama Louisa.

"Ekhem. " Itu suara Tony.

"Ndra, Lo weekend nanti ada acara gak? "

"Hm.. Kurang tau juga sih, kenapa emangnya Ton? " Tanyaku.

"Mau temenin gue gak Ndra? "

Gue sebenernya pengen banget jawab enggak. Karena nanti jika gue mau dia jadi salah sangka dan ngira gue kasih dia harapan.

"Liat entar deh Ton. Aku tanya keluarga dulu ada acara atau enggak. "

"Ditunggu ya Ndra. " Ucap Tony dan berlalu menuju mejanya.

Artony Bagas namanya. Absen nya setelah nama gue. Dia ketua kelas di IPA 2. Dia juga pake kacamata. Orangnya juga pinter, bagian dari osis SMA Kusuma. Denger-denger dia ini suka sama gue dari semester I.

Gue jadi teringat tentang ajakan Tony tersebut. Kalo gue mau jalan sama dia dan disaat itu juga lagi ada Arfan disana gimana? Entar dia ngira gue pacaran lagi sama Tony. Tony sebenernya gak jelek malah lumayan. Tapi tetep aja gue gak mau jalan sama dia. Pokoknya gue harus cari alasan yang tepat buat nolak ajakan Tony.

Gue pun memutuskan untuk mandi juga dan bersiap untuk makan malam bersama keluarga.

Satu notifikasi masuk dari hp gue. Dan itu dari Arfan!

Arfan Pradirga
You're interesting and you're different and i like that.

Demi Justin dan Hailey yang tunangan! Mata gue langsung melebar dan seneng se-seneng nya. Berarti cinta gue berbalas kan ya?



Thankyou yang udah kasih vote dan komen di cerita ini. It was means a lot for me <3

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang