Chapter 11

596 54 7
                                    

"Katakan sesuatu, Sowon." Yura mendesah kecewa melihat sikap Sowon yang berubah.

Yura tersenyum lemah.

"Apa tidak ada lagi sedikit rasa untukku?"

"Jika kau menyuruhku datang untuk hal tidak penting seperti ini, lebih baik aku pergi."

"Tidak!"

Yura bergerak cepat menghentikan Sowon yang hendak bangun dari kursinya, tangan Yura mencengkram tangan Sowon sementara Sowon langsung menghentakkan tangannya dengan kasar. Yura meringis ngeri.

"Sebentar lagi, aku mohon." Pintanya dengan wajah memelas.

Sowon bungkam di tempat, ia ingin cepat pulang dan memastikan bahwa Yuju menghabiskan makanannya. Dia benar-benar khawatir dengan kondisi pacarnya, tapi Sowon harus cepat-cepat menyelesaikan urusannya dengan Yura. Pria itu kemudian kembali duduk tanpa bicara, ia kembali memikirkan Yuju. Rasa bersalah karena bertemu dengan Yura membuatnya tidak tenang, tapi jika Sowon mengatakan akan bertemu Yura semuanya akan semakin berantakan. Sowon tidak tahu darimana Yura mendapat nomornya hingga berani mengajak bertemu. Itu sebabnya ia menyanggupi untuk bertemu, untuk menyelesaikan masalah demi hubungannya dan Yuju.

"Aku ingin menjelaskan alasan kepergianku. Kau hanya perlu diam dan dengarkan."

Yura bersikeras memaksa Sowon untuk tinggal. Sekeras apapun Sowon saat ini, Yura punya insting lain yang mengatakan bahwa Sowon juga ingin mendengar penjelasan darinya.

Tak ada tanggapan apapun setelahnya, Sowon duduk dalam diam walau pria itu enggan menatapnya. Sementara Yura hanya bisa menarik nafas berat akan sikap Sowon yang terlewat datar, kaku.

"Hari itu aku di DO karena menunggak uang semester, aku tidak tahu harus bagaimana sementara kau terlalu sibuk mengurusi Ibumu yang keras kepala. Ibumu sengaja memonopoli dirimu agar tidak bertemu denganku. Aku semakin frustasi Sowon, impianku sebagai desainer muda lenyap hanya karena uang." Yura meremas ujung dressnya untuk menutupi emosinya, ia menatap serius Sowon walau pria itu masih tetap mengacuhkannya.

"Kemudian saat aku sedang mengantarkan minuman pada lelaki itu, kau tahu siapa yang aku maksud dan jelas kau tahu pekerjaanku sebagai pelayan bar." Jelas Yura frustasi, ia benar- benar tidak nyaman dengan pembicaraan ini. Tapi semua ini karena Yura tidak mau ada yang di tutup-tutupi lagi.

Sowon melirik Yura dengan senyum sinis saat penjelasan wanita itu mengandung pertanyaan untuknya.

"Park Jungsik." jawab Sowon penuh penekanan.

Yura melemaskan bahunya.

"Jungsik. Aku tahu dia salah satu dosen paling tampan di kampus kita, tapi aku sama sekali tidak tahu bahwa kalian terlibat perselisihan. Jungsik datang padaku, dengan iming-iming uang yang banyak dia bilang ingin meniduriku. Aku menolaknya Sowon, demi Tuhan aku langsung menamparnya dan meninggalkannya. Tapi besoknya dia datang lagi merayuku dengan kata-kata kotornya. Dia bilang aku seksi dengan bokong yang indah, dia melecehkanku malam itu. Dia meremas bokongku dan hampir memperkosaku. Malam itu, aku kembali selamat darinya."

Sowon mengeraskan rahangnya sambil memejamkan mata, hal itu lantas tidak luput dari perhatian Yura. Wanita itu mencoba
menyentuh tangan Sowon yang terkepal di atas meja, namun Sowon justru menghentak tangan Yura kasar.

Obssesion [SowonxYuju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang