Illusion (4)

1.6K 81 4
                                    

Happy Reading ~~~

Taka POV

Aku membuyarkan lamunan kotorku dan melihat tangan Ruu yang dia ulurkan. Aku kemudian menatap matanya dan mencoba untuk bertindak biasa saja. Dia menjulurkan tangannya untuk mengajakku menari dan itu memang sangat bagus tapi sayangnya perasaanku berkata lain.

"Sepertinya tidak usah, aku tidak pandai menari."

"Tidak apa, aku akan mengajarimu."

Sepertinya dia tetap kukuh mengajakku menari.

"Ah... kurasa itu akan merepotkan dan sepertinya tidak perlu."

"Baiklah kalau kau menolak."

Syukurklah dia akhirnya menyerah. Kalau begini aku bisa merasa tenang sekarang. Aku berdiri dan berniat untuk pulang terlebih dahulu.

"Ah, sepertinya urusan kita sudah selesai. Kalau begitu aku akan pulang terlebih dahulu."

Aku kemudian berjalan melewatinya namun dia menahan tanganku. Memang orang seperti dia tidak akan membiarkanku dengan mudah pergi.

"Kenapa harus cepat cepat, bukankah ini belum larut malam."

"Ah,sepertinya aku hanya ingin pulang cepat saja."

"Lebih baik kau santailah dulu, nikmati ruangan ini dan juga cobalah kasurnya terlebih dahulu."

Entah bagaimana, perasaanku semakin tidak enak saat dia menyuruhku untuk tidur di kasur tersebut. Aku sebenarnya ingin pulang dan menjauh dari dirinya karena itu demi keselamatanku.

"Ah, kasur dirumah sepertinya lebih enak. Itu sungguh tidak perlu."

Aku mencoba untuk berjalan lagi namun dia tetap menolaknya. Dia terus memegang tanganku dengan erat bahkan sekarang aku merasa kesakitan. Aku merasa aku seperti dikurung olehnya.

"Kenapa kau tidak ingin tinggal? Apakah kau punya masalah denganku."

"Ma-Masalah? Si-Siapa bilang."

"Kalau memang tidak ada kenapa kau ingin pulang setelah aku mengajakmu menari?."

Sial,aku tidak tahu harus menjawab apa. Dia membuatku tersudut di saat seperti ini. Dia benar benar sungguh menyebalkan.

"Aku.... Aku capek kau tahu! Aku ingin cepat beristirahat dan segera untuk pulang kerumah."

Tiba tiba dia menarikku dan melemparku ke kasur yang empuk itu.

"Kalau begitu beristirahatlah disini."

Dia tiba tiba berjalan kearahku dan berdiri di samping kasur. Aku kemudian mencoba untuk bergerak mundur untuk mencba menjauh darinya. Tiba tiba terdengar bunyi dering telepon dan memecah keheningan tersebut. Suara telepon itu ternyata berasal dari handphone milik Ruu. Dia kemudian mengambil handphonenya dan mengangkat telepon tersebut. Diapun lengah dan membuatku mempunyai kesempatan untuk pergi dari tempat ini. Aku kemudian turun dari kasur dengan pelan lalu berlari meninggalkannya. Aku berlari sekuat tenaga dan mengambil handphoneku untuk menelpon supirku. Namun saat aku sedang mencari kontak supirku aku menabrak seseorang dan membuatku terjatuh.

"Makanya kalau jalan lihatlah depanmu."

"Ah, maafkan saya."

Orang itu pergi dengan wajah yang jengkel. Aku kemudian berdiri dan kembali mengubungiku untuk menyuruh supirku kesini. Huft... sungguh hari ini membuatku sangat lelah.

Ruu POV

Aku menutup telepon dan menyimpan handphoneku kembali. Aku melihat ke arah pintu tempat dia tadi berlari. Aku kemudian duduk di atas kasur tersebut dan menelpon Gyon untuk mengirimkan supir kesini.

Be A Cool Boy II : A New TrailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang