Chapter 14

1.1K 136 8
                                    




"Andai angin bisa menyampaikan rinduku padamu maka aku akan mengirimkan setiap menit rasa rindu ini untukmu"



Jaejoong Side

"Yeoboseo yunho?" saat kudengar nama yunnie disebut umma dengan segera kutatap wajah umma yang ada disampingku saat ini yang sedang menemaniku berbelanja sayur di supermarket terdekat karena malam ini entah kenapa aku menginginkan capcai buatan umma

"......" ku lihat umma tersenyum misterius saat mengangkat telpon dari yunnie

"Wae? Tumben kau menanyakan dimana umma sekarang" aku terkikik geli saat umma menggoda yunnie

"........"

"jika memang joongie bersama umma kenapa" kutatap wajah umma yang memutar bola matanya malas entah apa yang dikatakan yunnie pada umma tapi aku berharap umma masih mau merahasiakan tempat tinggal umma sekarang.

egois memang, tapi aku masih belum siap untuk bertemu yunnie apalagi kejadian saat yunnie berselingkuh dikantor, memori itu selalu menghantuiku. meski jauh dilubuk hatiku aku sangat merindukannya.

"....ngiee ......joongie..."

"ahh umma wae? sudah telponnya?" tanyaku dengan nada yang sedikit terkejut

"apa yang kau lamunkan sayang? apa ada masalah?" kutatap mata umma saat ini yang memancarkan kehangatan saat menatapku

"anniya umma hanya joongie bingung memilih wortel ini" sahutku sambil menunjukkan dua wortel yang terlihat besar dihadapan umma. 

"lebih baik ambil yang sebelah kiri sayang karena yang kiri lebih bagus dan segar" setelah umma menunjuk wortel ia pun kembali mencari sayur lainnya

"fiuuuhhh, untung umma tidak curiga saat tadi aku melamunkan yunnie" namun entah kenapa aku merasa rindu yang teramat sangat kepada yunnie saat ini.

"aigoo pasti uri aegya rindu papanya nee? sabar ya sayang umma belum bisa bertemu dengan papamu untuk saat ini" kuusap perutku yang saat ini mulai terlihat sedikit membuncit dengan lembut. terkadang aku heran sendiri padahal usia kandunganku masih dua bulan namun entah kenapa perutku seperti kandungan yang berusia empat bulan.

"joongie ayo nak, kenapa kamu diam disana terus?" kulihat umma memanggilku karena aku hanya berdiam diri ditempat wortel tadi

"nee umma"ucapku dan dengan segera menyusul umma yang kini ada di depan kasir

"apa kau lelah joongie?" tanya umma yang saat ini

"anniya umma, joongie malah semangat karena hari ini kita akan masak tapi lebih tepatnya umma hehe" sahutku dengan riang

"baiklah kalau begitu kita segera pulang saja disini semakin malam semakin dingin" sahut umma sambil membawa belanjaan yang sudah dibayar itu.

"umma biar joongie bantu" sahutku karena tak tega melihat mertuaku membawa belanjaan banyak

"jangan sayang lebih baik bantu umma bukakan pintu mobil saja, umma tidak mau kau membaw abarang belanjaan berat ini karena saat ini kau hamil muda sayang akan rawan saat wanita masih hamil muda malah membawa  belanjaan berat" kudengarkan nasehat umma jung yang sedang mode cerewet ini

" nee umma yang cantik" kupeluk tubuh wanita tua yang ada didepanku saat ini dan juga sudah kuanggap ummaku sendiri.

"yasudah joongie bukakan pintu mobilnya" sahutku dan sambil berjalan duluan mendahului umma

"joongie pelan pelan nak aigoo anak ini selalu membuatku jantungan" masih kudengar omelan umma dibelakangku dan aku hanya terkekeh geli mendengarkan omelannya.

"jja umma silahkan masuk" setelah meletakkan belanjaan kami di jok belakang lalu kubuka pintu mobil dan mempersilahkan umma untuk masuk kedalam mobil

"terim kasih sayang" setelah umma masuk aku pun ikut masuk disamping pengemudi, umma tidak memperbolehkanku menyetir mobilnya dengan alasan aku sedang hamil

" sama sama umma, kajja pulang umma joongie tidak sabar untuk memakan masakan umma" sahutku dengan antusias, lalu kulihat umma mulai menghidupkan mobil dan mulai berjalan pulang

"kau ini padahal masakanmu itu juga enak joongie kenapa menyuruh umma memasak hmm?" tanya umma dengan mata yang fokus dijalanan

"karena cucu umma yang menginginkannya" ucapku dan membuat umma kembali tertawa

------------------------------------------------------------    Skipp ---------------------------------------------------------

"aah akhirnya sampai juga" aku pun turun dari mobil dengan membawa bungkusan sayur yang ringan. jangan tanya kenapa karena aku memaksa umma untuk ikut membawa sayuran ini dan  juga dengan mengandalkan puppy eyesku tentunya

"ayo kita mulai memasak joongie" ucap umma saat kita sudah didapur dan bersiap memasak

aku dan umma pun mulai menyiapkan peralatan masak dan juga bahannya untuk membuat capcai, namun saat aku sedang tertawa bersama dengan umma yang sedang memotong sayur tiba tiba kami dikejutkan dengan bunyi bel pintu depan rumah.

TING 

TONG


TING 

TONG

"biar joongie yang buka umma" saat akan pergi membuka pintu umma menahan tanganku

"tidak joongie ini sudah malam pasti itu penjahat biarkan saja umma tidak mau kau kenapa kenapa sayang" jawab umma ku dengan nada yang cemas.

"hahaha aigoo umma lupa jika didepan blok sana penjagaan akan masuk ke perumahan ini dengan ketat? umma jangan takut pencuri tidak akan datang umma" sahutku dengan menenagkan umma yang masih resah itu.

TING

TONG


TING 

TONG


TING

TONG

"aigoo nee tunggu sebentar, ishh kenapa tidak sabar sekali sih" gerutuku, karena tamu ini memencet bel dengan seenaknya sendiri tidak ada sopan santunnya.

dengan segera kulangkahkan kakiku menuju pintu dan kubuka kuncinya lalu kutarik pintu hingga pintu itu terbuka.

"nu..gu........" ucapanku terpotong saat kulihat tamu yang berdiri didepanku saat ini. lidahku kelu untuk berbicara namun tatapan mataku membola saat mengetahui tamu itu.

"haahh.. annyeong boojae sayang" ucapnya dengan nafas tersenggal, dengan wajah yang terlihat gurat lelahnya dan jangan lupakan mata panda juga kumis yang tumbuh karena pemiliknya tidak merawatnya ditambah rambut yang acak-acakan itu seperti sehabis diterpa angin puting beliung.

tubuhku membeku didepan pintu masuk dan bibirku kelu untuk menjawab sapaannya itu, namun kulihat senyum mereka terpancar diwajahnya itu. Dan tak lama ia pubn memelukku dengan eratnya.

"aku merindukanmu boojae sayang" bisiknya
















 TBC

jangan lupakan vote dan komennya

maaf jika typo masih bertebaran dimana , mana 


Please Stop Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang