Chapter 2

836 81 31
                                    

Perasaan gelisah terus Yuju rasakan sejak seminggu terakhir, sejak Sowon menciumnya penuh gairah. Saat itu Yuju merasa hidupnya yang sempurna telah berakhir. Tidak ada lagi rasa ingin menjelajah, yang ada justru rasa takut ingin kemana-mana. Feeling seorang Choi Yuju tidak pernah salah, dan feeling itu mengatakan jika ia telah di awasi sejak seminggu yang lalu atau sudah lama sebelum itu.

Kakinya menginjak tanah tidak sabar sambil setiap menitnya melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangan halusnya. Perasaannya semakin gusar begitu menyadari bus nya tidak juga datang, padahal hari sudah mulai gelap dan Yuju sudah berusaha keras menghindari Sowon di kampus. Tapi rasanya tetap sama.

Gadis itu tetap merasa takut, meskipun di sekitarnya masih ramai oleh pejalan kaki sepertinya, sama sekali tidak membantu apapun.

Sampai tiga puluh tujuh menit lamanya menunggu, akhirnya bus nya datang seolah melambai-lambai pada Yuju untuk segera masuk. Segera saja gadis itu masuk ke dalam bus karena sejak tadi dia merasa mobil Volvo putih yang berhenti di ujung jalan sana seolah mengawasinya membuat perasaan tidak nyaman itu menguat drastis.

Yuju benci ini, rasanya seperti di teror dan itu sangat menyebalkan.

Volvo putih itu bergerak maju seiring bus yang di taiki Yuju mulai kembali berjalan, meng- space tidak terlalu jauh juga menyamai kecepatan bus tersebut. Mata jelaga dari si pemilik mobil tidak pernah melepaskan pandangan pada bus, juga tersirat kekesalan untuk menabrak saja bus itu, menarik dan memaksa Yuju untuk masuk ke dalam mobilnya.

“SinB, kau dimana?”

Yuju berusaha keras menjaga suaranya agar tidak mengganggu penumpang lain. Ia duduk gusar sambil sesekali terus melihat ke luar jendela, mobil Volvo tadi benar-benar mengikutinya.

“Apartemen. Kenapa?”

“Bisa kau jemput aku di halte dekat apartemen? Tolong ini urgent.”

“Ada apa? Dimana kau sekarang?”

“Uh, I’ve had just about enough of this condition.”

“What’s the matter?”

Yuju kembali melirik mobil di belakangnya, mencoba melihat siapa di balik kemudi itu, tapi karena kaca mobil yang gelap di tambah pencahayaan lampu jalan yang kurang membuat Yuju hanya bisa menebak satu nama.

“Dengar.” Yuju membanting tubuhnya di sandaran kursi. “Sudah beberapa hari ini aku merasa diikuti, that is very annoying juga membuatku takut.”

“Kau bercanda? Tendang saja bokongnya.”

“Shut up! Aku serius, berhenti menganggap ini lelucon.”

“Shit, you sure?”

“Oh Tuhan berhenti berdebat, SinB. Sekarang juga jemput aku di halte dekat apartemen, aku sudah mau sampai dan orang itu terus mengikutiku.”

“Baiklah, kau tunggu aku dan hutang penjelasana nona.”

“Ya. Jadi cepatlah.”

Setelah mematikan telepon dan memasukkan handphone nya ke dalam tas, Yuju kembali mengecek Volvo itu lagi, dan kenyataan jika mobil itu masih ada berhasil membuatnya depresi berat. Hingga suara getar pada handphone nya membuat Yuju kembali pada realita yang ada.

+010 12 4444 2080

Turun dan ikut denganku atau aku akan menarik mu secara paksa.

Sowon sialan!

Yuju kembali menelpon SinB, memencet tombol call dengan tangan bergetar.

“Persetan dengan halte. Jemput aku di depan kantor polisi cepat!”

Obssesion [SowonxYuju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang