Chapter 4

731 70 13
                                    

“Aku ada jam kuliah respirasi, tiga jam lagi aku jemput dan aku harap kau tidak kemanapun.” Kata Sowon memperingati. Tatapannya tidak bergulir kemanapun, hanya fokus pada objek di depannya.

Baginya tidak ada hal menarik selain memperhatikan gadisnya, bahkan ekspresi gadis itu yang kaku cenderung risih membuatnya semakin tergoda.

Walau posisinya mereka sedang berada di depan kelas endokrin dan situasi di lorong cukup ramai tidak membuat Sowon malu ataupun takut. Ia justru sengaja menempelkan kedua tangannya di dinding pada posisi kanan dan kiri kepala Yuju.

Yuju sendiri berusaha keras untuk mempertahankan wajah galak, tapi itu semua hanya ada dalam imajinasinya. Kenyataan bahwa detak jantungnya selalu singkron saat berdekatan dengan Sowon membuatnya frustasi sendiri.

Ini bukan efek suka ataupun hal-hal menggelikan tentang percintaan, melainkan efek yang timbul karena rasa panik hingga menciptakan daya getar seperti suara jantung berdebar. Sowon salah jika berpikir Yuju akan menurut padanya, ia tipikal gadis keras kepala yang plin-plan.

Terkadang ia bisa berubah pikiran sesuai situasi. Jika semalam situasinya terpojok dan memutuskan untuk tinggal, beda halnya dengan sekarang saat situasi ramai dan banyak kemungkinan untuk melarikan diri. Setidaknya banyak celah yang bisa ia manfaatkan untuk niat tersebut.

“Ya.”

Yuju bergumam ambigu, matanya bergerak kanan dan kiri berusaha menghindari tatapan tajam Sowon yang semakin mengintimidasi, mengetahui bahwa Sowon semakin mempersempit jarak diantara mereka membuat Yuju berpaling mencari objek menarik.

Sowon tersenyum miring.

“Aku tahu apa yang kau pikirkan.” Katanya sambil mencium ujung kepala Yuju, kemudian Sowon menunduk berusaha keras membuat Yuju yang lebih pendek darinya berpaling menatapnya.

“Wow, aku pikir kau berubah profesi dari penculik menjadi peramal.” Kata Yuju galak, matanya mengerling tajam membuat seringai Sowon semakin lebar.

Sifat aslinya keluar disaat seperti ini, disaat bukan hanya ada mereka berdua tapi puluhan mata lain yang mengawasi mereka berdua.

“Dan aku pikir kau tidak cukup berani untuk melawan.”

Yuju tertawa sinis.

“Jangan bercanda. Situasinya berbeda. Maksudku, disini aku bisa berteriak dan aku yakin kau tidak ingin terkena masalah.”

“Apa tuduhanmu? Aku yang menculikmu?”

“Kau yang ingin memperkosaku.”

Sowon tertawa, untuk pertama kalinya Yuju melihat Sowon tertawa. Jika saja Yuju baru mengenal Sowon, mungkin saja Yuju akan langsung jatuh cinta karena tawa pria itu begitu renyah dan seksi. Tapi Sowon tidak sesempurna itu, fisiknya mungkin terlalu berkilau, tapi kelakuannya sangat buruk terkesan suram. Kombinasi yang menarik, berkilau dan suram. Akan sangat indah jika di artikan dengan samar-samar atau kesan misterius.

Yuju masih memperhatikan Sowon yang tertawa, menatapnya aneh juga bingung. Lalu saat tawa pria itu berganti kembali dingin membuat wajah Yuju pias seketika.

Sowon mendekatkan bibirnya ke telinga Yuju.

“Aku bisa saja mengabulkan tuduhanmu itu.”

Yuju melotot sadis.

“Jangan bercanda!”

“Itu tidak buruk. Lagipula aku tidak keberatan bercinta di tempat ramai.”

“Bercinta? Maksudmu pemerkosaan? Atau sex? Kau gila jika berpikir aku mau bercinta denganmu.”

Sowon mengangkat bahunya tidak perduli.

Obssesion [SowonxYuju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang