Perasaan Bersalah

1.5K 77 0
                                    

   Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah. Utamakan Al-Qur'an dalam segala hal.

**

   Segera Fauziah hilangkan curiga di hatinya. Tidak baik jika berprasangka apalagi terhadap ibunya sendiri.

Beberapa menit kemudian mereka bertiga pun keluar di mall, seperti biasa Devandra di depan menyetir, lalu Najwa dan Fauziah duduk dibelakang.

Sedari tadi Fauziah hanya curhat kepada Najwa tentang Randa. Fafa benar jatuh cinta dengan segala hal tetang Randa.

"Fafa suka banget sama kak Randa, "ucap Fafa.

"Tapi jangan berlebihan. Berharap tetap sama Allah. "

"Tante Najwa dulu gimana sih? Jadi penasaran dulu ketemunya gimana? "

"Tante sama mas Hildan itu dulunya teman kecil sering bertengkar malah, kalau ingat yang dulu-dulu tuh lucu. "

"Gak nyangka aku, Tan. Ternyata kisah kalian malah seperti itu, Fafa berharap Fafa berjodoh sama kak Randa. "

"Aamiin, "balas Najwa.

"Apaan sih?  Belajar dulu sana baru cinta-cintaan,"balas Devandra.

"Kenapa sih, Kak?  Syirik aja sama Fafa, "balas Fauziah memasang wajah kesal pada kakaknya.

   Beberapa menit kemudian Najwa sudah sampai di rumahnya. Hildan tak juga kunjung pulang. Najwa jadi khawatir dengan Hildan.

"Om Hildan belum pulang yah, Tan? "tanya Fauziah.

"Na'am. Tapi gak papa, kalian berdua pulang duluan. Fii amanillah. Salam buat orang tua kalian berdua. "

"Iya, Tante, tante juga hati-hati yah, "ucap Devandra.

"Dadah tante,  Assalamu'alaikum. "

"Wa'alaikumussalam. "

   Najwa sudah biasa ada di posisi seperti ini. Posisi saat Humaira harus seorang diri di dalam rumah. Namun, Najwa kali ini tidak lagi resah karena ada bayi di dalam perutnya.

   Najwa meneteskan air mata. Tidak biasanya Najwa selemah ini. Biasanya ia tetap kuat, namun kali ini rasa rindunya tak terelakkan. Najwa benar-benar merasa kesepian.

     Najwa pergi membasuh wajahnya lalu berwudhu kemudian salat. Langkah kakinya semakin berat karena perut Najwa juga semakin hari semakin membesar.

       Ia pelan-pelan dalam salatnya. Ia mendoakan suaminya agar baik-baik saja. Najwa sudah berusaha menunggu suaminya pulang tetapi tetap saja suaminya tak kunjung datang. Chat dari Najwa juga belum dibalasnya.

"Mass. Nanti ambil kuncinya di dekat rak sepatu. Aku taruh disitu. "

    Masih centang satu, Najwa pun matanya sudah benar-benar lelah. Padahal ia ingin memberikan hadiah spesial dan disambut dengan bahagia oleh Hildan. Namun, Hildan tak juga pulang.

    Najwa pun menaruh hadiah untuk Hildan di atas meja lalu ditulisnya di kertas : For my husband beloved

     Najwa sudah berusaha menunggu suaminya namun rasa kantuknya jauh lebih besar. Najwa kini tertidur di sofa.

***

     Beberapa jam kemudian Hildan kini datang, ia membuka chat dari Najwa. Seperti biasa Hildan selalu merasa bersalah pada Najwa karena belum bisa meluangkan waktunya cukup banyak untum Najwa.

       Chat Hildan selalu bejibun. Diantara semua chat hanya Najwa yang Hildan buka terlebih dahulu. Najwa memang menjadi prioritas Hildan.

     Hildan pun mengambil kuncinya di rak sepatu. Letak yang ditaruh Najwa cukup aman karena benar-benar sulit ditemukan. Hildan sampai kelelahan karena tempatnya terselubung.

Insya Allah siap! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang