Chapter 7

603 62 10
                                    

Rasanya baru kemarin Sowon mengenal Yuju, melihat senyum gadis itu mengembang hingga matanya menyipit lucu. Sowon ingat, saat ia kacau setelah bernostalgia cukup lama di pinggir rel yang bertumpuk salju. Saat itu banyak rencana untuk mengakhiri hidupnya hingga kakinya terkena tusukan paku yang menembus sepatu bot nya yang mahal.

Sowon tidak pernah menyesali itu, karenanya Sowon menemukan Yuju. Gadis sederhana yang keras kepala, gadis plin plan yang mengacaukan hidupnya. Tawa gadis itu renyah, matanya besar dan bercahaya. Coklat hazel, mata yang menakjubkan. Yuju terkadang suka membuat lelucon lucu untuk menarik perhatiannya, dan akan bertingkah seperti anak kecil saat Sowon memarahinya. Semuanya, semuanya Sowon ingat tentang Yuju. Tentang keseharian gadisnya, jazz adalah musik favoritnya, hitam dan putih adalah warna kesukaannya walau terkadang Yuju sangat menyukai warna biru.

Yuju pernah bilang jika ia sangat menyukai karakter Dory di Finding Nemo dan Yuju ingin menjadi Elsa yang mempunyai kekuatan es dalam animasi Frozen. Terkadang, gadis itu ingin di lahirkan seperti putri Aurora yang selalu bahagia dalam hidupnya, tidur panjang dan mendapatkan ciuman cinta sejati dari Phillip yang tampan. Semuanya tentang Yuju.

“Kau sudah sadar?”

Tempat ini asing dan ada bau obat. Saat Sowon sadar yang pertama kali ia lihat adalah wajah Yuju yang tampak khawatir dan terdapat selang infus di tangannya, juga tabung oksigen.

“Syukurlah. Dokter bilang kau banyak pikiran hingga stres, dan kau juga kurang istirahat. Kau kelelahan karena menjagaku saat sakit kan? Kau bodoh.”

Sowon hanya diam memperhatikan wajah Yuju yang mengkerut, gadis itu memarahinya. Dan Sowon lega karena itu pertanda Yuju perduli. Gadisnya telah kembali.

“Maafkan aku,” Kata Sowon serak, tangannya berusaha keras menggapai pipi Yuju. “Aku minta maaf.” Ulangnya lagi.

Yuju menyentuh tangan Sowon yang menempel di pipinya, di tarik dan di genggamnya erat.

“Oh Tuhan, aku tahu aku gadis paling bodoh.”

“Kau tidak bodoh.”

Yuju menggeleng sebal mendengar komentar Sowon.

“Gadis mana yang mau memaafkan pria brengsek yang sudah menyakitinya? Hanya gadis bodoh. Dan aku bodoh karena memaafkan mu, aku juga sudah memikirkan ini..”

Mata Yuju menatap Sowon tidak yakin.

“Bagaimana dengan kesempatan kedua? Aku sadar jika kita sama-sama keras kepala kita akan menemukan jalan buntu dan semua akan berakhir secara percuma. Ayo kita sama-sama berjuang, kita mulai dari awal. Aku akan membantumu melepas bayang-bayang wanita masa lalu mu. Oh, sial aku bahkan tidak tahu dia seorang gadis atau wanita.”

Sowon tersenyum kaku, “Mungkin wanita. Tapi aku bersumpah tidak pernah menyentuhnya.”

“Jadi, darimana kau mendapat asumsi itu jika kau sendiri tidak pernah menyentuhnya?” Mata Yuju menyipit sarkastis, satu-satunya kelakuan yang membuat Sowon semakin jatuh padanya. Gadisnya benar-benar menggemaskan.

“Dia pergi dengan lelaki brengsek. Aku pikir itu alasan yang masuk akal.”

“Jadi kau bukan lelaki brengsek?”

Sowon mengerang tidak terima.

“Aku pria dewasa yang bertanggung jawab.” Katanya membuat Yuju tertawa mengejek.

Hanya ada keheningan setelahnya, Yuju memilih merebahkan kepalanya di sisi kasur menghadap Sowon, mata mereka saling bertemu dan bertatap tanpa arti. Sowon mengusap lembut kepala Yuju dengan tangan yang satu sementara tangan satunya masih di genggam erat Yuju. Pria itu tersenyum tulus.

Obssesion [SowonxYuju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang