Hanya diminta kuat

1.1K 75 0
                                    

Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah. Utamakan Al-Qur'an dalam segala hal.

    "Jarak dan waktu tidak kejam, hanya saja diminta untuk tetap kuat."

                    - Hildan -

   Keesokan harinya Hildan sudah mempersiapkan segala perlengkapannya untuk pergi. Ia tengah mengemas pakaiannya. Najwa yang baru selesai bersih-bersih langsung ke kamar membantu Hildan.

"Biar ana bantu ya, Mas,"balas Najwa.

   Najwa membantu Hildan memasukkan barang-barangnya. Merapikan segala yang dibutuhkan Hildan, bahkan Najwa memberikan Hildan album foto saat mereka menikah.

"Mas, pegang terus foto ini,"ujar Najwa.

"Supaya apa?"

"Supaya kangennya teratasi."

"Tapi foto doang gak cukup, fotonya cuman bisa diam."

"Setidaknya menimalisir,"balas Najwa.

"Ohiya, Mas. Temenin ana ngecek kandungan. Mau ngecek perkembangan anak ana."

"Yaah,tapi kan.."ujar Hildan melemah.

    Najwa mulai memasang wajah kesal karena dari raut wajah Hildan sepertinya ia tidak bisa menemani Najwa untuk kesana. Najwa mulai terdiam dan memilih untuk pergi.

"Yasudah ana pergi sendiri saja,"ujar Najwa kesal.

   Namun Hildan menghentikan langkah Najwa. Hildan segera menggenggam tangan Najwa agar tidak berlalu.

"Mau kok mau, jangan ngambek gitu dong, Dek."

   Hildan memang selalu paham membuat Najwa luluh. Najwa kembali tersenyum mendengar jawaban dari Hildan.

   Nanti malam Hildan akan pergi, momen ini tidak akan Najwa sia-siakan. Ia menggenggam erat tangan suaminya.

    Beberapa menit kemudian Najwa dan Hildan sudah di rumah sakit. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan. Najwa disuruh masuk dalam tirai untuk di periksa sedangkan Hildan menunggu di luar tirai.

   Setelah selesai diperiksa, kini ia bisa melihat kondisi bayinya yang belum terbentuk matanya. Masih berupa bulatan dan anehnya ada dua disana.

"Bisa dilihat disini, selamat anak kalian adalah kembar, untuk jenis kelamin belum bisa ditentukan karena ini masih belum terlihat, tapi
Karena kondisi janin Najwa lemah maka diharapkan untuk selalu konsultasi ke dokter dan selalu hati-hati supaya nantinya lahir dengan keadaan normal."

  Ucapan dokter tersebut sungguh membuat Najwa kembali teringat bahwa ia nyaris tidak bisa hamil. Hildan tau Najwa khawatir, Hildan segera menggenggam tangan Najwa.

   Hildan berbisik lembut kepada Najwa.

"Percaya ada Allah, semuanya akan baik-baik saja."

"Syukron, Mas,"balas Najwa yang juga berbisik.

"Kalau begitu terima kasih banyak, Dok."

"Iya, sama-sama."
  
  Setelah keluar Najwa benar-benar khawatir namun juga ada rasa senang karena anaknya adalah kembar. Sungguh, nikmat mana lagi yang kau dustakan. Ayat Allah itu seakan menggambarkan raut wajah bahagia Hildan juga Najwa karena ternyata akan memiliki bayi kembar.

"Mas, ana senang deh anak kita nanti kembar,"balas Najwa.

"Iya, Dek. Mas juga senang. Gimana kalau kita udah ngasi nama?"tanya Hildan.

"Mm siapa ya namanya?"tanya Najwa.

"Arisa Azalia Hildan dan Alisa Azalia Hildan untuk perempuan."

Insya Allah siap! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang