.
.
.
.
.Happy reading 💜
hari pertama bekerja semuanya berjalan dengan lancar, tidak terlambat dan tidak menimbulkan masalah, dan yang terpenting jieun bisa bertemu jinri setiap harinya, jieun merasa sangat bahagia, setidaknya dengan dia bekerja sedikit tidaknya bisa membuat jieun melupakan persoalan jungkook dan juga yeri yang akhir-akhir ini begitu mengusik perasaannya.
orang-orang menyambut jieun dengan sangat ramah dan bersahabat hingga membuatnya nyaman untuk bekerja disini, jinri mengajak jieun berkeliling kantor dan menceritakan semua padanya tentang seluk beluk perusahaan agar jieun tidak kesulitan nantinya.
"ah iya, aku lupa memberitahumu"
jieun mengernyit,
"coba tebak siapa pemilik dari perusahaan ini " ujar jinri
"yakk!! aku bahkan baru masuk bekerja hari ini, bagaimana aku bisa tau siapa pemilik dari perusahaan ini"
"jadi kau tidak mencari tahu sama sekali?"
jieun menggeleng
"kau sangat mengenalnya ji, begitu aku merekomendasikanmu padanya, tanpa berpikir panjang dia langsung menerimanya"
"siapa" tanya jieun
"kau akan mengetahuinya karna biasanya dijam segini dia..........ah itu dia disana" ujar jinri antusias dan menunjuk kearah mobil mewah yang baru saja berhenti tepat di depan pintu lobby dan orang-orang langsung menyambutnya dengan hormat.
deg!
"jimin~~~" lirih jieun, rasa sakit yang dirasakannya kembali menyerang jieun, ia gemetaran ketika memandang pria yang telah dicampakkannya setahun yang lalu kembali muncul dihadapannya dengan penampilan dan kasta yang berbeda tentunya
"hahaha jieun kau pasti sangat terkejut bukan......" ujar jinri seraya menoleh kearah jieun " jieun kau kenapa? kau tidak apa-apa?"
jieun seakan kehilangan kesadarannya, air mata kembali mengalir dipipinya kala melihat pria yang amat sangat dia cintai dulu berada tepat didepan matanya, jinri dibuat bertanya-tanya dengan reaksi temannya ini, ia pikir mungkin jieun akan senang mengetahui bahwa pemilik dari perusahaan dimana tempat mereka bekerja adalah park jimin teman sekaligus mantan kekasih jieun. jinri berpikir semuanya baik-baik saja namun ia salah melihat reaksi jieun sepertinya tak ada yang baik-baik saja. jieun berhutang penjelasan padanya