Chapter 6

662 64 16
                                        

“Kau demam.” Simpul Sowon ketika ia menyentuh kening Yuju. Gadis itu menggigil dan pucat, tapi tetap dengan kekeras kepalaannya yang membuat Sowon frustasi. Gadis itu bersikeras bangkit, dan Sowon akan lebih bersikeras menyuruh Yuju untuk tetap berbaring. Walau pada kenyataannya gadis itu akan melakukan hal sebaliknya, tapi Yuju bisa menjadi gadis yang penurut saat Sowon menatapnya dalam penuh intimidasi.

Yuju tidak pernah suka tatapan itu.
“Baiklah aku demam.”

Mata Yuju berotasi sebal, mencoba membuat kesepakatan pun percuma. Karena Sowon keras kepala, Yuju keras kepala. Mereka berdua keras kepala.

Yuju masih berbaring di kasur, memperhatikan cahaya yang terpantul dari gorden putih sementara Sowon duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan wajah Yuju yang terkena sedikit sinar matahari. Wajahnya semakin terlihat pucat, tapi berkilau. Walaupun gadis itu bilang menerima dirinya dan menerima hubungan ini, tapi sikap gadis itu tidak berubah sama sekali. Yuju masih tetap menjaga jarak, terkadang tatapannya terlihat lembut tapi ada saat tatapan itu berubah menjadi emosi yang terkumpul.

Sowon tidak bisa menyimpulkan itu semua. Gadis ini kembali menutup diri, kembali menjadi Yuju yang misterius. Yuju yang sesungguhnya, yang membuatnya jatuh cinta.

Kemudian dia kembali hadir menjadi bayang-bayang masa lalu yang tidak ingin di ingat. Sowon ingin memulai hidup baru, tapi dia terus mengikuti. Semua terasa hambar dan pias. Ya, semua.. saat ia kembali mengingat dia adalah saat di mana Sowon merasa hancur. Sebagian hancur, walaupun ada Yuju di sisinya tapi Sowon masih tetap merasa hancur.

Sowon masih memperhatikan Yuju yang mulai merasa lelah, terlalu lama bermonolog ria membuat Sowon membenci dirinya, membenci dirinya yang dulu. Yang lemah dan tidak bisa bertindak tegas. Tangan Sowon kembali menyentuh dahi Yuju, lalu beralih ke leher dan menyentuh denyut nadi tangannya. Ia merasa kebas, merasa tidak berguna.

“Jika panas mu belum turun dalam jangka waktu lima jam, kita akan kerumah sakit,” Kata Sowon, ia kemudian mencium kelopak mata Yuju yang terpejam.

“Aku akan mengambilkan air hangat dan membuat bubur. Kau jangan tidur sebelum perut mu terisi makanan.”

Langkah kaki Sowon berjalan konstan ke luar kamar setelah sebelumnya mencium kening Yuju. Perasaan itu lagi, Yuju ikut membatin. Gadis itu mulai menatap langit-langit kamar dan tampak menerawang saat pintu kamar tertutup rapat. Raut wajahnya menggambarkan sebuah perasaan acak yang tidak di mengerti. Yuju hanya tidak mengerti. Ya, semuanya terasa tiba-tiba. Bagaimana tubuhnya mulai berdesir saat menerima sentuhan Sowon, dan bagimana jantungnya di penuhi kupu-kupu saat Sowon memberikannya perhatian lebih.

Perasaan ini, perasaan yang tiba-tiba timbul perlahan membentuk rasa kejut yang membuat rongganya terasa penuh. Penuh oleh sensasi menggelitik juga sesak.
Yuju selalu menjadi orang pertama yang mencibir ketika temannya jatuh cinta, menjadi orang pertama yang menyalahkan cinta saat temannya terluka. Dunia berotasi seimbang. Ada kala nya di mana ia terjebak oleh cinta. Terjebak dengan kata yang ia benci. Selama hidupnya, ia hanya mencintai obat, ia mencintai obat bukan tanpa sebab. Baginya, obat adalah satu kata ajaib yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit.

Bahkan saat ia terlibat jalinan kasih dengan Chaeyeon, Yuju tidak merasakan getaran ini. Datar dan terlalu membosankan. Mereka tidak pernah bertengkar atau terlibat perselisihan. Hingga mereka memutuskan untuk berpisah baik-baik. Menjalin hubungan sebatas antar sahabat. Pengalaman Yerin yang membuat Yuju mulai membenci kata cinta. Temannya hancur, hancur di depan matanya sendiri. Bagaimana Yerin yang menangis histeris saat orang yang ia cintai ternyata sudah memiliki istri, bahkan anak.

Yuju ingat tatapan penuh binar Yerin saat gadis itu bilang jatuh cinta. Jatuh cinta pada lelaki dewasa yang membuatnya buta hingga menyerahkan keperawanannya secara percuma. Dan bagaimana frustasinya Yerin saat ada wanita dewasa bersama anaknya yang berumur tiga tahun. Lee Naeun datang memaki Yerin, mengaku bahwa ia adalah istri sah Lee Taemin. Bahkan perut wanita itu tampak membuncit. Demi Tuhan, wanita itu sedang hamil dan Yerin tidak bisa berhenti untuk memaki dirinya sendiri. Cinta membuat Yuju muak.

Obssesion [SowonxYuju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang