Paper hearts 15

25 3 0
                                    

KIMMI
.
.
.
.
.
.

"Arrrrrghhhhhh...." aku melempar bingkai foto yang berisikan foto ku dengan Shane.

Aku merasa emosi setelah melihat kejadian itu. Hati ku sangat pedih ingin sekali rasanya teriak sekencang-kencangnya.

"Ibuuuu....." aku menangis sambil memanggil nama ibu.

Saat itu aku sungguh membutuhkan perhatian dari seseorang,terutama ibu.

Aku menangis sepanjang malam,teringat betapa pedihnya kehidupan ku dari kecil,hingga saat ini masih belum ada perubahan yang lebih baik.

Aku menggambil beberapa lembar kertas didalam laci,dan meletakkannya diatas meja belajar ku.

Malam itu ku habiskan dengan menulis semua keluh kesah ku diatas lembaran kertas tersebut.

Sampai larut malam dan berubah menjadi pagi,aku terus menulis dengan tetesan-tetesan air mata diatas kertas itu,sampai rasanya mata ini sudah tak mampu untuk terbuka,aku pun memejamkannya dan meletakan kepalaku diatas meja yang berlapiskan kertas dengan menyalakan satu lagu favorit ku dari "tori kelly-paper hearts" disitu terdapat beberapa makna persis seperti yang ku alami. Dengan sangat menikmati kalimatnya aku terus memejamkan mata hingga terlelap.

-------------

09.55

Aku terbangun dengan keadaan masih duduk dimeja belajar,kepala ku terasa sangat sakit,sambil memeganginya aku melihat jam dihandphone ku yang batrai nya mulai melemah.

"Astagaa... aku melewatkan jam kuliah ku" ucap ku terkejut.

"Aaaaaarghhh.... lagi-lagi aku mengacaukan diri ku sendiri" lanjut ku kesal sendirian.

Aku bangkit untuk mengambil kabel carger,dan langsung mencolokkan nya kehandphone ku.

Saat akan berjalan menuju kekamar mandi handphone ku malah berdering. Aku langsung kembali mendekatinya untuk melihat panggilan itu dari siapa.

"Nomor pribadi"

Tidak ada tertuliskan nama penelpon disana,tapi aku tetap akan mencoba mengangkatnya.

"Hallo" ucap ku pelan,sambil berdiri dengan handphone yang masih tercarger.

"Kim,bisa kah kau datang lebih cepat kecafe? Ada yang ingin ku bicarakan"

Aku terkejut mendengan suara tersebut,yang ternyata suara Luca.

Dengan perasaan tak enak aku langsung menjawab.

"Oke,aku akan segera kesana" singkat dan langsung ku matikan telponnya.

Aku kembali duduk dikursi belajar ku "apa lagi sih yang ingin dibicarakan dengan wanita manja itu" ucap ku sendirian dengan nada sewot.

Namun aku tetap harus kembali bangkit dan bergegas untuk mandi. Kalau aku tidak datang menemuinya ia akan mengira aku pengecut.

----------

Setelah sarapan ataupun bisa disebut menjelang makan siang,aku langsung keluar rumah dengan berpakaian rapih.

PAPER HEARTS : Part.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang