(22)

27.4K 3.2K 251
                                    


Begitu Sekar menerima kabar kalau putranya mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Ia langsung meninggalkan kebun binatang dan meminta Dhamar untuk menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi ke rumah sakit.

Hatinya remuk redam, jantungnya terasa terampas dari tempatnya, berdebar dengan sangat kencang. Kekhawatiran sangat pekat, bagaimana keadaan Reyhan sekarang?? Ia berdoa dalam hati, kalau Reyhan selamat ia akan melakukan apapun untuk kesembuhan putranya termasuk jika harus mengorbankan nyawanya. Ada sedikit penyesalan ketika mengingat Sekar membohongi Rega kalau anak mereka sudah meninggal. Jangan sampai bulannya jadi nyata. Ia tak pernah siap kehilangan Reyhan untuk selamanya.

Begitu sampai di pelataran rumah sakit, Sekar yang sudah tak sabar langsung membuka pintu mobil dan berlari mencari ruang IGD tak peduli jika masih ada Dhamar dan dua gadis kecil yang sedari tadi kebingungan.

Sesampainya disana Reyhan sudah tidak ada, ia sudah dipindahkan ke ruang penanganan. Sekar berlari lagi tapi naas, ia jatuh karena tersandung kakinya sendiri.

Brukk

"Aduh". Sekar hanya bisa menunduk, menangis sesenggukan. Ia merasa jadi ibu yang tak berguna, kamu bodoh Sekar... bodoh...
Dengan tertatih ia bangkit tapi kedua lengannya nampak ditahan oleh seseorang terasa di remas pelan baru kemudian seperti di tarik, dibantu untuk berdiri.

Sekar mendongak, menengok siapa dewa penolongnya. "Mas Dhamar".

"Kita cari ruangan Reyhan sama- sama". Dengan sabar Dhamar menghapus airmata Sekar dengan kedua ibu jarinya lalu merengkuhnya untuk berjalan bersama. Padahal dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa Sekar begitu khawatir? Reyhan memang adik sepupu Sekar namun apakah reaksi Sekar itu wajar. Ia lebih seperti seorang ibu yang mendadak bingung kehilangan anak.

Seperti menemukan oase di padang pasir, Sekar melihat Pandu mondar-mandir di sebuah lorong berlantaikan marmer. Dengan tidak sabaran Ia berlari menghampiri suami Yashinta itu. Meninggalkan Dhamar dan juga dua anak kecil yang sedari tadi mengikutinya.

"Gimana keadaan Reyhan om? Gimana?? Berapa banyak darah yang Reyhan butuh?Ambil semua darahku kalau perlu ambil om, ambil semua buat Reyhan. Yang penting dia harus selamat, anakku harus selamat!!". Teriak Sekar histeris.
Ibu mana yang sanggup melihat putranya terbaring sakit, meregang nyawa di antara hidup dan mati. Hati Sekar hancur ketika mendengar putranya harus di larikan ke rumah sakit dan mengalami pendarahan pada kepalanya. Ia hanya punya Reyhan, ia bertahan hanya untuk Reyhan, Sekar mampu melewati segala ceritanya karena ada harapan jika suatu hari nanti putranya dapat ia peluk kembali.

"Tenang Sekar, dokter sedang menangani Reyhan. Dia sudah dapat donor darah. Kebetulan Ada temen kantor om yang darahnya sama dengan Reyhan dan dia mau menyumbangkannya". Mata Sekar terpejam sejenak. Ada sedikit kelegaan di sudut hatinya mendengar putranya telah mendapat donor darah tapi itu semua tak membuat kegundahan hatinya terobati. Tetap saja ia khawatir atas keselamatan Reyhan.

"Tenang? Gimana aku bisa tenang om, putraku didalam sana lagi sekarat, berjuang buat hidup. Om bisa tenang karena dia bukan anak kandung om. Aku yang mengandung dia, aku yang melahirkannya. Aku titip Reyhan ke keluarga om buat dijaga. Kenapa om lalai? Kenapa? Oh, aku tahu karena dia bukan darah daging om , jadi om Pandu nggak perhatian sama dia lagi.
Om jahat... jahat... kalau ada apa apa sama anakku, aku gak bakal maafin om". Bukannya Pandu marah, ia malah membiarkan Sekar menangis dalam pelukannya. Ini baru Sekar yang tahu kalau sampai Yashinta tahu keadaan Reyhan yang kritis mungkin amarah Istrinya itu akan melebihi Sekar. Pandu paham kesedihan hati ponakan angkatnya ini. Ibu mana yang tak akan marah melihat anaknya celaka. Pandu akui, ia memang lalai menjaga Reyhan.

Dhamar yang mendengar teriakan Sekar terkejut. Tak di sangka Reyhan adalah anak Sekar. Pantas saja waktu pertama ia bertemu Reyhan, wajah mereka sekilas terlihat mirip. Apa Sekar dulu juga pernah menikah? Tapi mengingat Reyhan berusia sekitar 10 tahun berarti Sekar hamil ketika mau lulus. Apa orang yang masih sekolah boleh menikah? Memikirkan spekulasi-spekulasi itu, Dhamar pusing sendiri.

Rahasia Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang