Paper hearts 02

87 4 0
                                    

Pagi itu terasa sangat tidak nyaman,aku bingung harus berbuat apa, karena dua minggu lagi aku sudah harus mendaftar kuliah,dimana aku akan menjadi seorang mahasiswa. Namun aku bingung,sampai berpikir apa ibu lupa,untuk membicarakannya denganku..
aku pun mengeluarkan ide di kepala,mungkin sebaiknya aku membuatkan ibu segelas teh dan duduk bersantai dengannya terlebih dahulu siapa tau aku bisa menyinggung soal kuliah ku.

Saat aku menuju kedapur,kulihat ibu pelan-pelan mengangkat tubuhnya dari tempat tidur,dan duduk sambil memegangi kepala.

"Uuh.. Kimmi.. sekarang sudah jam berapa?" Tanya ibu dari dalam kamarnya.

"Jam 7 pagi bu,apakah ibu mau kubuatkan teh?" Teriak ku dari dapur.

"Iya boleh sayang" jawab ibu sambil berjalan menuju keluar.

Aku mengambil air dari keran dan meletakan diatas kompor yang sudah kunyalakan.

Beberapa menit kemudian air pun mendidih,aku mematikan api kompor dan mengangkat rebusan air tersebut meletakkannya dimeja dapur,ku ambil dua gelas didalam rak,gula juga bubuk teh.
Saat aku akan menyeduh teh tersebut terdengar suara telepon rumah berbunyi.

"Kriiing... kriiingg.." aku langsung berlari menuju telepon tersebut,namun aku melihat ibu lebih dulu mengangkat telponnya.

"Hallo selamat pagi" ucap ibu kepada panggilan tersebut.

Aku tidak dapat mendengar percakapan ibu dengan penelpon aku hanya melihat dari sudut pintu dapur dimana aku berdiri.
Tak lama kemudian,ibu pun menutup telponnya,ia menoleh kearah dimana aku berdiri,ia menatap ku dengan wajah tercengang.
Aku langsung berlari kecil menujunya.

"Apa yang terjadi bu?" tanya ku panik.

"Sekarang kita harus segera bergegas menuju kerumah Shane" jawab ibu dengan wajah panik.

--------------

Shane adalah sahabat ku sejak kecil,kami bersahabat karena dulu ibu,ayah dan ibunya Shane juga bersahabat. Shane adalah seorang laki-laki yang baik,teman sekaligus penyemangat ku. Kami sudah lama tidak bertemu,hampir 5 tahun kebelakang kami tak saling berhubungan lagi. Dulu tempat tinggal kami saling berdekatan,tapi sekarang Shane sudah pindah dan aku tidak tau dimana ia berada. Ia yang memutuskan kontak kami,ia menghilang begitu saja entah itu sengaja atau tidak,aku tak tau pasti. Shane adalah anak tunggal,ia tinggal hanya bersama ibunya,aku mendengar bahwa ayah Shane pergi meninggalkannya sejak ia masih dalam kandungan. Tentu Shane tak tau bagaimana wajah asli ayah kandungnya. Tapi Shane adalah orang yang sangat bersemangat tidak pernah putus asa,oleh sebab itu aku menjadikan Shane sebagai penyemangat ku yang kedua setelah ibu.
Saat aku mendengar ibu mengatakan sekarang juga harus pergi kerumah Shane aku sangat merasa senang,namun senang itu langsung tertutupi oleh rasa panik dan penasaran. Sebab,wajah ibu seperti menunjukan bahwa yang akan terjadi nanti bukanlah hal yang menyenangkan.

---------

"Dimana rumah Shane bu? Apa ibu tau? Dan kenapa kita harus kesana secara mendadak seperti ini bu?" tanya ku dengan perasaan yang sangat penasaran.

"Sudah,sebaiknya kamu segera bersiap-siap?" Jawab ibu dengan terburu-buru pergi mengambil selendang,dan tas dikamarnya.

Kulihat cuaca diluar sedang tidak baik untuk kesehatan,mendung dan gerimis. Aku langsung lari kecil kekamar untuk mengambil sweater,dan memakai sepatu.

"Ayo Kimmi" ajak ibu sambil menarik tangan ku.

Kami terburu-buru jalan menuju keluar kampung untuk mencari angkutan umum dan berhenti dipinggir jalan.

"Ibu,apa yang terjadi?" Tanya ku penasaran.

Ibu tidak menjawab,ia hanya menunjukan wajahnya yang penuh rasa kepanikan,lalu ia melambaikan tangannya kearah angkutan yang datang menuju kami,saat angkutan itu berhenti ia langsung menarik tangan ku masuk kedalam angkut tersebut.

PAPER HEARTS : Part.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang