Menerima

1.5K 63 2
                                    

Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah. Utamakan membaca Al-Qur'an dalam segala hal.

****

   Aku berharap semua musibah ini
Adalah hal yang membuatku kuat
Jujur aku sedih jika harus terjadi
Apa-apa dengan bayi kembar
Aku belum siap
Aku tidak rela jika harus kehilangan
Bayi hamba ya Allah
Namun, hamba ikhlas atas segala takdir-Mu ya Allah
Semuanya kupasrahkan pada-Mu

****

   Tubuh Najwa kini melemah. Hildan menggenggam tangan Najwa agar Najwa senantiasa kuat. Tetapi Najwa tetap saja tidak bisa tenang sebelum mengetahui kondisi bayinya.

   Semuanya sudah pulang dikarenakan ada kesibukannya masing-masing sementara Najwa dan Hildan belum juga pulang.

"Mas, ana khawatir, Mas,"ucap Najwa.

"Sekarang kita makan dulu yah, adek sampai lupa makan gara-gara kepikiran Aris dan Arisa."

"Gak bisa, Mas. Ana gak lapar."

"Mas takut adek sakit, ayo kita makan."

  Najwa pun mengangguk, mereka berdua makan pecel. Najwa sama sekali tidak lahap makan. Lantas Hildan menyuapi Najwa.

"Makan, Dek."

"Gak bisa, Mas. Ana khawatir banget. Ana gak tenang. Pikiran ana kemana-mana."

"Buka mulutnya."

   Mau tidak mau Najwa membuka mulutnya. Najwa masih kepikiran. Firasatnya tidak enak. Ada rasa khawatir dalam hati Najwa.

"Ini pasti salah ana. Kan memang kondisi pas hamil memang lemah, Mas. Semuanya gara-gara ana."

"Sudah, jangan salahkan dirimu terus, Dek."

"Na'am, Mas."

"Sebenarnya mas juga khawatir tapi mas berusaha tenang. Maaf yah, baru bisa menemanimu."

"Gak papa, Mas."

   Selesai mereka makan tiba-tiba ada yang mengajak Najwa berfoto. Najwa hanya mengangguk pura-pura tersenyum. Orang tersebut senang bukan main bisa berfoto dengan Najwa.

   Seketika sedihnya hilang sedikit. Hildan senang melihat Najwa bisa tersenyum di depan fansnya. Walaupun sebenarnya sedang terpuruk.

"Makasih yah, Kak. Aku ngefans banget sama Kaka."

"Iya, sama-sama,"balas Najwa sembari melemparkan senyuman manisnya.

   Selesai makan Najwa dan Hildan kembali menunggu di luar ruangan Aris dan Arisa di rawat. Najwa tidak sabar menanti.

   Beberapa menit kemudian Dokternya kembali memberitahu kondisi kedua bayinya.

"Jadi gimana, Dok?"tanya Najwa.

"Ada dua kabar, kabar baik dan buruk. Kabar baiknya anak anda yang bernama Arisa selamat."

"Allhamdulillah, Arisa selamat terus Aris bagaimana?"

"Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi Aris sudah meninggal dunia. Dikarenakan terjadinya asfiksia. Hal ini ditandai dengan kulit bayi yang membiru, sesak napas detak jantung menurun, dan lemah otot."

"Gak mungkin,"ucap Najwa yang masih tidak percaya dengan kalimat dokter tersebut.

   Tentu saja kalimat tersebut membuat Najwa dan Hildan terpukul. Anak yang baru saja lahir harus meninggal dunia dengan cepat.

Insya Allah siap! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang