Najwa Dan Hildan

13K 617 42
                                    

  Pernikahan Hildan dan Najwa sudah menjalani 10 bulan, Najwa masih tak percaya buku yang diketiknya pas masih pengantin baru kini akan dibukukan lagi.

  Seperti biasa pagi itu Najwa sedang mengadakan seminar buku yang kini launching hari pertama terbit berjudul "Siap Insya Allah with you until jannah" buku yang berkisah dirinya dengan Hildan.

  Para hadirin telah dihadiri mulai dari yang tua hingga yang muda,semuanya umum dan secara gratis.Kini Najwa masih berkaca-kaca mengingat dirinya dulu sempat mengalami jatuh bangun hingga akhirnya berhasil dan sukses sampai sekarang.

"Sekarang kita langsung aja tanya-tanya sama penulisnya,kisah ini sebenarnya tentang apa sih?"ucap host yang memakai jilbab syar'i bernama Tiffany.

"Bismillah,ini adalah kisah tentang kesetiaan seorang ibu persit menunggu suaminya,walaupun jarak dan waktu terpisah percayalah itu bukan suatu penghalang hubungan tetapi itu adalah cara Allah agar kita senantiasa bersabar dalam hal kesetiaan menunggu,"ucap Najwa memakai mic-nya.

"Wah berarti ini kisah sendiri atau bagaimana? Kan Najwa ini sekarang jadi persit tuh?"

"Iya, Ukh. Ini adalah kisah ana sendiri,"

"Wah berarti Najwa sudah jadi ibu persit dong yah? Jadi gimana suka dukanya? "

"Alhamdulilah banyak sukanya daripada dukanya ukh, dukanya hanya saat suami pergi tugas dan jarang ngasi kabar karena jaringan jelek, ana sedih, untuk lebih lengkapnya sudah dijelaskan dinovel ini."

"Wah Alhamdulilah semoga selalu menjadi keluarga yang sakinah."

"Aamiin."

*******

  Sementara para tentara sedang lomba untuk adu kegesitan dan ketangkasan, mereka kini berlomba bongkar pasang senjata stayer dan kini pesertanya tinggal Hildan dan Randa.

"Gak asik kayak gini,gini aja gimana kalau tutup mata?"tantang Randa.

"Oke, siapa takut,"ucap Hildan.

  Kini mata mereka ditutup menggunakan kain dan mulai beraksi, yang lainnya hanya bisa menonton aksi kegesitan mereka dalam membongkar pasang senjata.

  Hildan sangat gesit dalam hal membongkar senjata akan tetapi Randa juga tak kalah gesit dan ternyata skor mereka seri.

"Wah seri brur," ucap Randa.

"Iya, hebat kamu brur," ucap Hildan.

"Kamu juga brur,buktinya udah nikah"

"Yaelah, makanya brur jangan lupa doa terus Insya Allah nanti ada jodohnya,"

"Aamiin," ucap Hildan.

*****
  Sore harinya Najwa sedang bersih-bersih tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara Hildan yang penuh khawatir.

Tok..tok..tok..

"Assalamu'alaikum, buka dek,"ucap Hildan kalimat penuh cemas.

"Wa'alaykumussalam mas,sebentar yah,"ucap Najwa bergegas keluar karena ikut khawatir.

"Kenapa, Mas?"ucap Najwa cemas.

"Lapor, ada berita penting,"ucap Hildan,

"Apa mas?"

"Aku mencintaimu."

"itu penting?"ucap Najwa dengan ekspresi kesal.

"Sangat penting,"ucap Hildan.

Najwa langsung mencubit hidung mancung Hildan karena gemas.Bagi Najwa Hildan adalah orang yang selalu menyebalkan sekaligus menyenangkan,Mungkin banyak orang yang berpikir mereka inI pasangan yang sempurna,ada juga yang berpendapat kalau Najwa hanya menyukai pekerjaan suaminya,selain mendapat laki-laki dengan badan yang bagus,ia juga punya kedudukan martabat yang bagus belum lagi dapat restu orang tua yang bagus.

Menurut Najwa itu salah,mungkin tidak sepenuhnya salah,tapi bagi Najwa kalau misalnya ia mencari pasangan karena jadi tentara mungkin ia bisa saja mencintai Bagas,atau mencintai Randa atau tentara-tentara lain,tapi nyatanya yang ia butuhkan bukan itu,bukan karena pekerjaannya,

  Kalau dibilang dapat restu orang tua yang bagus itu benar, tetapi dengan syarat, bayangkan Hildan yang berjuang menghapalkan surah Ar-Rahman,ayah Najwa sama sekali tidak memikirkan pekerjaan Hildan itu apa,namun ayah Najwa lebih memikirkan bagaimana akhlak dan agamanya, karena menikah bukanlah perihal yang main-main.

Terus mengenai badan laki-laki yang bisa dibilang goals,itu tidak salah,itu bonus dari Allah memberikan pasangan kepada Najwa dengan wajah dan badan yang enak dipandang,namun bukankah itu hanya cover? Bagaimana kalau suatu hari nanti Hildan menua dan badannya sudah tak bagus lagi? Apa cinta jadi surut seiring berubahnya fisik? Nyatanya Najwa tidak ingin hal itu terjadi,ingat kita ingin mencari pasangan yang bisa diajak bersama-sama menuju jannah-Nya bukan mencari pasangan agar bisa diajak foto model.

Selain alasan agama dan akhlak,menurut Najwa Hildan adalah laki-laki yang sabar, saat Najwa panik yang menenangkan hanya Hildan,dia tak suka menambah kecemasan Najwa,bagi Najwa banyak alasan untuk mencintainya,bohong kalau ada yang bilang mencintai seseorang gak ada alasannya.

Sebenarnya bukan tidak ada alasan,terkadang seseorang susah untuk mendeskripsikan alasan-alasan untuk mencintainya,karena terlalu bahagia,itu tak salah juga,karena kita tak pernah berhak menghakimi pendapat orang lain,walaupun pendapat mereka ada yang salah kita hanya perlu menegur bukan menghujat,karena pada dasarnya manusia itu memilki dua sisi yaitu jahat dan baik,kembali lagi kekita,kita mau mengambil sisi yang mana,keputusan kembali lagi ditangan manusia itu sendiri.

"Sakit,"ucap Hildan pura-pura kesakitan.

"Siapa suruh bikin ana khawatir,"ucap Najwa cemberut.

"Marah yah?"

"Iya,"

"oh,"ucap Hildan pura-pura cuek.

"kok oh doang?"ucap Najwa heran dengan suaminya.

"Gapapa,yaudah keluarin dulu amarahmu,mas pergi dulu yah main dirumah temen,"ucap Hildan pura-pura marah.

Hildan pun pergi keluar namun Najwa membiarkan suaminya itu pergi,ia tau suaminya itu bakalan balik lagi dan ternyata itu benar,ia tak mau tertipu lagi.

"Kok kembali?"ucap Najwa pura-pura heran.

"Ada yang ketinggalan?"

"ketinggalan apa?"

"Rasa rinduku masih tertinggal disini."

Najwa tertawa kecil mendengarnya.

"Ana juga rinduuu,"ucap Najwa.

"jangan pergiii,mas sekarang ana tahan,mas dikurung dirumah,"ucap Najwa manja dengan suaminya.

"Jangan egois dong,teman-temanku juga rindu aku,"ucap Hildan.

"Biarin egois,ih rinduan ana tau."ucap Najwa.

"Rinduan teman aku dek,"

"Ih rinduan ana,"

"Rindu kok gak dipeluk?"

"Mauuu," ucap Najwa sambil memeluk suaminya.

Hildan menerima pelukan Najwa dengan hangat. Hildan sangat bahagia dengan Najwa baginya Najwa sudah membuat hidupnya lebih terarah untuk membangun pahala menuju surga dirumahnya.

*bersambung

****

Insya Allah siap! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang