Rencana

5.7K 409 3
                                    

Saat sore harinya Hildan sudah pulang dan langsung masuk kerumah,Najwa menyambut Hildan dengan hangat.

     "Tumben mas pulang cepet," ucap Najwa.

     "Iya nih, tapi nanti malam aku pergi lagi,"

     "Yah, pergi mulu,"

    "Kenapa? Rindu yah?"

   "Gak juga sih, cuman yah aneh aja, berasa jomblo gituu,"

    "Udah ngaku aja kenapa?"

    "Beneran gak rindu," ucap Najwa.

    "Boong,kalau boong kucium nih, " ucap Hildan sambil mencubit pipi Najwa.

   "Boong aja deh biar dicium terus hehe," ucap Najwa yang ngomongnya sambil mencubit pipi Hildan juga.

   "Nakal yah sekarang 😂,"

   "Afwan mas,ampun, ia ana ngaku ana rinduuu banget," ucap Najwa sambil mendongak keatas karena Hildan sangat tinggi.

    Namun tiba-tiba Najwa teringat sesuatu.

    "Mas, udah jam berapa? Udah salat belum? salat gih,"

      Hildan pun masuk kekamar untuk salat namun tidak bersama Najwa karena sedang halangan, selesai Hildan salat Hildan membaca surah untuk menghapal surah minimal 5 ayat perhari.

       Najwa pun bersandar dibahu Hildan lalu mendengarkan tiap bacaan Hildan.

      Najwa terkadang senyum-senyum sendiri melihat Hildan yang masih saja aneh pikirnya, sepertinya baru saja kemarin dia memakai baju SMA bersama dan kini tinggal bersama.

  
     Beberapa menit kemudian Najwa dan Hildan makan bersama dimeja makan.

   “Mas pimpin doa makan,”

  “Siap dek,”ucap Hildan sambil melantunkan doa sebelum makan.

      Hildan pun menengok kearah kanan dan kiri mencari keberadaan Fauziah.

    “Oh iya, Fauziah kapan pulang?”ucap Hildan sambil mengambil lauk telur.

   “Fafa baru aja pulang sebelum asar,”ucap Najwa sambil mengambil lauk hati ayam.

   “Oalah,padahal mau bilang kalau buatan Fafa dan adek enak,”

   “Syukron mas,nanti ana sampaiin ke Fafa,”

   “Iya dek,”ucap Hildan.

   "Mas, Randa itu udah punya calon?" Ucap Najwa.

   "Belum, kenapa dek?"

   "Ada yang mau sama Randa, tapi belum cukup umur,"

  "Fauziah?"

  "Iya, tapi jangan kasi tau Randa, nanti Fauziah malu lagi,"

  "Iya-iya, tapikan Fauziah itu masih SMA,"

  "Gak papa kali mas, lulus langsung nikah kan bisa 😂,"

  "Gak boleh, dia harus fokus dulu sama sekolahnya, lagian Randa itu lagi suka sama cewek,"

  "Siapa?"

  "Ya adalah, paling kamu juga gak kenal dek,"

  "Yah siapa tau kenal, jangan salah, ana punya banyak teman yah,"

  "Siapa?"

  "Mas Farid,"

  "Aku juga punya teman, namanya Maya," ucap Hildan cemberut.

"Teman doang kan? Awas kalau lebih," ucap Najwa mengancungkan garpu diwajah Hildan namun jaraknya agak jauh sambil cemberut.

"Iya-iya teman doang 😂😂,"
   
  Selesai Hildan dan Najwa makan,Najwa langsung memijat suaminya yang kecapean.Mereka sama-sama saling terdiam,tidak biasanya Hildan terdiam seperti ini Najwa mungkin merasa hal ini wajar karena Hildan kecapean.Najwa pun memecah keheningan.

   “Mas,”

  “Iya dek?”

  “Banyak banget yang nungguin kita cepat-cepat punya momongan,”

“Jadi?”ucap Hildan pura-pura gak peka.

“Ih mas nih gak peka,ana mau cepat-cepat hamil,ana gak sabar kita punya bayi,”

“Iya,mas senang kalau liat kamu senang "

“Kalau mas pengen jenis kelaminnya apa?”

“Cowok,”

“Biar apa?”

“Biar jadi penulis kayak adek,”

“Kok penulis?”

“Iya,gak salahkan?”

“Gak salah sih,terus kalau anaknya cewek jadi apa?”

“Jadi tentara. ”

Najwa hanya terkekeh mendengarnya,

“Anti maenstream,”ucap Hildan.

“Terserah anak-anak kita,”

“Iya dek,apapun cita-cita mereka asal ibunya adek,pasti mas senang,”

“Hehe iya mas,”ucap Najwa tertawa canggung dengan suaminya.

   Sementara Najwa pipinya kini memerah saat didekat suaminya,Najwa selalu berkata pada batinnya.

   Entah memakai trik apa, dia selalu tau cara membuatku jatuh cinta berkali-kali
      ~Najwa Nurina Jannah~

    
*bersambung

Insya Allah siap! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang