(19)

20.3K 2.5K 134
                                    

"Ya, Sekar bertemu dengannya". Sekar bahkan sering bertemu dengannya. Mau tak mau semua harus terungkap. Karena hakikatnya manusia itu dibuat berpasang-pasangan. Seperti ada ibu pasti ada ayah, karena Sekar bukan si suci Maryam. Punya anak tapi masih perawan, Sekar hanya punya status perawan di KTP.

"Apa dia tahu soal Reyhan??".

"Tidak, dia tidak tahu bu. Bukankah itu lebih baik?". Sekar sudah membagi Reyhan dengan Yashinta dan Pandu, ia tak siap jika putranya harus ia bagi lagi dengan Rega. Melihat ekspresi Rega yang menangis, Sekar yakin kalau lelaki itu tahu kalau putranya masih hidup, Rega akan mengambilnya.

"Apa dia sudah berkeluarga?". Berkeluarga? Sudah walau tanpa anak dan menuju proses perceraian.

"Sudah bu,Sekar gak mau bahas bapaknya Reyhan. Dari awal kita gak punya hubungan apapun. Ibu tahu kan adanya Reyhan karena sebuah kejahatan? ''. Rossi lupa bahwa Sekar disini korban pemerkosaan, sudah untung ketika dia bertemu dengan ayah Reyhan Sekar tak mengamuk. Seiring bertambahnya umur seseorang, maka pikirannya akan semakin terbuka serta dewasa.

"Kamu memaafkan orang itu?". Sekar termenung sejenak, memaafkan? Sekar sendiri sampai lupa sudah lama sekali ia tak mengingat kejadian buruk itu semenjak berdekatan dengan Rega. Entah mungkin, Sekar sudah memaafkan.

"Sudah, lagipula hidup harus terus berjalan. Tuhan pasti sudah punya cara untuk membalas perbuatan orang itu". Senyum Rossi mengembang, Sekar semakin hari semakin berubah. Perempuan yang biasanya kaku kini lebih banyak tersenyum. Apa karena kehadiran Dhamar? Bukankah kalau perempuan jatuh cinta hatinya akan lebih berbunga-bunga namun kembali lagi hanya Sekar yang tahu isi hatinya sekarang.

🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇

Rega sudah keluar dari rumah sakit walau perban kecil masih menghiasi wajahnya yang tampan. Ia tak peduli dengan pandangan orang yang bertanya-tanya ada apa dengan kepalanya? Yang ia tahu, Rega harus segera ke kantor Damian untuk mengambil surat cerai yang ia sudah perjuangkan beberapa bulan ini.

"Mana surat cerai gue??". Damian yang baru mengetik terdiam sambil Memandang sahabatnya remeh.

"Datang, datang loe langsung nylonong aja. Salam dulu kek". Rega yang tadi berdiri sekarang sudah duduk santai di sofa empuk milik Damian.

"Lah gue buru-buru kesini buat ngambil surat cerai, akhirnya gue bebas". Rega tersenyum senang. ''Gue juga gak mau lama- lama disini tahu kok pasti loe gak bakal suguhin gue minum ''. Tawa Damian langsung meledak. Di tempat ini mana ada minuman kebetulan OB nya juga gak masuk.

"Gue heran padahal kemarin Calista marah-marah waktu tahu loe bangun rumah baru eh... tiba- tiba pas sidang terakhir dia diem aja. Loe kasih Apaan ga?loe sogok duit segepok?". Rega mulai mengerutkan dahi dan buru-buru beranjak dari Sofa.

"Masak? Gue gak kasih apa-apa padahal terakhir kita ketemu aja berantem". Mereka sempat adu mulut didepan Sekar malahan. apa yang merubah pikiran Calista?

"Eh kepala loe kenapa? Kok di plester gini ga?". Tanya Damian yang penasaran melihat Kepala Rega yang di plester dengan kain kasa.

"Biasa jagoan, kecelakaan dikit".

"Tapi otak loe gak geser kan?". Rega refleks melotot marah. "Hehehe..... kan bisa aja loe jadi waras setelah kepala loe luka".

"Enak banget loe ngomong!! ''. Untuk meredam kekesalan sahabatnya, Damian menyerahkan selembar Kertas kepada Rega.

"Ini surat yang loe minta". Karena terlalu senang Rega sampai memeluk Damian erat seperti hendak meremukkan tulang-tulangnya .

"Lepas ga, sakit". Malah dengan kurang ajar Rega mencium pipi sahabatnya itu berkali-kali . Tentu saja Damian jijik mendapatkan perlakuan seperti ini .

Rahasia Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang